Mohon tunggu...
Anggur
Anggur Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi dengarin musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Emotional Intelligence menurut Daniel Goleman

13 November 2024   23:19 Diperbarui: 13 November 2024   23:34 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Daniel GolemanPengenalan

Emosional adalah pengalaman sedar yang dicirikan oleh aktiviti mental yang sengit dan tahapkeseronokan atau ketidakselesaan tertentu.Emosi adalah perasaan kuat yang muncul dalamsuatu tindakan sangat mempengaruhi kehidupan manusia ketika mengambil suatu keputusan.Hal ini tentu tidak jarang suatu keputusan yang diambil hanya dari sudut emosional tanpa adakolaborasi dengan akal rasional yang pada akhirnya menghasilkan keputusan yang terkesankurang bijak. Oleh karena itu, dalam hal ini penulis melihat sisi terdalam dari konsepkecerdasan emosional yang ditawarkan oleh Daniel Goleman, sehingga setelah memahamikonsep yang ditawarkan oleh Daniel Goleman pembaca akan dapat mengelola perasaan yangdimiliki sehingga dapat mengekspresikan secara tepat dan efektif dalam kehidupannya.

Latar Belakang Tokoh

Daniel Goleman adalah ahli psikologi terkenal di dunia yang sering memberi kuliah kepadakumpulan profesional, khalayak perniagaan, dan di sering memberi ceramah motivasi dikampus kolej. Sebagai wartawan sains,selama bertahun-tahun Goleman melaporkanmengenai otak dan sains tingkah laku di akhbar The New York Times. Bukunya yangdikeluarkan pada tahun 1995, Emotional Intelligence berada dalam senarai buku terlaris The New York Times selama satu setengah tahun, dengan lebih daripada 5,000,000 naskhahdicetak di seluruh dunia dalam 40 bahasa, dan telah menjadi buku terlaris di banyak negara.Selain dari bukunya mengenai kecerdasan emosi, Goleman telah menulis buku mengenaitopik-topik termasuk penipuan diri, kreativiti, ketelusan, meditasi, pembelajaran sosial danemosi, ekoliterasi dan krisis ekologi.Kajian Perniagaan Harvard menyebut kecerdasan emosi - yang menolak IQ sebagai satu-satunya kemampuan seseorang - "idea revolusioner, paradigma yang menghancurkan" danmemilih artikelnya "Apa yang Menjadi Pemimpin" sebagai salah satu daripada sepuluh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun