Setiap malam aku melewati empang di bawah apartemen, karena itu jalan satu-satunya aku bisa pulang ke tempat kos. Jalannya sudah dipaving, namun sudah tidak rata lagi. Kalau malam di sana, suasananya gelap. Tidak ada lampu. Apalagi aku biasa pulang lewat jam 10 malam, jadi lampu apartemen juga sudah padam.
Malam itu malam purnama. Bulan begitu bundar. Bayangannya di air empang seolah-olah membuat bulan kembar. Seperti biasa aku melintas dengan sepeda motorku. Aku melihat sebuah sepeda motor parkir di sana. Sesaat aku menoleh. Ada seorang gadis mengarahkan kamera ke apartemen. Melihat ada kamera, refleks saja aku berhenti. Kebetulan kameraku juga tidak bisa lepas dariku. Sepintas aku memandang ke arah apartemen dan empang di bawahnya. Oh! Sinar rembulan membuat gambaran indah. Tak mungkin ada momen bagus begini aku lewatkan begitu saja. Terlebih ada temannya. "Mbak, malam ini indah sekali ya." Sapaku mencoba untuk tidak terlalu menganggunya. Maklum dia sepertinya serius banget dengan kameranya. "Iya mas. Rugi kalau momen begini dilewatkan begitu saja." Jawab gadis itu. Lalu dia melanjutkan, "Mas, tolong foto aku dengan latar belakang bulan, empang dan apartemen itu. Bolehkan?" Tanpa babibu, dia langsung menyodorkan kameranya padaku. Kebetulan kamera itu masih masuk dalam aliranku, jadi aku tidak kesulitan memakainya. Aku mencoba membuat foto terbaik yang aku bisa. Wow! Hasilnya menakjubkan. Lebih-lebih lagi si mbak ini termasuk cantik. "Mbak, boleh aku motret mbak dengan kameraku?" "Boleh mas." Langsung saja aku arahkan kameraku. Aku lihat hasilnya, mantap juga. Wajah cantik si mbak dengan sinar bulan sebagai backlightnya ditambah suasana malam itu yang benar-benar indah. Tidak lama aku memotret di sana, karena memang sudah larut malam. Si mbak juga bergegas membereskan peralatannya untuk pulang. "Terima kasih sudah menemaniku mas." AKu mengangguk. Aku justru yang berterima kasih sudah mendapatkan momen bagus dengan teman dan model yang tidak terduga. Bagaimanapun juga bertemu teman sehobi memang menyenangkan. Sesampai di rumah, entah mengapa aku ingin segera memindahkan memory ke komputerku dan melihat hasil pemotretan tadi. Segera aku membasuh muka dan membuka komputer. Kusalin file-file photo ke harddisk. Aku tidak sabar melihat photo spesial si mbak. Saat aku melihatnya.... aku hanya melihat bayangan hitam dengan mata merah. Lalu aku tidak ingat apa-apa lagi. Yang aku tahu saat tersadar, aku melihat koran di depanku. Beritanya "Fotografer wanita terjatuh dari apartemen". Wajahnya sama dengan si mbak yang kutemui di empang di bawah apartemen. ----- Ditulis oleh Ki Suki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H