Sisanya, meresapi kekecewaan ulah sendiri,
Dirimu, salahkan dirimu,
***
Habis masanya, untuk apa kau berlutut memohon ampun?
Dia sudah tak kau kenali, tidak lagi akan percaya padamu,
Selepas ini, dia lebih berbahaya,
Jauh, sangat jauh seperti orang lain di diri yang tak sama,
***
Puisi ini menyampaikan bahwa banyak orang yang sudah diberi kepercayaan tapi tidak menjaga kepercayaan itu agar tetap terjalin dengan baik. Di zaman sekarang, orang-orang yang dapat dipercaya dan dapat memegang kepercayaan dari orang lain kepada dirinya, itulah orang-orang yang bernilai dan berharga, karena saat ini kadang-kadang kita merasakan bahwa sulit sekali percaya dengan orang lain, karena mungkin setelah dewasa kita baru melihat dengan mata kita, dengan pikiran yang lebih terbuka dan dengan hati yang tidak menyangka bahwa ternyata ada orang yang membuat diri kita untuk justru lebih hati-hati yang sangat berlebihan karena orang-orang saat ini, tidak semua tapi kebanyakan mereka sulit sekali untuk dipercaya.
Mereka sanggup untuk memanfaatkan kebaikan dan ketulusan orang lain karena mereka merasa bahwa orang-orang yang baik dan tulus itu mudah sekali untuk dimanipulasi, ketika melakukan kesalahan mereka melakukan permohonan maaf kemudian mengulangi kesalahan yang sama dan begitu terus tapi akhirnya kepercayaan itu seperti tidak ada harganya sehingga mereka yang seperti ini sangat miris dan menyedihkan karena orang yang problematik itu justru orang-orang yang perlu dikasihani tapi untuk sebuah kepercayaan, ada batas-batas toleransi yang tidak bisa diampuni dengan kata maaf.
Jahatnya orang tulus dan terlampau baik adalah mereka yang tidak akan pernah mau melihat orang yang telah mengkhianati kepercayaaannya untuk lagi hadir dalam hidupnya karena munafik sekali untuk kita mengatakan bahwa seseorang yang tulus dan terlampau baik itu seringkali dipandang seseorang yang justru jahat dan pendendam karena tidak memberikan pengampunan dan cukup aneh, tapi itulah kenyataannya di kehidupan kita sehari-hari, tak dipungkiri bahwa orang-orang lebih fokus pada keadaan seseorang yang menghianati kepercayaan orang lain daripada melihat keadaan orang yang menjadi korban dari terkhianatinya kepercayaan yang sudah diberi.