Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[WPC 33] Cermin

23 Februari 2013   13:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:49 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_228802" align="aligncenter" width="600" caption="Sebuah cermin retak; bayangan masa lalu"][/caption]

Apa yang kita pikirkan dengan kata "cermin"? Rasanya kalau dijawab akan banyak sekali jawaban benarnya. Apalagi memang lebih mudah membenarkan daripada menyalahkan, karena membenarkan kan tidak perlu alasan. Apapun itu, cermin selalu menghasilkan ekspresi, imajinasi, emosi, dan pemahaman yang tergantung pada sisi mana cermin ini dilihat. [caption id="attachment_228803" align="aligncenter" width="480" caption="Ekspresi pada kaca; sebuah cermin diri"]

1361624679560764671
1361624679560764671
[/caption]

Cermin menghasilkan sebuah bayangan ilusi yang mirip dengan aslinya. Ini kunci pertamanya. Bayangan pada cermin ini merupakan sesuatu yang menarik untuk dinikmati. Tiap hari kita selalu di depan cermin untuk melihat kembali bayangan diri kita. Mungkin tidak hanya bayangan yang kita inginkan, tetapi lebih dalam dari bayangan tersebut; sebuah ekspresi dan imaginasi tentang siapa kita sehingga akan menumbuhkan emosi dan melahirkan pemahaman tentang diri kita.

[caption id="attachment_228804" align="aligncenter" width="400" caption="Ketinggian di dalam air"]

13616247871035563162
13616247871035563162
[/caption] Cermin tidak selalu berbentuk fisik sebuah cermin. Karena cermin adalah semua yang mampu menghasilkan bayangan. Bisa berupa kaca, bahan yang mengkilap bahkan air. Cermin menggunakan kaca dan air yang diam bisa menghasilkan bayangan utuh atau disebut dengan pantulan sempurna. Ini menghasilkan bayangan kembar. [caption id="attachment_228805" align="aligncenter" width="600" caption="Matang dan membayang"]
13616248331653817212
13616248331653817212
[/caption]

[caption id="attachment_228806" align="aligncenter" width="600" caption="Tertambat namun tak diam"]

13616248791023404713
13616248791023404713
[/caption] Cermin bisa dihasilkan dari alas-alas atau latar belakang yang memantulkan bayangan yang menarik. Meski tidak sempurna namun tetap saja bisa dinikmati seperti pada bayangan buah di meja yang permukaannya halus. hal ini sama dengan bayangan benda di air yang bergerak. Hanya saja mungkin yang berbeda adalah arah dari garis-garis pemecah bayangan. Ada yang vertikal dan ada yang horisontal. [caption id="attachment_228807" align="aligncenter" width="600" caption="Mendung menuju horison"]
1361624932920096616
1361624932920096616
[/caption] Cermin melahirkan ide untuk menghasilkan bayangan baik sempurna atau tidak, maupun simetri atau tidak. Bayangan simetri menghasilkan gambaran kembar. Bayangan simetri dengan garis horison pada air dengan obyek-obyek pantai dan langit bisa memperkuat kesan suasana. Pemilihan warna dan obyek sebagai sebuah suasana tertentu menjadi semakin kuat dengan menggunakan cermin semacam ini. [caption id="attachment_228808" align="aligncenter" width="600" caption="Purnama dalam ilusi; Montase"]
13616250301744468772
13616250301744468772
[/caption]

Yah! Benar kata Ebiet G Ade; "Bercermin dan tetaplah bercermin". Itu agar kita mampu menghasilkan pemahaman tentang diri kita dan lingkungan di sekitar kita.

---------------- Ditulis oleh: Ki Suki Foto-foto adalah koleksi pribadi WPC 33 (Conceptual Photography)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun