[caption id="attachment_272425" align="aligncenter" width="536" caption="Doa Sebelum Pertunjukan"][/caption] Siapa yang tidak kenal dengan Tari Kecak dari Bali. Ya! Tari ini memang salah satu tari yang terkenal dari Pulau Dewata. Tari ini terkenal dengan gerakan-gerakan yang cepat dan kompak dengan jumlah penari yang tergolong banyak. Tidak hanya itu, tari Kecak juga sangat kental dengan unsur kerohaniannya. Menyaksikan secara langsung Tari Kecak di Denpasar merupakan hal yang membanggakan. Sebelum tarian ini dimainkan, seorang kerohanian Bali memulainya dengan melakukan doa. Karena doa tidak diperdengarkan secara keras, maka aku tidak  bisa menjelaskan apa artinya. Hanya saja kesan yang muncul di benakku adalah nuansa yang kental akan penyerahan diri pada Yang Maha Kuasa dilakukan agar  mendapatkan kelancaran dan keselamatan dalam hidup manusia. Tari Kecak merupakan tarian massal dengan jumlah penari yang banyak. Gerakan mereka kompak, cepat dan bertenaga. Di balik pergerakan mereka terdapat unsur kekuatan dan kepasrahan yang terpadu begitu apik. [caption id="attachment_272427" align="aligncenter" width="600" caption="Rama dan Shinta masuk dalam pusaran cerita"]
[/caption]
Setelah suguhan tarian pembuka, keluarkan inti cerita yang sebenarnya. Begitu mendengar nama Rama, Laksmana dan Shinta, pikiranku langsung melayang ke salah satu cerita wayang: Ramayana. Yup! Ternyata dugaanku tidak meleset. Diawali dari datangnya Rama, Laksmana dan Shinta. Mereka masuk ke dalam lingkaran Tari Kecak. Boleh jadi ini menunjukkan mereka masuk ke dalam lingkaran kehidupan yang diceritakan dalam kisah Ramayana. Sebuah simbol pembuka yang menarik untuk diikuti. Mataku jadi semakin bundar untuk terus awas menyaksikan setiap gerak yang memberikan simbol-simbol kehidupan yang disajikan dalam kisah Ramayana. [caption id="attachment_272564" align="aligncenter" width="600" caption="Rahwana menembus lingkaran pelindung Shinta"]
[/caption]
Cerita berikutnya adalah permintaan Shinta pada Rama untuk menangkap Kijang Mas yang dilihatnya melintas. Tentu Rama mengejar kijang mas dan menitipkan Shinta kepada Laksmana. Karena lama, maka Laksmana melindungi Shinta dengan lingkaran Kecak agar terhindar dari bahaya apapun. Sayang karena kelemahan hati Shinta maka lingkaran pelindung itu bisa ditembus oleh Rahwana. Sehingga akhirnya Shinta dibawa lari oleh Rahwana. Sayang tidak diceritakan tentang Jatayu di sini. Disinilah menariknya tari Kecak, yang tidak hanya bermakna tari namun juga bisa sebagai property dalam cerita. [caption id="attachment_272565" align="aligncenter" width="600" caption="Hanoman mencoba membujuk Shinta untuk ikut dengannya melarikan diri dan kembali ke Rama."]
[/caption] Setelah itu, episode dilanjutkan dengan munculnya tokoh Hanoman, si kera putih. Hanoman adalah utusan Rama untuk membawa Shinta kembali ke Rama. Hanoman dengan kesaktiannya mampu memporak-porandakan kerajaan Alengka. Hanoman mencoba membujuk Shinta untuk melarikan diri dengannya dan kembali ke Rama. Sayang Shinta menolak dan berkata bahwa dia ingin dijemput oleh Rama dan bukan yang lain. Dalam adegan ini penari Kecak hanya menjadi pengiring. [caption id="attachment_272566" align="aligncenter" width="600" caption="Perang antara Rama dan Rahwana"]
[/caption] Penolakan Shinta membuat Rama harus menyerang Alengka. Terjadilah perang besar antara Rama dan Rahwana. Rama yang dibantu oleh Hanoman dan Laksmana mampu mengalahkan Rahwana dan pasukannya. Sehingga akhirnya Rama bertemu kembali dengan Shinta. Dalam adegan ini penari Kecak mampu memberikan suasana kolosal pada peperangan. [caption id="attachment_272568" align="aligncenter" width="600" caption="Para tokoh Ramayana dan para penari berkumpul dan mengucapkan salam kepada penonton setelah usai pertunjukan"]
[/caption]
Pertunjukanpun berakhir. Para penari berfoto bersama dengan para penonton. Ada satu kesan yang cukup terasa dalam tari ini. Tari Kecak ternyata tidak hanya sekedar tari, tetapi susunan dan geraknya mampu menjadi komponen penting yang tidak bisa dipisahkan dari kisah drama Ramayana. Sekali lagi aku hanya bisa berdecak kagum. ----------------------------- Ditulis oleh: Ki Suki Foto-foto adalah koleksi pribadi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Humaniora Selengkapnya