Pendidikan formal jarak jauh telah dipelajari oleh banyak peneliti dari berbagai sudut pandang, terutama dari sudut pandang pedagogis. Meskipun banyak keutamaan dan manfaat dari pendidikan model modern seperti ini, di dalam perjalanannya pendidikan jarak jauh masih memiliki banyak masalah. Para pendidik dan pengelola berusaha untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran dan fasilitas kelas online untuk meningkatakn kualitas pendidikan jarak jauh.
Kurangnya interaksi tatap muka dapat memberikan kecemasan bagi para peserta didik tak terkecuali mahasiswa. Perbedaan disiplin dan pengalaman fitur yang digunakan dalam pembelajaran online adalah salah satu hambatan dalam menciptakan pembelajaran yang kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Beberapa faktor yang memengaruhi pengalaman belajar yang efektif dan kolaboratif antara lain keterampilan interaktif, kepercayaan diri yang tinggi, dan keberanian mengambil risiko-risiko tak terduga. Ketiga hal itu dikatakan cukup penting dalam mengukur keberhasilan pendidikan modern.
Dalam sebuah studi, seorang mahasiswa terdaftar untuk orientasi program sarjana (S1) yang sepenuhnya online, mahasiswa diharuskan membuat profil individu dan esai visual di dalam kelas virtual untuk membagikan profil diri dengan orang lain di kelas. Melengkapi profil dan esai ini memungkinkan mereka untuk saling terbuka satu sama lain dan saling mengenal sehingga meningkatkan motivasi intrinsik mereka. Dengan latar belakang yang sama bahwa ada orang lain yang menemani dan senasib dalam mengikuti pembelajaran online sehingga terciptalah suasana belajar kelas virtual yang kondusif. Esai visual dan membagi data profil diri di dalam kelas virtual dapat memicu titik diskusi awal diantara mahasiwa dan membantu mahasiswa untuk mengetahui adanya mahasiswa lain dengan minat dan tujuan belajar yang sama. Tugas awal ini membantu mahasiswa untuk mempraktikkan keterampilan teknis mereka di lingkungan belajar dan membantu mereka merasa nyaman dalam menjalani pembelajaran dengan platform online. Yang paling penting adalah, mahasiswa memiliki kesempatan untuk secara pribadi terhubung dan berinteraksi kepada dosen, sehingga dapat terbentuk kepercayaan untuk pembelajaran online yang berkualitas.
Pembelajaran jarak jauh tidak bisa mengesampingkan keterlibatan kolaboratif, semua pihak bertanggungjawab menciptakan iklim belajar dimana mahasiswa dapat berkomunikasi secara teratur, menghindari konflik akibat kesalahan komunikasi, dan membangun kepercayaan satu sama lain. Baiknya, mahasiswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam evaluasi akhir kelas untuk mengekspresikan pengalaman maupun yang berhubungan dengan subtsansi materi, misalnya dapat dilakukan dengan cara melempar pertanyaan. Cara ini dapat membuka ruang diskusi untuk memperoleh metode pembelajaran yang telah disepakati bersama.
Dalam kerberlangsungan kelas online, para dosen atau pengajar perlu memahami bagaimana mahasiswa menghadapi situasi kelas online, karean fakta yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa banyak dosen yang masih sulit untuk mempertahankan suasana belajar yang kohesif di kelas online dibandingkan dengan kelas tatap muka. Pengajar harus mampu menunjukkan bahwa belajat dnegan platform online tidak kalah menantang untuk menciptakan atmosfer pembelajaran kolaboratif yang baik dan bermakna. Â Â
Kesimpulan dari tulisan ini menunjukkan bahwa pembelajaran jarak jauh bukanlah halangan untuk menuntut ilmu, dengan segala macam kekurangan yang ada merupakan proses untuk dapat saling memahami, sehingga mahasiswa maupun dosen dapat beradaptasi dengan baik. Apabila seluruh pihak dapat menggunakan peluang belajar jarak jauh sebaik mungkin, maka pengalaman kuliah kita akan lebih baik karena pada zaman modern ini kita dituntut membiasakan diri dengan metode yang serba digital.  (Anggy Saputro, Mahasiswa Ilmu Politik UIN Jakarta)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H