Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menjemput Senja di Danau Tondano

20 April 2016   18:41 Diperbarui: 20 April 2016   21:09 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Senja di Danau Tondano"][/caption]Danau Tondano terletak di kota Tondano yang berada sebelah selatan kota Manado. Jaraknya sekitar 38km dari Manado. Danau ini berada di antara Pegunungan Lembean, Gunung Kaweng, Bukit Tampusu, dan Gunung Masarang. Danau ini merupakan danau terbesar di Sulawesi Utara.  Danau Tondano mempunyai luas 4.278ha. Di danau ini terdapat dua pulau kecil yaitu Likri dan Papalembet. Danau ini juga merupakan danau penghasil ikan tawar seperti  ikan mujair, payangka wiko (semacam udang kecil), nikesepat siang (arwana), tawes, bontayan, lobster hitam, gurame kupu-kupu dan karper. Sehingga kita bisa menjumpai banyak warung-warung yang menyajikan masakan ikan tawar.

Kami datang ke danau Tondano sekedar untuk menyaksikan keindahan alam danau yang terkenal di Sulawesi Utara ini. Kami sampai di danau Tondano menjelang senja. Menurut seorang teman dari Manado, senja merupakan waktu terbaik untuk melihat keindahan Danau Tondano ini. Kami berhenti di daerah Kakas yang berada di tepi Danau Tondano. 

[caption caption="Anak-anak mandi di Danau Tondano"]

[/caption]Saat kami berhenti, kami melihat anak-anak yang sedang mandi di Danau Tondano. Mereka begitu bergembira. Masa kecil yang luar biasa, yang mungkin sulit dijumpai di kota-kota. Mungkin ini yang membuat kami tertarik untuk berhenti. Kebetulan dari tempat ini kami bisa melihat matahari yang mulai turun di ufuk barat.

Sejenak kami menunggu matahari terus turun dan langit menjadi berwarna keemasan. Ternyata tidak jauh dari kami datang seorang nelayan dengan naik perahu tradisional. Tampaknya bapak ini sedang mencari ikan. Di kejauhan kami juga melihat beberapa perahu juga melakukan kegiatan yang sama, hanya perahu bapak ini yang kebetulan dekat dari tempat kami berada. Pemandangan senja dengan nelayan yang mencari ikan menyuguhkan suasana yang membuat kami betah berlama-lama di sini.

[caption caption="Nelayan mencari ikan di Danau Tondano"]

[/caption]Kebetulan tidak jauh dari tempat kami terdapat warung. Kami duduk di kursi warung yang terletak di tepi danau. Karena kami sudah makan sebelumnya, maka kami hanya pesan pisang goreng di warung ini. Pisang goreng Manado punya keunikan tersendiri, yaitu dimakan bersama sambal terasi yang rasanya khas. Pisangnya diiris tipis-tipis menyerupai kripik pisang, tetapi tidak keras. Kami makan pisang goreng sambil menyaksikan matahari semakin turun dan bapak nelayan yang masih asyik dengan jalanya.

[caption caption="Pisang goreng"]

[/caption]Senja di Danau Tondano memang menyajikan keindahan tersendiri. Tidak hanya keindahan alam, tetapi juga keunikan budaya daerah Tondano yang menjadi bagian dari Sulawesi Utara. 

 

Ditulis oleh: Ki Suki
Foto-foto adalah koleksi pribadi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun