Buku antologi puisi "Pada Saat Merenung Hal-hal yang Kuno" karya Ko Hyeong Ryeol telah berhasil diterjemahkan menjadi buku antologi dwibahasa oleh Kim Young Soo dan Nenden Lilis Aisyah, dengan judul "Ikan Adalah Pertapa". Menurut Nenden Lilis Aisyah, puisi-puisi Ko Hyeong Ryeol dapat diibaratkan sebagai lampu yang memancarkan cahaya ke berbagai arah. Imaji dari "ikan" sebagai sang pertapa dalam puisi-puisi Ko Hyeong Ryeol menunjukkan banyak makna yang terkandung di dalamnya.Â
Ketika dibaca, ikan tersebut akan berenang ke berbagai arah, sebagaimana isi puisi-puisi tersebut yang termaktub dalam cahaya lampu pelita. Buku ini menawarkan keindahan puisi-puisi Ko Hyeong Ryeol yang mengangkat tema sejarah, politik, sosial, dan budaya Korea Selatan, yang dikemas dengan indah dan kritis. Meskipun buku ini memiliki beberapa kesalahan penyuntingan, tetap direkomendasikan bagi pembaca yang ingin memahami dan menikmati sastra dan budaya Korea.
Menurut kutipan dari Nenden Lilis Aisyah, puisi-puisi Ko Hyeong Ryeol sebenarnya bagai satu lampu yang memancarkan cahaya ke berbagai arah. Hal ini menunjukkan bahwa setiap satu puisi tidak hanya memiliki satu makna, melainkan setiap tanda dalam puisi tersebut memiliki makna yang berbeda-beda. Ketika dibaca, puisi-puisi tersebut selalu menimbulkan makna baru yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan kekayaan dan keindahan dari puisi-puisi Ko Hyeong Ryeol yang dapat diinterpretasikan dengan berbagai cara.
Buku antologi "Ikan Adalah Pertapa" merupakan kumpulan 60 puisi terpilih dari 444 puisi asli yang ada di dalam antologi bahasa Korea. Buku ini memiliki kemasan yang cantik dengan ilustrasi seekor ikan putih yang sedang berenang di dalam kolam biru yang cocok dengan tema keseluruhan puisi Ko Hyeong Ryeol. Buku ini menawarkan banyak makna yang bisa diartikan secara luas dan beragam dari tiap-tiap puisinya. Tema yang diangkat pun menarik berisikan sejarah, politik, sosial, serta memperkenalkan budaya dari Korea Selatan yang dikemas dengan imajinasi, terbungkus indah, tetapi tetap kritis.
Nenden Lilis Aisyah memberikan penjelasan di dalam buku yang membantu pembaca memahami dan memaknai puisi-puisi yang ada. Buku ini berhasil diterjemahkan dengan sangat akurat oleh kedua penerjemah tanpa meninggalkan kesan dari buku antologi aslinya. Namun, masih terdapat beberapa kesalahan ejaan maupun tanda baca yang perlu diperhatikan dalam penyuntingan buku ini. Meskipun demikian, buku antologi "Ikan Adalah Pertapa" tetap direkomendasikan bagi pembaca yang ingin memahami dan menikmati sastra dan budaya Korea.
Selain itu, puisi-puisi yang ditulis oleh Ko Hyeong Ryeol merupakan karya sastra yang indah dan cerdas yang patut diapresiasi dan disebarluaskan. Contohnya, dalam puisi "Apel Yang Bulat", Ko Hyeong Ryeol menggambarkan kemalangan dari realitas sosial di Korea Selatan yang sangat nyata dan menyedihkan.Â
Kematian dijelaskan seperti membelah apel bulat dengan pisau yang terlampau bebas, tanpa memperhatikan perasaan orang lain. Puisi "Mitos Ikan" menjadi sorotan dalam buku ini, di mana ikan digambarkan sebagai metafora dari pertapa yang hidup dalam kesendirian dan ketenangan di dasar laut. Buku ini sangat cocok untuk pembaca yang menyukai budaya dan sastra Korea, meskipun memiliki kelebihan dan kekurangan yang telah dijelaskan. Selain itu, buku ini mudah dibaca dan menarik untuk dikaji lebih lanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H