Mohon tunggu...
Anggun Tifani
Anggun Tifani Mohon Tunggu... -

RooFlo

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ceritanya Dejan

3 Oktober 2017   14:41 Diperbarui: 3 Oktober 2017   14:46 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dejan adalah seorang mantan siswa di salah satu sekolah yang 'biasa-biasa' saja di daerah bilangan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah. Dulu Dejan dan teman-teman seringkali berkeinginan untuk segera lulus sekolah agar bisa bekerja. Tapi nyatanya entah ada angin darimana Dejan malah mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Kuliah.

Terlahir dari keluarga perantau membuat Dejan terpacu untuk kuliah di luar Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.  Tanah Jawa. Dirinya sangat ingin pergi ke Jawa. Menatap hingar bingar modernitas Jawa lewat layar kaca dan  berbagai macam media informasi membuat Dejan terpukau. Terlebih dirinya selalu takjub melihat betapa cekatannya orang-orang Jawa  yang merantau ke Pangkalanbun ketika sedang bekerja. Sudah bukan lagi hal, banyak orang yang menganggap bahwa orang-orang Jawa adalah orang rajin.

Disinilah Dejan bukan memilih Jakarta, Yogyakarta atau Surabaya. Dejan lebih memilih ada di lingkup bentuk masyarakat transisi. Tekadnya jatuh di Kota Tangerang. Kota yang mengakui dirinya sebagai Kota Akhlaqul Karimah.  Dasar pilihan Dejan mendaratkan Tangerang sebagai tempatnya kuliah karena ia telah gagal di berbagai seleksi beasiswa masuk perguruan tinggi negeri dan swasta. Dejan akhirnya memutuskan untuk kuliah sambil bekerja. Syukurnya nasib baik menggerayangi Dejan. Dirinya bisa sekaligus mendapat pundi-pundi rupiah dan bulir-bulir ilmu di kota ini.

Memilih Kota Tangerang sebagai tempatnya menimba ilmu, membuatnya memiliki beberapa penilaian tersendiri. Pastinya, Dejan memberikan perbedaan antara Pangkalanbun dan Tangerang.  Pangkalanbun begitu hening, langit dan awannya 'kawin' menjadi pasangan yang sangat 'goals couple' dan yang paling berbeda juga adalah tentunya tidak ada kebun sawit di Tangerang.

Di Pangkalanbun  belum ada mall dan semegah mall di Tangerang, jadilah Dejan menyukai hal ini sebab Dejan bisa menemukan apapun di mall. Termasuk kegemarannya dalam menonton film, yang dahulu hanya ia bisa nikmati dengan menonton film secara download ilegal. Disini hampir semua mall menyediakan bioskop.

Ya bukan hanya Tangerang yang memiliki mall, jika memang dikerucutkan apa khas dari Tangerang yang tidak bisa ditemui di daerah lain hal itu agak sulit Dejan temukan jawabannya. Teman-temannya yang asli 'anak Tangerang' saja bingung jika menjelaskan apa yang istimewa dari Tangerang.

Laksa? Toge Oncom? Kecap SH? Ya semua daerah juga memiliki khas kuliner tersendiri. Soal tempat wisata pasti juga tiap daerah memiliki khas wisata masing-masing. Keberadaan Etnis Cina Benteng? Ya ini cukup menarik, Dejan bisa melihat orang-orang yang terlihat seperti etnis cina tapi dengan warna kulit sawo matang.

Atau anggapan kota yang memiliki banyak ruang terbuka hijau. Bagi Dejan hal ini memang sedang 'tren' dilakukan oleh banyak daerah. Apalagi presiden kita kali ini sedang gencar-gencarnya membangun infrastruktur.

Lalu apa yang patut disenangi dari kota tempat Dejan menimba ilmu saat ini?

Dejan mengakui di Kota ini tidak terlalu banyak konflik yang berarti. Dapatlah dikatakan bahwa Kota Tangerang tidak rawan konflik. Disini juga tempat yang toleransinya cukup kuat. Terkhusus pertalian antara etnis cina benteng dan warga asli tangerang. Patutlah kota ini dianugrahi kota layak huni.

Kota ini bisa dikatakan ramah perantau. Terbukti dari banyaknya kontrakan atau indekos yang menjamur di tiap-tiap daerah di Tangerang. Warga asli Tangerang dan warga pendatang mampu saling menghormati satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun