Self-limiting belief adalah sebuah keyakinan negatif yang secara tidak sadar kita jadikan pegangan dan membuat terbatasnya diri kita untuk bertindak, berkembang, ataupun mencapai suatu tujuan. Keyakinan ini seringkali dibentuk dari adanya pengalaman masa lalu, pengaruh lingkungan, atau pernyataan orang lain yang diterima dengan mentah-mentah tanpa mengetahui esensi sebenarnya dari pernyataan yang ada tersebut sehingga itu yang menjadikan diri seseorang kerap membatasi diri untuk melihat sesuatu dalam dirinya itu bisa menjadi potensi dalam perkembangan dan pertumbuhan yang lebih baik lagi.
Misalnya, ada seseorang yang mungkin percaya bahwa saat ini ia sudah terlalu tua untuk mempelajari hal baru ataupun ia tidak cukup pintar untuk mencapai kesuksesan. Yang mana, keyakinan ini berakar dari rasa takut terhadap kegagalan atau ketidakpastian, yang pada akhirnya membuat kepercayaan diri seseorang melemah sehingga dapat menghambat pengambilan keputusan yang lebih bijak. Akibatnya, hal ini menjadikan seseorang seringkali melewatkan banyak peluang, terjebak dalam pola pikir stagnan, dan sulit berkembang.
Sehingga, untuk mengatasi hal ini penting untuk kita menetang pola pikir ini dengan selalu berpikir positif, yakni dengan membuktikan bahwa keyakinan dan kepercayaan diri dengan berani untuk mencoba sesuatu itu dapat menciptakan sesuatu yang melampaui batas dari potensi kita. Self limiting belief ini akan sangat menjadi penghalang yang besar bagi banyak orang untuk berkembang dan mencoba hal baru, karena ketika seseorang menerima pernyataan atau pengaruh lingkungan secara mentah-mentah mereka tanpa sadar menciptakan batasan yang sebenarnya tidak nyata.
Misalkan, ada anggapan bahwa usia menentukan kemampuan belajar atau pola pikir yang salah, namun seringkali itu dipercaya karena dianggap "umum" akibatnya banyak orang yang menyerah duluan, sebelum mencoba hal itu hanya karena mereka merasa tidak layak atau tidak mampu dan hal itu didasarkan pada standar yang ditentukan oleh orang lain. Sehingga, hal ini sebenarnya sangat merugikan setiap individu yang memiliki potensi untuk bisa berkembang kapan saja, asalkan mereka mau untuk terbuka pikirannya dan tidak terlalu mendengarkan opini orang lain yang tidak mendukung.Â
Sehingga, langkah awal untuk melawan hambatan ini adalah dengan menyadari bahwa keyakinan semacam ini bukanlah kebenaran yang absolut. Sehingga, kita tidak perlu mempertanyakan, apakah keyakinan ini benar-benar berasal dari diri kita atau hanya karena dari pengaruh luar? Maka, dengan hal ini, kita bisa memupuk rasa percaya diri dengan membangun pola pikir pertumbuhan (growth mindset) agar kita bisa melampaui batasan yang selama ini menahan diri kita untuk bisa berkembang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H