Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[BulanKolaborasiRTC] Kekasih Rahasia

17 April 2016   17:59 Diperbarui: 17 April 2016   18:09 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sungai"][/caption]#BulanKolaborasiRTC

No.13
Ki Suki - Roesda Leikawa

Aliran sungai kecil di sudut dusun Widang mengeluarkan riak-riak air yang gemerlap. Siang ini tidak terlalu panas, meski matahari masih bersinar seperti biasanya. Sedari pagi Andi duduk memandangi riak-riak air. Dia juga melihat anak-anak yang tadi bermain-main di tepi sungai sudah pulang. Namun sepertinya dia tidak ingin beranjak dari tempat duduknya, sebuah batu menonjol yang ada di tepian sungai.

Andi membayangkan kejadian tiga bulan yang lalu. Saat itu dia harus pulang ke dusun ini, karena ada panggilan dari orang tuanya. Ternyata itu semua ada hubungannya dengan Wani. Gadis yang telah mencuri hatinya. 

"Andi, ayahku menerima lamaran Kamal dan memaksaku untuk menikah dengan anak Pak Carik itu." Kata Wani saat Andi dan orang tuanya menerima kedatangan gadis itu.

Bagai disambar petir di hari cerah, Andi terdiam dan tak bisa bersuara.

"Andi, aku tidak ingin menikah dengan orang lain. Aku ingin bersamamu selamanya."

Andi bingung. Ia memandang ayah dan ibunya. Mereka mengangguk pertanda bahwa mereka akan setuju apapun keputusan Andi. Namun itu berat! 

Terlintas di pikiran Andi untuk membawa kabur gadis ini. Membawanya jauh dari dusun ini, ke Jakarta dimana dia sedang mengadu nasib. Namun  itu sangat berat karena Andi belum bisa memastikan bagaimana dia bisa menghidupi Wani, sedangkan hidupnya sendiri masih luntang-lantung. Pekerjaannya belum mampu menghasilkan apa-apa.

Andi tidak ingin membuat hidup gadis yang dicintainya itu terlantar. Dia tidak ingin Wani harus berjibaku dengan kehidupan yang keras dan kasar. Dia juga tidak ingin memberatkan orang tuanya yang selama ini juga hidup pas-pasan.

"Andi, Wani menunggu jawabanmu Nak." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun