Mohon tunggu...
Anggun Pratami
Anggun Pratami Mohon Tunggu... -

Mahasiswa FITB-ITB bercita cita menjadi seorang geologist terbaik dalam skala nasional maupun internasional.Aamiin Ya Allah..Aamiin Ya Rabball Aalamiin... :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Review N5M

14 April 2012   23:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:36 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Siang itu di panasnya sebuah kampung di sumatra barat, dua anak SMP berlarian merayakan kelulusannya. Dialah Alif(Gazza Zubizareta) dan Randai(Sakurta Ginting). Mereka begitu gembira  karena baru saja dinyatakan LULUS dari SMP. Itu artinya mimpi mereka untuk meneruskan sekolah SMA ke kota Kembang Bandung, dan masuk ITB akan segera terwujud. “awak mau masuk SMA diBanduang, dan abis lulus, lanjut ke ITB,iiiteeeeeeeeebeeeeeeeeeee”, seru randai didepan laut waktu itu. “awak juga”, seru alif.

Namun sayangnya, berbeda dengan randai. Alif tidak diperkenankan untuk melanjutkan studinya di Bnadung. Amaknya(Lulu Tobing) lebih setuju kalau Alif  masuk ke sebuah  pondok pesantren di Ponorogo, Jawa Timur, bernama Pondok Madani. Tentu saja Alif tidak setuju. Itu sangat bertentangan dengan mimpinya. Dia pun kesal! Ayahnya(David Chalik) berusaha membujuknya agar mendengarkan kata-kata ibunya itu. Namun alif tidak terima kalau dia tidak bisa mewujudkan mimpinya yang sudah lama diimpikannya itu.

Namun dengan segala pertimbangan, akhirnya dengan berat hati Alif  menyetujui usul amaknya untuk masuk Pondok Madani. Dia berpikir kalau wajib untuk mendengarkan perkataan orang yang telah melahirkannya itu. Mungkin itu lah yang terbaik.

Akhirnya ditemani oleh ayahnya, Alif bersama ayahnya berangkat menuju Pondok Madani yang terletak di Jawa Timur. Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya alif sampai di Pondok Madani. Sesampainya disana, hati alif kembali penuh dengan penyesalan, dimana Pondok Madani tidak seperti yang ia bayangkan. Pondok Madani begitu sederhana, dengan peraturan yang sangat ketat.  Alif sempat memutuskan untuk mengerjakan tes masuk Pondok Madani tersebut dengan asal-asalan. Namun, ketika dia teringat dengan kedua orang tuanya, niatnya itu dipatahkan, dia kembali serius mengerjakan soal-soal yang diberikan. Hasilnya? Alif pun diterima di Pondok Madani tersebut. Ayahnya sangat bahagia karena usaha nya untukk mengantarkan anaknya tidak lah sia-sia.

Pada awalnya alif masih punya niat untuk bertahan di Pondok Madani hanya satu tahun, diaman selanjutnya dia akan keluar dan lanjut sekolah ke Bandung. apalagi surat-surat dari Randai yang telah sekolah di Bandung semakin menggoda alif untuk keluar dari Pondok Madani.

Namun, di Pondok Madani ini Alif bertemu dengan teman-teman barunya yang sangat  semngat,asyik, dan seru.  Mereka adalah Baso (Billy Sandy), Atang (Rizky Ramdani), Said (Ernest Samudera), Raja (Jiofani Lubis), dan Dulmajid (Aris Putra). Berkat teman-temannya ini, alif mulai merasa nyaman belajar di Pondok Madani. Alif pun mulai merasa kalau ini adalah rumah keduanya. Mereka belajar, bermain, dan melakukan berbagai aktifitas secara bersama-sama. Hal ini membuat persahabatan mereka semakin erat dan mereka pun membentuk manamai persahabatan mereka dengan “Sahibul Menara”, karena mereka sering berkumpul, bercerita dan belajar di bawah sebuah menara masjid yang ada di Pondok tersebut.

Namun, dari semua cerita yang ada, hal yang paling diingat dalam film ini adalah ketika di hari pertama mereka belajar, seorang ustad yang bernama Ustad Salman (Donny Alamsyah), mengajarkan kepada mereka semua tentang satu mantra ampuh yaitu “Man jadda wa jadda”, yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan berhasil. Mantra inilah yang membuat kelompok sahibul menara semkin yakin untuk serius belajar di pondok pesantren Madani, untuk menggapai mimpi-mimpi besar mereka. Kekompakan mereka semakin terlihat  ketika Baso yang tidak terlalu pandai dalam Bahasa Inggris diminta teman-temannya untuk mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris dan memenangkan lomba tersebut.  Ketika Alif menjadi wartawan di Koran pondok dan terkesima dengan kecantikan Sarah (Eriska Rein), keponakan dari Kyai Rais (Ikang Fawzi) , dan kepandaian Atang memperbaiki diesel pembangkit listrik di Pondok Madani yang sebelumnya sering rusak menjadi bumbu-bumbu segar didalam film ini dimana membuat penonton dibuat tertawa dengan tingakh laku kepolosan mereka.  Para penonton juga tertawa geli ketika para santri dihukum oleh Ustadz mereka lantaran telat ke masjid, grogi saat berhadapan dengan santriwati,dsb.

Namun, ditengah-tengah film, konflik kembali terjadi. Ketika libur semester, alif bersama teman-temannya  berlibur di kota Bandung. dia bertemu Randai. Randai pun banyak menceritakan tentang keasyikannya bersekolah di Bandung, apalagi ketika Randai mengajak alif ke Institut Teknologi Bandung. mimpi alif yang dulu sempat ia kubur kembali menguak.  Dia pun kembali dengan mimpinya untuk bersekolah di Bandung dan lanjut kuliah di ITB. Niat alif yang awalnya untuk bertahan satu tahun saja di Pondok Madani kembali muncul. Apalagi tak lama setelah semeter 2 dimulai, Baso pun harus pergi meninggalkanteman-temannya  kembali ke Sulawesi karena dia harus merawat neneknya yang sedang sakit. Tidak ada lagi sahabat yang selalu menguatkan alif untuk tetap tinggal di Pondok Madani. Tidak ada lagi sahabat yang selalu menjadi penasihat di kelompok Sahibul Menara. Ketika perpisahan dengan Baso terjadi, cukup menguras emosi penonton untuk meneteskan air mata.

Dan niat alif untuk pergi meninggalkan Pondok Madani kembali muncul dengan kuat. Alif telah mendapat persetujuan dari amaknya untuk keluar dari Pondok Madani, dan dia pun tinggal menunggu surat pindahnya yang sedang diurus. Hal ini sangat membuat kecewa ke-4 temannya. Apalagi waktu itu mereka sedang merencanakan untuk menampilkan sebuah pertunjukan seni di malam perpisahan kakak-kakak kelas mereka. Konflik di antara mereka kembali terjadi. Teman-temannya sangat geram melihat alif, dan memutuskan untuk membiarkan Alif,dan tidak menegurnya.

Tapi penonton dibuat terkejut, ketika alif yang pada suatau malam, telah membereskan baju-bajunya kedalam tas saembari diperhatikan oleh teman-temannya. Tiba-tiba dia kembali memasukkan bajunya ke dlam lemari dan merapikannya kembali . teman-temannya seakan tak percaya apa yang telah dilakukan alif. Dan alif meyakinkan temab-temannya bahwa dia akan bertahan dan tetap bersekolah di Pondok Madani sampai lulus. Semua teman-temannya sanagta gembira. Disini penonton pun kembali terharu.

Akhirnya di malam pagelaran seni pun mereka tetap menempilkan sebuah drama yang sangat menwan, dimana drama itu ditampilkan untuk mengenang Baso yang menjadi pencetus ide keikutsertaan mereka di drama tersebut. Dan mereka pun berhasil menampilkannya dengan sangat bagus.

Di akhir film, 4 dari kelompok sahibul menara, bertemu di Inggris, dimana mereka telah dewasa dan mulai menggapai mimpi-mimpi besar mereka. Mereka menghubungi Baso dan seorang teman mereka yang sedang berada di jakarta untuk mengikuti event-event penting.

Kebosanan para penonton Indonesia yang sekarang sering disuguhkan dengan film horror berbau seks cukup membuat penonton merasa puas dengan film Ngeri 5 Manara ini. ditambah ending cerita yang begitu membagiakan cukup membuat penonton puas karena disuguhkan film yang menguras emosi mereka, membuat mereka tertawa, menangis, tersenyum,  kesal dan sekaligus mendapatkan tentang pelajaran dari kekuatan kata “Man Jadda Wa Jadda”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun