Mohon tunggu...
Anggun Shinta Wati
Anggun Shinta Wati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Menurut saya, hidup tanpa sebuah gagasan adalah ilusi. Maka, hiduplah dengan gagasanmu dan kau akan mati ketika berhenti berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pendidik dalam Mewujudkan Budaya Literasi

15 September 2024   22:40 Diperbarui: 16 September 2024   00:01 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Anggun Shinta Wati

Pendidikan berperan penting dalam pengembangan diri menjadi pribadi yang kuat, memiliki karakter yang tangguh, dan bermartabat. Berangkat dari pendidikan, maka seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, ketrampilan, mengembangkan potensi diri, dan dapat membentuk pribadi yang bertanggungjawab, cerdas, dan kreatif. Pendidikan tidak terlepas dari tiga hal, yaitu pendidik (guru dan orang tua), peserta didik, dan materi pembelajaran. Pendidik berperan penting sebagai fasilitator dan motivator yang terus mendorong semangat dan kreativitas peserta didik. Peserta didik sebagai komponen dalam dunia pendidikan berperan sebagai seseorang yang terus berupaya untuk aktif memperdalam keilmuan. Sementara materi pembelajaran sebagai sumber atau referensi yang dapat meningkatkan peran peserta didik sebagai penimba ilmu (Safitri dan Dafit, 2021).

Berkaitan dengan konsep pendidikan di era sekarang, diperlukan upaya yang harus dilakukan oleh pendidik untuk mengembangkan pendidikan pada arah kemajuan, salah satunya melalui peran aktif pendidik. Peran aktif pendidik dalam mewujudkan budaya baca tulis peserta didik dikenal dengan istilah literasi peserta didik yang bertujuan meningkatkan pembelajaran peserta didik.

Mendengar kata literasi, pasti yang terbesit dalam pikiran adalah kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan  dan kegiatan literasi penting bagi generasi muda di era yang serba canggih dan serba menggunakan teknologi, karena semakin berkembangnya zaman diperlukan proses berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Budaya literasi diharapkan mampu menjawab berbagai tantangan zaman. Budaya literasi dapat ditemukan dalam dunia pendidikan. Perkembangan pendidikan dipengaruhi dengan adanya kegiatan literasi. Dengan adanya budaya literasi, generasi muda dapat memperkaya wawasan pengetahuan yang diperlukan. Aktivitas tersebut merupakan salah satu aktivitas penting dalam kehidupan khususnya dunia pendidikan.

Kern (2000:3) menjelaskan, bahwa literasi sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis. Literasi merupakan peristiwa sosial yang melibatkan keterampilan-keterampilan tertentu yang diperlukan untuk menyampaikan dan mendapat informasi dalam bentuk tulisan (Romdhoni 2013:90). Melihat kondisi lapangan, budaya membaca dan menulis harus terus dikembangkan, karena melalui membaca, maka dapat mempertajam pengetahuan dan kemajuan pendidikan akan lebih pesat. Kemudian melalui kegiatan menulis, maka ide, gagasan, serta pengetahuan akan terus berkembang.

Dalam kehidupan masyarakat maupun pendidikan, terdapat beberapa hal yang menyebabkan rendahnya literasi. Pertama, yaitu belum kuatnya budaya literasi dalam ranah pendidikan. Kedua, lingkungan yang kurang mendukung peningkatan budaya literasi. Seseorang menjadi senang membaca ketika berada pada lingkungan yang senang membaca. Hal tersebut akan membentuk pribadi menjadi terbiasa dalam membaca. Ketiga, sulitnya akses terhadap buku. Mayoritas orang akan berpikir ulang untuk membeli sebuah buku, apalagi harga buku sekarang cenderung mahal, karena distribusi yang tidak terkontrol. Selain itu, juga faktor yang tumbuh dalam diri sendiri, yaitu rasa malas.

Melalui kegiatan literasi yang diwujudkan, maka pendidik dapat menjadikannya sebagai salah satu media untuk menumbuhkan karakter positif dari peserta didik. Budaya literasi tidak hanya dilakukan oleh peserta didik. Namun, para pendidik juga berkewajiban untuk mengikuti literasi di ranahnya masing-masing. Hal tersebut harus ditingkatkan, karena komponen terpenting dalam dunia belajar mengajar adalah seorang pendidik yang kedepannya akan ditiru oleh peserta didik. Menulis bagi pendidik sangat penting sebagai contoh mendidik dari sudut pandang literasi. Sebagai pendidik diharapkan mampu menginspirasi peserta didik untuk mewujudkan budaya membaca dan menulis, agar terwujudnya budaya literasi. Selain itu, pendidik diharapkan mampu menyalurkan akan pentingnya budaya literasi di era sekarang. Dengan demikian, mewujudkan budaya literasi bukan hal yang mustahil untuk dilakukan.

Peran pendidik dalam mewujudkan budaya literasi dapat melalui berbagai upaya. Sebagai pendidik dapat melakukan pembiasaan membaca sebelum memulai pembelajaran. Dengan menerapkan pembiasaan membaca, pasti menambah wawasan peserta didik, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Budaya membaca akan menimbulkan rasa keinginan peserta didik untuk mengetahui kata-kata asing yang mereka temukan, maka mereka akan mencari tahu lebih dalam, sehingga hal tersebut menjadi poin penting dari tujuan adanya literasi.

Berada dalam situasi yang serba canggih dan serba teknologi, maka tidak menutup kemungkinan untuk mewujudkan budaya literasi dalam kehidupan masyarakat khususnya dunia pendidikan. Melalui budaya literasi, pendidik juga berperan sebagai teladan, motivator, dan fasilitator. Sebagai teladan, pendidik mampu memberikan keteladanan kepada peserta didik berupa keteladanan menjadi guru yang menerapkan budaya literasi dengan baik, disiplin, dan menjadi inspirator secara langsung, maka pendidik dituntut untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan, menanamkan nilai-nilai karakter yang membangun kemajuan peserta didik. Sebagai motivator, pendidik mampu membangkitkan motivasi peserta didik dan mampu mendorong peserta didik ke arah pencapaian tujuan dengan menjunjung nilai-nilai spiritual. Selain itu, pendidik juga diharapkan mampu mengevaluasi dan mengawasi keberhasilan peserta didik.

Mewujudkan budaya literasi dalam kehidupan masyarakat khususnya pendidikan tidak hanya akan berefek pada kemampuan individu dalam baca tulis, dan pemanfaatan teknologi informasi. Namun, juga bermanfaat dalam kehidupan peserta didik, seperti menjadikan peserta didik menjadi berkarakter, bermental kuat, semangat, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,  dan suka terhadap tantangan yang bersifat positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun