Mohon tunggu...
Anggun Sasmita
Anggun Sasmita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anggun sasmita mahasiswa pgsd

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Humanistik dan Implikasi dalam Pembelajaran

22 Desember 2023   10:19 Diperbarui: 22 Desember 2023   10:27 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Teori Humanistik Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran

Secara luas, teori belajar humanisitk mendefinisikan belajar sebagai melakukan tindakan fisik dan spiritual untuk memaksimalkan proses perkembangan. Pembelajaran, di sisi lain, didefinisikan secara sempit sebagai upaya untuk menguasai sumber daya ilmu pengetahuan dalam rangka pembangunan kepribadian secara menyeluruh. Perkembangan tingkah laku tidak dihasilkan dari pertumbuhan jasmaniyah. Proses pembelajaran, seperti perubahan kebiasaan atau kebiasaan, dan perbedaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, adalah satu-satunya sumber perubahan atau perkembangan.

Menurut humanisme, manusia memiliki hak untuk mengembangkan kepribadian dan sikap mereka sendiri, serta kendali atas cara mereka hidup dan berperilaku. Menurut humanisme, tujuan belajar adalah untuk menjadikan manusia selayaknya manusia. Dengan demikian, keberhasilan belajar ditandai dengan peserta didik yang mengenali dengan baik diri mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya. Penting bagi siswa untuk mencapai tingkat aktualisasi diri setinggi mungkin.Teori humanistik bertujuan untuk memahami tingkah laku belajar dari sudut pandang siswa daripada pengamat.

Humanisme berpendapat bahwa siswa adalah pusat belajar, dan pendidik hanya berfungsi sebagai fasilitator. Untuk mencapai tujuan pengaktualisasian diri dalam lingkungan yang mendukung, diperlukan perspektif dan pengetahuan. Pada dasarnya, humanisme berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang unik, dengan potensi dan keinginan untuk berkembang dan berperilaku. Oleh karena itu, setiap orang Humanisme percaya bahwa pusat belajar ada pada siswa, dan pendidik hanya bertugas untuk memfasilitasi proses belajar. Untuk mencapai tujuan pengaktualisasian diri dalam lingkungan yang mendukung, diperlukan perspektif dan pengetahuan. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk unik dengan potensi dan keinginan untuk berkembang dan berperilaku. Oleh karena itu, setiap orang memiliki kebebasan penuh untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan dirinya sendiri.

Pendidik harus mendorong siswa untuk berpikir induktif, mengutamakan praktik, dan menekankan pentingnya partisipasi siswa dalam proses belajar. Ini dapat digunakan ketika siswa mampu berbicara di depan orang lain. Pendidik dapat meminta siswa untuk menanyakan materi pelajaran yang kurang dipahami. Menurut humanisme, proses belajar adalah perkembangan kepribadian, kerohanian, dan tingkah laku serta kemampuan untuk memahami fenomena masyarakat. Peserta didik mengalami perubahan positif dalam cara berpikir, tingkah laku, dan pengendalian diri selama proses pembelajaran, yang merupakan tanda kesuksesan penerapan tersebut.

Tokoh Teori Belajar Humanistik
1. Abraham Maslow
Menurut penganut teori humanisme, individu adalah titik awal dari proses pembelajaran. Teori-teori belajar kunstruktivistik, behavioristik, dan kognitif yang paling abstrak mendekati dunia filsafat.Pandangan ini berfokus pada pemikiran tentang pembelajaran yang paling ideal dan relevan dari pada pembelajaran pada umumnya, karena itu membahas pembelajaran dan segala aspeknya dalam bentuk yang paling ideal.
a. Biografi Abraham Maslow
Maslow hidup pada saat banyak aliran dan perspektif psikologi baru muncul sebagai disiplin ilmu. Aliran fungsionalisme yang berkembang di Amerika didirikan oleh William James. Psikologi gestalt didirikan di Jerman, dan Sigmund Freud dan aliran behaviorisme John B. Watson menjadi sangat populer di Amerika Serikat. Abraham Maslow mempublikasikan pada tahun 1954 karyanya berupa buku dengan judul Motivation and Personality, dua aliran yang mendapat tempat di perguruan tinggi Amerika ialah Signumd Freud dengan Psikoanalisanya dan John B. Watson dengan Behaviorismenya.
Maslow, yang lahir di New York pada tahun 1908, dikenal karena mendorong munculnya pandangan pengaktualisasian diri. Ia meninggal dunia pada tahun 1970 di California, Amerika Serikat. Maslow, seorang anak yang cerdas, memiliki hubungan yang buruk dengan ibunya yang tegas dan sering melakukan hal-hal yang tidak biasa. Ia bercerita tentang masa kecilnya sebagai pemalu tetapi suka membaca buku. Namun, Maslow tidak menyukai dirinya secara pribadi untuk sementara waktu. Ia tidak hanya menyadari potensinya, tetapi juga menjadi ayah dari psikologi humanistic populer yang mendorong perubahan sosial yang positif.:
b. Teori belajar humanistik Abraham Maslow
Perspektif humanistik menuntut potensi peserta didik dalam proses pertumbuhan, kebebasan untuk menemukan jalan hidupnya.. Humanistik menganggap siswa sebagai individu yang bebas untuk menetapkan tujuan hidup mereka sendiri. Mereka diajarkan untuk memikul tanggung jawab atas diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.Menurut pembelajaran humanistik, tujuan utama pembelajaran adalah membangun hubungan dan komunikasi dengan orang lain. keduanya individu dan individu dalam kelompok. Pendidikan bukan semata-mata memberikan pengetahuan dan keterampilan bahasa, tetapi juga membantu siswa menjadi relevan dengan tujuan pendidikan. Pendidikan yang berhasil pada dasarnya adalah kemampuan untuk memberikan makna kepada siswa dan pendidik sehingga mereka dapat mencapai tujuan untuk menjadi orang yang lebih baik dan bijak.Maksudnya adalah memberi tahu siswa bahwa mereka membutuhkan pendidikan karakter. Pendidik membantu siswa mengembangkan, mengembangkan, dan menerapkan keahlian mereka untuk memaksimalkan potensi mereka.:
Sebagai pendiri aliran psikologi humanistic, Maslow berpendapat bahwa manusia berperilaku untuk mengenal dan mengapresiasi dirinya sebaik baiknya. Teori hirarki kebutuhan masih menjadi teori yang paling populer.Dia percaya bahwa manusia dimotivasi untuk memenuhi kebutuhannya. Ada tingkat kebutuhan, dari yang paling dasar hingga yang tertinggi.Menurut teori psikologinya, semakin besar kebutuhan seseorang, semakin besar upaya mereka untuk mencapai sesuatu.
2. Teori Belajar Humanistik Carl Rogers
Carl Rogers---dilahirkan pada tahun 1902 di Oak Park, Illinois---meninggal pada tahun 1987 di Lajolla, California. Rogers lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca saat dia masih muda karena dia tidak memiliki banyak teman. Dia suka membaca buku petualangan, tetapi dia akan membaca apa pun yang ia temui, termasuk kamus dan ensiklopedia. Ia belajar sejarah pertanian dan dansa di University of Winconsin. Pada tahun 1928, Rogers mendapatkan gelar Master dalam psikologi dari Universitas Columbia dan kemudian mendapatkan gelar Ph.D. dalam psikologi klinis di Rochester, NY, di Society for the Prevention of Child Cruelty (bagian studi tentang anak di Perhimpunan Pencegahan Kekerasan terhadap Anak).
Peraihan tujuan adalah salah satu bidang di mana konsep Rogers masih sangat relevan. Menetapkan dan mencapai tujuan adalah cara manusia mengatur kehidupan mereka untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan menambah arti pada kegiatan sehari-hari. Menetapkan tujuan adalah hal yang mudah. Namun, menetapkan tujuan yang tepat mungkin lebih sulit daripada yang terlihat.
Rogers menyatakan bahwa penyebab kecemasan psikologis adalah inkongruensi, yang berarti bahwa diri ideal seseorang tidak cukup berfokus pada konsep dirinya sendiri, atau bahwa diri ideal seseorang tidak cukup berpijak pada konsep dirinya sendiri. Inkongruensi ini dapat ditunjukkan melalui tujuan yang dipilih seseorang untuk mencapainya. Sebagai contoh, dia menetapkan tujuan untuk berhasil dalam bidang biologi, tetapi dia bahkan tidak menyukai bidang tersebut dan tidak merasa bahwa kesuksesan tersebut diperlukan untuk mencapai tujuannya menjadi arsitek. Ada kemungkinan bahwa orang tua orang tersebut adalah ahli biologi, dan karenanya mereka diharapkan untuk melakukan hal yang sama, bahkan jika mereka menganggap arsitektur lebih menyenangkan dan memuaskan.
Dalam kasus ini, biologi adalah bagian dari konsep seseorang, sementara arsitektur adalah bagian dari idealnya. Stres dapat muncul karena ketidaksesuaian antara keduanya. Untungnya, Rogers memperluas gagasan ini dengan menyatakan bahwa setiap orang memiliki proses penilaian organismik---dikenal sebagai proses penilaian organismik---yang merupakan insting alami yang mengarahkan kita ke pencapaian yang sangat penting. Dalam contoh di atas, OVP digambarkan sebagai perasaan yang tidak dapat dijelaskan bahwa arsitektur adalah jalan yang benar, bukan biologi. Ada dua jenis belajar: kognitif (kebermaknaan) dan eksperimental (pengalaman), menurut Rogers dalam Jamil Suprihatiningrum. Guru menjelaskan (kognitif) bahwa pembuangan sampah sembarangan dapat mencegah banjir. Oleh karena itu, guru harus menghubungkan pengetahuam akademik ke dalam pengetahuan yang signifikan. Namun, pembelajaran eksperimen melibatkan siswa yang aktif dan berinisiatif, seperti menilai diri sendiri (self-assessment).
Ada dua jenis belajar: kognitif (kebermaknaan) dan eksperimental (pengalaman), menurut Rogers dalam Jamil Suprihatiningrum. Guru menjelaskan (kognitif) bahwa pembuangan sampah sembarangan dapat mencegah banjir. Oleh karena itu, guru harus menghubungkan pengetahuam akademik ke dalam pengetahuan yang signifikan. Namun, pembelajaran eksperimen melibatkan siswa yang aktif dan berinisiatif, seperti menilai diri sendiri (self-assessment).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun