Wangi apakah berhembus di kelambu? Semerbakkenangan yang telah purba. Malam pertama, melati bersemi malu-malu, kupeluk dengan haru: isteriku, biar kubuka dadamu, aku rindu tulang rusukku.
Kita bangun istana dengan sejuta canda dan cumbu yang tak kenal lelah. Taman-taman tercipta di bawah pipimu yang merah. Keringat menderas bergelak bagai sungai-sungai lembah, lengan-lengan kita seperti jembatan yang merenda waktu menjadi rangkaian madah. Nafas kita memenuhi kamar lalu mengembun di kaca jendela. Tiba-tiba menjadi gerimis melukis bianglala.
Kita melewatinya, menciptakan panorama. Tak pernah ada negeri lebih mengesan untuk dikenang, selain yang kita lewati bersama. Selain yang kita bangun bersama: apa pun namanya, ia adalah nirwana. Tempat paling sakinah di alam semesta, apa pun namanya, bersyukur kita penghuninya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI