Jambu citra, buah yang terkenal dengan bentuk lonceng dan rasa manisnya, kini menjadi primadona di Desa Menawan, Kudus, Jawa Tengah. Meskipun awalnya desa ini dikenal dengan varietas jambu air cincalo, perubahan arah pasar membawa petani untuk mengeksplorasi varietas baru.Â
Siswadi, seorang petani setempat, menjelaskan bahwa bibit jambu citra dibawa dari daerah Salaman, Magelang, dan sukses menarik minat pembeli, terutama di Jakarta. Dengan inovasi yang tepat, petani lokal beralih dari menanam padi dan tebu ke budidaya jambu citra. Transformasi ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga memperkaya keanekaragaman produk pertanian di desa.
Dalam pengelolaan jambu citra, Siswadi mengandalkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI untuk meningkatkan kualitas dan hasil panennya. Dana tersebut digunakan untuk membeli pupuk, obat hama, dan perlengkapan lain yang penting dalam perawatan tanaman. Dengan disiplin dalam perawatan, ia berhasil mengembangkan jumlah pohon dari 50 menjadi 150, yang kini mampu menghasilkan sekitar tiga ton buah dalam sekali panen.Â
Meski begitu, perjalanan pertanian tidak selalu mulus; Siswadi pernah mengalami gagal panen akibat serangan hama dan cuaca yang tidak menentu. Namun, pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga, dan Siswadi tetap optimis untuk terus berinovasi dan meningkatkan hasil pertaniannya.
Dari pengalaman Siswadi, jelas bahwa dukungan finansial seperti KUR dari BRI berperan penting dalam keberhasilan usaha tani jambu citra. BRI telah menunjukkan komitmennya untuk mendukung UMKM dengan memberikan akses permodalan yang mudah dan bunga yang rendah.Â
Hingga kini, banyak petani di Desa Menawan yang merasakan manfaat dari program KUR, yang membantu mereka meningkatkan kualitas produk dan daya saing di pasar.Â
Dengan harapan jambu citra dapat dikenal lebih luas, Siswadi dan petani lainnya bertekad untuk terus memperbaiki kualitas dan produksi mereka. Upaya ini mencerminkan pentingnya dukungan lembaga keuangan dalam memperkuat sektor pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H