Mohon tunggu...
Anggun Al Jannah
Anggun Al Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi jurusan Hubungan Internasional di UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Evaluasi Kebijakan Belt and Road Initiative Tiongkok di Filipina: Peluang dan Tantangan

30 Mei 2024   02:47 Diperbarui: 30 Mei 2024   14:12 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan-tantangan yang telah disebutkan menyebabkan diharuskan adanya tinjauan dan evaluasi dari kebijakan Belt Road Initiative ini. 

  1. Dari perspektif negara Filipina, seharusnya sengketa Laut China Selatan diselesaikan agar tidak menimbulkan tantangan geopolitik baru. 

  2. Kekhawatiran yang dirasakan oleh negara-negara mitra terkait kurangnya transparansi yang dilakukan oleh pihak Tiongkok, mengharuskan pihak tiongkok untuk melakukan pengawasan yang lebih terkait transparansi terutama dalam hal keuangan, akan tidak menimbulkan kekeliruan dari berbagai pihak. 

  3. Tingkat suku bunga yang tinggi juga menjadi kekhawatiran negara-negara mitra terutama negara berkembang seperti negara-negara di Asia. Tingginya suku bunga yang diberikan oleh Tiongkok tersebut berpotensi memaksa negara-negara yang mengalami gagal bayar berpotensi untuk menyerahkan aset-aset nasional strategis negara mereka di bawah kendali Tiongkok. Situasi tersebut tentunya akan berpengaruh pada proyek BRI yang sedang berlangsung di negara mitra. Negara-negara berkembang khawatir bahwa konsekuensi dari tingginya bunga pinjaman dapat mengakibatkan hilangnya kendali atas aset-aset penting nasional mereka yang jatuh ke tangan Tiongkok. Untuk itu Tiongkok seharusnya meninjau ulang terkait bunga pinjaman yang akan diberikan kepada negara mitra. 

  4. Berhubungan dengan poin sebelumnya jika terjadi pembengkakan suku bunga pinjaman yang diberikan oleh Tiongkok kepada negara mitra lalu terjadi gagal bayar yang menyebabkan negara mitra harus memberikan aset-aset nasional negaranya sebagai jaminan atau bahkan bayaran atas gagal bayar tersebut, negara mitra khawatir akan menjadi ketergantungan keuangan kepada Tiongkok yang bukannya menyebabkan keuntungan malah menyebabkan kerugian bagi negara mitra. Langkah yang lebih hati-hati mulai diambil oleh negara-negara berkembang seperti Vietnam, Indonesia, dan Filipina dalam mengambil keputusan agar tidak terjadi pembengkakan hutang dan ketergantungan kepada negara Tiongkok. 

Berdasarkan berdasarkan hal-hal tersebut, masih banyak kekhawatiran dari  negara-negara mitra terhadap kebijakan Belt and Road Initiative. Kekhawatiran besar terdapat pada transparansi kebijakan, suku bunga yang tinggi, dan ketergantungan akan pendanaan Tiongkok. Hal-hal tersebut dapat menjadi evaluasi bagi Tiongkok dalam memperbaiki kebijakannya agar tidak terjadi kerugian baik dari Tiongkok, Filipina, maupun negara-negara yang akan atau sudah bermitra.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun