Kekerasan seksual atau pelecehan seksual merupakan masalah serius yang dapat terjadi pada siapa saja, terlepas dari jenis kelamin, usia, atau latar belakang sosial. Korban kekerasan seksual acap kali mengalami trauma mendalam yang berdampak pada kesehatan mental. Salah satu dari banyaknya dampak yang ada, depresi menjadi dampak yang paling kerap terjadi. Pernyataan ini selaras dengan teori (Farley, 1978) bahwa pelecehan seksual merupakan rayuan seksual yang tidak dikehendaki penerimanya, yang muncul dalam beragam bentuk.
Dapat didefinisikan bahwa pelecehan seksual merupakan tindakan yang amat sangat traumatis dan dapat meninggalkan bekas luka emosional. Korban kerap kali merasa bersalah, malu, tidak berdaya, tidak berharga, hingga putus asa. Perasaan-perasaan negatif tersebut dapat menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan mental, termasuk depresi.
Melihat kondisi lapangan, beberapa korban yang tengah mengalami masalah depresi cenderung menarik diri dari lingkup pertemanan bahkan keluarga, korban pun juga kehilangan minat pada aktivitas yang dahulu amat sangat disukai. Bahayanya, bilamana korban nekat untuk melukai diri sendiri, entah dengan cara konsumsi alkohol, obat-obat terlarang, hingga bunuh diri.
Tak dipungkiri bahwa depresi akibat dari kekerasan seksual dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Korban kekerasan seksual akan mengalami sulitnya berkonsentrasi, atau sulit dalam membangun hubungan dengan orang lain. Apabila hal tersebut tidak ditindaklanjuti dengan baik, maka depresi dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan mental dan fisik korban.
Teruntuk teman-teman yang mungkin pernah mengalami pelecehan seksual, maka tak perlu takut akan distigmatisasi dan disalahkan atas apa yang telah terjadi pada dirimu. Perlu untuk diketahui bahwa kamu tidak sendirian. Banyak orang mengalami hal serupa dan ada banyak bantuan yang terbuka untukmu. Pelecehan seksual merupakan tindakan yang salah dan tidak ada alasan untuk menyalahkan diri sendiri.
Oleh sebab itu, untuk menindaklanjuti masalah tersebut, upaya serentak dari masyarakat, lembaga pemerintah, lembaga penegak hukum, dan organisasi non-pemerintah sangat diperlukan. Dengan kata lain, melalui ajaran tentang persetujuan, kesetaraan gender, dan hak-hak individu, serta memastikan penegakan hukum yang adil dan efektif terhadap mereka yang melakukan kekerasan maupun pelecehan seksual. Namun, kita juga harus menyadari bahwa setiap korban kekerasan seksual memiliki pengalaman yang berbeda-beda, dukungan yang ia butuhkan pun juga berbeda-beda. Semoga kita tetap dalam keadaan aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H