Mohon tunggu...
Anggun Oktari
Anggun Oktari Mohon Tunggu... -

A mother of two daughters

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar dari Si Topi Kuning

12 Maret 2014   22:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:00 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Anda penyuka film kartun? Mungkin anda hafal dengan film kartun yang satu ini. Judulnya 'Curious George'. Ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta setiap hari pada pukul 15.30 WIB. Kartun ini menceritakan tentang seorang monyet yang selalu penasaran akan banyak hal. Mirip dengan anak kecil yang lincah, pintar, dan ingin tahu segala macam. George tinggal bersama seorang pria. Entah siapa namanya tapi dia biasa disebut pria bertopi kuning.

Saya termasuk yang mengizinkan anak saya menonton televisi. Tentunya dengan acara yang sudah diseleksi dan di bawah pendampingan orang tua. 'Curious George' ini merupakan salah satu tayangan yang saya perbolehkan untuk ditonton. Karena menurut saya filmnya memberikan cukup banyak pesan moral. Tak hanya untuk anak-anak tapi juga untuk orang tua.

Pernah di salah satu episodenya diceritakan George sedang mengfavoritkan salah satu mainannya, yaitu boneka karet kodok yang bisa membuat gelembung saat dia sedang mandi. George memiliki kebiasaan menyimpan mainannya secara sembarangan. Berulang kali pria bertopi kuning memperingatkannya tapi si monyet kecil belum berubah.

Sampai suatu hari, mereka berdua bermain di taman. George membawa serta mainan kodok kesukaannya untuk menemaninya bermain lumpur di kolam yang ada di taman. Sayangnya ketika akan pulang, George lupa membawa serta sang kodok. Sampai di rumah, pria bertopi kuning meminta George untuk mandi membersihkan tubuhnya yang penuh lumpur. Ketika itulah George sadar mainannya sudah tak ada. Padahal ia tak bisa mandi tanpa ditemani kodok sang pembuat gelembung sabun. Termakan gengsi, si monyet pintar tak mau bilang pada tuannya bahwa mainannya hilang. Si topi kuning berulang kali mengingatkannya untuk menjaga mainannya, ia tak mau mendengar dan kali ini ia kena akibatnya.

Pria bertopi kuning kebingungan karena George tak mau mandi. Berbagai macam cara dia lakukan untuk membuat monyet kecil yang kotor itu mandi. Mulai dari mengiming-iminginya dengan makanan enak, mandi dengan pancuran, sampai menawarkan mandi sambil bermain perahu tapi George tetap tak mau mandi. Tidak tanpa mainan kodoknya, tapi si topi kuning tidak tahu hal ini. George yang berlumpur malah sibuk berkeliling rumah mencari mainannya. Meninggalkan banyak noda lumpur di lantai. Sounds familiar?

Jika anda adalah Si Topi kuning dan George kecil adalah anak anda, apa yang anda lakukan ketika itu? Kalau saya mungkin sudah berteriak-teriak marah karena jadi ada dua pekerjaan yang harus dilakukan. Memandikan anak dan membersihkan rumah dari noda. Tapi Si Topi kuning tidak marah. Dia tak hilang akal, malah mengajak George memandikan mobil di luar rumah, meninggalkan lumpur di lantai untuk dibersihkan kemudian.

Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Sambil mencuci mobil, sang monyet kecil pun ikut mandi. Bersih lah sudah dia dari lumpur sisa bermain di taman. But it's just not his day buat Si Topi Kuning. George yang sudah bersih dan diam di pinggir jalan terciprat genangan air dari mobil yang melaju kencang. Sudah susah-susah, akhirnya sia-sia belaka.

Kesal tentu saja. Tapi pria baik hati itu memilih tidak meluapkan emosinya. Dia berhenti sejenak, menarik nafas lalu mengajak George berjalan-jalan menghirup udara segar. Dalam perjalanan ini lah monyet pintar bertemu kembali dengan mainan kodok kesayangannya. Menyuruhnya mandi tak lagi menjadi perjuangan penuh duri.

Episode ini benar-benar menyentuh hati saya ketika menontonnya. Si Topi Kuning mengajarkan sebenar-benarnya arti sabar dalam mengasuh makhluk kecil yang penuh kejutan.

Sejatinya seorang ibu itu adalah pembelajar sepanjang hayat karena yang diurusnya adalah manusia yang terus tumbuh besar. Dan ternyata dari tokoh buatan pun kita bisa belajar. Terima kasih pembuat kartun 'Curious George', siapapun anda. Semoga bisa terus berkreasi dengan cerita-cerita penuh makna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun