Mohon tunggu...
anggun prasasti
anggun prasasti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

memiliki hobi membaca au angst

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Teknologi yang Semakin Maju - Teori Lyotard

31 Desember 2023   10:56 Diperbarui: 31 Desember 2023   11:10 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jean Francois Lyotard lahir di Versailles, Perancis pada tahun 1924 dan meninggal dunia di Paris pada tahun 1998. Setelah lulus dari Universitas Sorbonne pada tahun 1950, Lyotard menjadi guru SMU di Constantine, Aljazair. Pandangan "Postmodernisme" menurut Lyotard adalah istilah yang sangat kontroversial. 

Di satu pihak istilah ini telah memikat minat masyarakat luas. Ini menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan untuk mengartikulasikan beberapa krisis dan perubahan sosio-kultural mendasar yang kini sedang kita alami. Dan dalam pandangannya, inilah salah satu ciri pembeda yang paling menonjol antara filsafat postmodernisme dengan filsafat modernisme. 

Istilah "postmodernisme" muncul pertama kali di kalangan seniman dan kritikus di New York pada 1960-an dan diambil alih oleh para teoretikus Eropa pada 1970-an. Salah satunya, Jean-Francois Lyotard, dalam bukunya, The Postmodern Condition:A Report on Knowledge, menyerang mitos yang melegitimasi jaman modern ("narasi besar"), pembebasan progresif humanitas melalui ilmu, dan gagasan bahwa filsafat dapat memulihkan kesatuan untuk proses memahami dan mengembangkan pengetahuan yang secara universal sahih untuk seluruh umat manusia.

Lyotard melihat masyarakat kita saat ini adalah masyarakat yang individualistik, dan terfragmentasi. Ia merindukan masyarakat pramodern yang sangat menekankan nilai penting narasi, yakni mitos, kekuatan gaib, kebijaksanaan rakyat, dan bentuk-bentuk penjelasan lain. Dia percaya bahwa terjadi konflik antara narasi dan ilmu. Narasi menghilang dan tidak ada yang bisa menggantikannya. Peningkatan teknologi informasi, media sosial, dan internet telah memberikan akses lebih luas kepada berbagai pandangan dan informasi. Hal ini menciptakan keragaman pandangan dan narasi yang mencerminkan konsep ketidakpastian besar yang ditekankan oleh Lyotard. 

Lyotard menekankan bahwa dalam era pasca-modern, pengetahuan tidak lagi diintegrasikan menjadi satu narasi besar. Sebaliknya, ada keberagaman dan pluralitas pengetahuan. Dalam konteks saat ini kita sudah tidak asing dengan Ariticial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan manusia. Hal ini dapat merujuk pada beragam pendekatan, paradigma, dan pemahaman tentang kecerdasan buatan yang tidak terikat pada satu konsep dominan. 

Lyotard menyuarakan kekhawatiran terhadap penggunaan teknologi sebagai alat untuk mengontrol dan memanipulasi. Kekhawatiran etika dan kendali dalam pengembangan dan implementasi kecerdasan buatan menjadi relevan. Meskipun Lyotard tidak secara khusus membahas AI, pemikirannya memberikan landasan untuk memahami dampak perubahan epistemologi dan sosial yang diakibatkan oleh perkembangan informasi dan teknologi, termasuk perkembangan dalam kecerdasan buatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun