Mohon tunggu...
anggundr
anggundr Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

I live in two worlds. One is a world of books.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bung Tomo: Pahlawan Nasional dan Semangat Revolusi

1 Oktober 2024   19:07 Diperbarui: 1 Oktober 2024   19:20 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biografi Tokoh Nasional

Sutomo, atau yang lebih dikenal sebagai Bung Tomo, lahir pada 3 Oktober 1920 di Surabaya. Ia merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia yang terkenal berkat perannya yang sangat penting dalam Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Pertempuran ini menjadi simbol perlawanan rakyat Indonesia terhadap kolonialisme Belanda dan menunjukkan semangat juang yang tak tergoyahkan.

Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan

Bung Tomo lahir di dalam keluarga kelas menengah. Ayahnya, Kartawan Tjiptowidjojo, adalah seorang pegawai negeri, sementara ibunya, Subastia, berasal dari latar belakang campuran Javanese, Sundanese, dan Madurese. Keluarganya sangat menghargai pendidikan, sehingga Bung Tomo mendapatkan pendidikan formal di sekolah Belanda hingga tingkat menengah. Sejak muda, ia aktif dalam berbagai organisasi kepanduan dan sosial, termasuk Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI), di mana ia berhasil mencapai peringkat Pandu Garuda pada usia 17 tahun. Pandu Garuda adalah gelar kehormatan yang diberikan kepada anggota Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang telah mencapai tingkat tertinggi dalam kepanduan. Gelar ini diberikan kepada mereka yang telah menunjukkan kualitas kepanduan yang sangat tinggi, termasuk keberanian, ketabahan, dan dedikasi terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Gelar ini bukan hanya sekadar penghargaan, tetapi juga merupakan simbol keberanian dan dedikasi yang tinggi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia

Masa Pendudukan Jepang

Selama kependudukan Jepang (1942-1945), Bung Tomo bekerja di Dmei Tsushin, kantor berita resmi Jepang. Di sini, ia mulai mengembangkan minatnya dalam jurnalisme dan komunikasi massa. Melihat kenyataan pahit di Jakarta, di mana bendera Jepang masih berkibar meski Indonesia telah merdeka, Bung Tomo merasa marah dan kecewa. Ia kemudian mendirikan Radio Pemberontakan untuk membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan.

Pada tahun 1944, Bung Tomo terpilih sebagai anggota Gerakan Rakyat Baru dan menjadi pengurus Pemuda Republik Indonesia, yaitu sebuah organisasi pemuda yang didukung oleh Jepang. Melalui posisinya ini, ia menyebarkan ide-ide kemerdekaan dan mengorganisir para pemuda untuk berjuang melawan penjajahan.

Peran dalam Pertempuran Surabaya

Pertempuran Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945 adalah salah satu momen paling krusial dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, situasi di Surabaya semakin tegang dengan adanya kedatangan pasukan Inggris yang berusaha mengembalikan kekuasaan Belanda.

Bung Tomo memainkan peran sentral dalam memobilisasi rakyat Surabaya untuk melawan pasukan Inggris. Dengan suara yang menggelegar dan penuh semangat, ia menyampaikan pidato-pidato yang membakar semangat juang rakyat melalui Radio Pemberontakan. Salah satu pidato terkenalnya berbunyi:

"Hey British soldiers! As long as the Indonesian bulls, the youth of Indonesia, have red blood that can make a piece of white cloth red and white, we will never surrender... Our motto remains: FREEDOM OR DEATH."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun