Membuat video 3D Â saat ini masih membutuhkan biaya yang sangat mahal. Â Tidak hanya itu, tidak banyak orang yang bisa membuat video 3D. Padahal, kalau dilihat dari sisi teknologi, video 3D bukanlah teknologi yang sulit untuk dibuat. Buktinya sudah banyak film dan tayangan 3D yang beredar.
Di sisi lain video 3D memberikan pengalaman yang berbeda saat menontonnya. salah satunya adalah obyek yang seolah-olah mendekat ke arah kita seperti bola yang dilempar. Kadang-kadang tubuh kita bereaksi dengan menghindar. Atau efek lain membuat lingkungan yang seolah-olah kita berada dalam lingkungan itu misalkan saat ada tali bergantungan atau daun yang jatuh. Bila video pembelajaran dibuat menjadi video 3D, anak didik akan merasakan pengalaman yang membuatnya ingat lebih lama tentang materi apa yang ada dalam video tersebut. Namun, kembali lagi membuat video 3D itu tidak murah dan mudah.
Permasalahan ini menjadi ide bagi tiga mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Ragil Iqbal Tawakkal, Akemad Ragel dan Nur Rohma Wulandari untuk membuat sebuah perangkat yang bisa menjadikan pembuatan video 3D menjadi lebih mudah dan murah. Mahasiswa dari Program Studi Teknologi Multimedia Broadcasting ini membuat sebuah holder untuk menyangga dua buah kamera aksi yang dilengkapi tombol yang bisa menekan dua kamera secara bersamaan saat merekam video. Peralatan ini juga dilengkapi oleh aplikasi yang bisa mengambil dua buah video dan menjadikannya  video 3D dengan cara yang mudah, hanya tinggal click proses render, langsung jadi.
Holder ini bisa digunakan untuk dua kamera aksi. Harga dua kamera aksi saat ini lebih terjangkau dibandingkan dengan kamera 3D. Setidaknya masyarakat khususnya generasi milenial saat ini sudah banyak yang menggunakan kamera aksi, sehingga pemakaian holder ini mampu menjangka lebih banyak orang untuk bisa membuat video 3D, Lebih-lebih lagi pross editingnya sudah bisa dilakukan dengan mudah menggunakan aplikasi yang dibendel bersama dengan holdernya.
Hasil video 3D bisa dinikmati menggunakan kacamata 3D merah-biru yang harga juga sangat terjangkau. Sehingga bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk membuat media pembelajaran bagi guru dan siswa secara lebih luas. "Kami ingin memberikan sumbangsih untuk dunia pendidikan dengan teknologi tepat guna yang bermanfaat meningkatkan kualitas media pembelajaran", demikian kata Ragil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H