Mohon tunggu...
Anggun Tifani
Anggun Tifani Mohon Tunggu... -

RooFlo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peristiwa 411 dalam Bingkai Berita

15 November 2016   23:01 Diperbarui: 21 Desember 2016   18:49 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peristiwa 411 dalam Bingkai Berita

Bahkan sampai saat ini

Gelut tanya masih terhias di orang negeri ini

Peristiwa 411 beberapa waktu lalu, masih mengisahkan banyak tanya pada setiap insan Indonesia terkhusus umat Islam yang saat itu mengikuti Aksi Damai 411. Tidak lain halnya dengan saya, menyaksikan langsung peristiwa itu adalah kenikmatan pengalaman yang indah tiada tara.

Saya bukan bagian yang ikut dalam aksi kontra terhadap Ahok atas dugaan tindakan penistaan agama yang ia lakukan. Saya pergi meliput kejadian tersebut untuk keperluan berbagi informasi teraktual seputar aksi ini kepada teman-teman mahasiswa di kampus saya. Pers mahasiswa.

Dikarenakan resah karena terpisah dengan rekan saya, saya pun banyak ketinggalan momen-momen yan banyak mengandung nilai berita. Seperti misalnya saat momen dimana Jusuf Kalla menemui para demonstran. Saya kehilangan momen untuk meliput momen penting itu.

Hari setelahnya saya banyak bercengkrama dengan beberapa teman saya. Sebab jurusan kuliah yang kami tekuni adalah Ilmu Komunikasi jalur diskusi kami adalah mendiskusikan media massa yang memberitakan aksi ini.

Simpul atas segala diskusi yang saya lakukan adalah kekecewaan. Saya kecewa dengan beberapa media massa yang mengambil framing media dengan begitu jeli mencari sisi buruk atas adanya aksi ini. Seperti meliput taman yang rusak, sampah yang berserakan dan yang paling parah adalah ketika meliput aksi penjarahan.

Baiklah meliput taman yang rusak memang mengandung nilai berita, menganai hal ini saya pun sempat memotret taman yang rusak. Tapi hal itu saya urung karena ada suatu kejadian dimana saat saya ingin memotret aksi itu di daerah depan Kantor Mahkamah Agung, saya sempat menginjak taman di sekitaran daerah itu. Aduhai indahnya, saya diperingati oleh beberapa peserta aksi untuk jangan menginjak taman. Saya cukup tersipu atas peringatan itu, tapi hal ini menohok saya, mereka memanglah menjunjung betul Aksi Damai 411 ini.

Lalu untuk hal meliput sampah yang berserakan, adalah lumrah dimana banyak manusia berkumpul sampah adalah hasil dari perkumpulan itu. Hal ini tidak saya potret dan saya angkat dalam pemberitaan untuk teman-teman mahasiswa di kampus saya, sebab ketika aksi hampir mulai mereda, tepat sesuai kesaksian saya, saya melihat banyak pula para peserta aksi yang membersihkan sampah-sampah yang berserakan. Mereka memang sengaja sudah menyiapkan alat-alat untuk membersihkan sampah yang timbul akibat aksi ini.

Untuk masalah penjarahan. Nah hal ini yang paling kurang masuk akal, aksi berlangsung di daerah sekitar Istana, yang ikut aksi pun rata-rata memakain busana muslim, baik itu pria maupun wanita. Tapi beberapa media entah kenpa seakan mengisinyalirkan penjarahan ini adalah atas adanya aksi ini. Korelasi aksi yang saya saksikan dengan aksi penjarahan ini adalah hal kurang masuk akal. 

Sejatinya aksi yang saya saksikan saat damai ini adalah pemandangan sholat jum’at, jemaah sholat wajib (untuk kaum muslim wanita) yang rela bersujud ditanah sekalipun, gema takbir yang selalu berkumandang, seruan-seruan untuk Nabi dan Illahi yang mengiringi setiap langkah untuk menuju ke Istana Merdeka, busana putih yang berkumpul di segala penjuru Jakarta, Maha Indah... pemandangan itu begitu terngiang lekat dalam ingatan. Merinding selalu adalah saat gema takbir selalu riuh dikumandangkan, adalah indah pula saat masih dalam barisan aksi mereka melaksanaakan sholat ashar berjamaah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun