Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i am anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here ✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengubah Ketidaknyamanan Menjadi Kekuatan: Mengapa Diskusi Terbuka Sangat Penting

18 Oktober 2024   20:20 Diperbarui: 18 Oktober 2024   20:50 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan yang baik dalam pertemanan maupun percintaan, seringkali banyaknya hal yang didapati terkait dengan kita tidak terbiasa membahas ketidaknyamanan. Banyak dari kita cenderung merasa bahwa hubungan itu ya sudah berjalan dengan biasa saja, seperti air yang mengalir, di mana kita melupakan bahwa terkait hubungan yang langgeng dan awet itu perlu ada pembicaraan-pembicaraan serius, baik dari hal yang kecil sampai dengan yang besar sehingga ketika tidak terbiasa dengan itu tanpa disadari akan ada resiko yang pelan-pelan timbul menjadi sebuah isu-isu yang tidak pernah sama sekali disentuh untuk terbuka karena ketidaknyamanan untuk dibicarakan. 

Sehingga, kadang ada momen di mana kita sama seseorang yang dalam hubungan itu saling diam, tentu itu akan membuat jarak dan ketegangan yang lama-lama mulai muncul sehingga alih-alih akan membahas terkait ketidaknyamanan yang dirasakan satu sama lain, justru banyak orang merasa memilih diam dan silent treatment karena takut akan konflik itu semakin melebar ke mana-mana ataupun ada perasaan risih dan ketakutan bila justru dibicarakan. Sebenarnya saya setuju dengan orang-orang yang mengatakan bahwa salah satu keterampilan kita dalam menjalani hubungan yang awet dan langgeng itu penting untuk berani memiliki kemampuan mengatasi ketidaknyamanan dan berbicara secara terbuka terkait perasaan atau masalah yang mengganggu. 

Karena, menurut saya tidak selamanya diam itu emas karena kalau waktunya harus menjelaskan ya bukan akhirnya memilih diam justru karena diam itulah kekacauannya makin besar dan semakin berlarut-larut. Tentu yang mana di sini penting adanya keterbukaan yang bukan hanya dapat membantu kita saling memahami satu sama lain dengan lebih baik namun juga dapat mencegah masalah yang kecil itu dapat berkembang menjadi konflik yang besar sehingga dapat merusak hubungan.

Jadi, skill untuk membicarakan hal yang tidak nyaman itu adalah kunci dari sebuah hubungan yang langgeng dan awet karena adanya kebiasaan untuk mendiskusikan perasaan dan masalah secara jujur bahkan walaupun keadaan dan situasinya saat itu terasa tidak nyaman. Tapi, justru anehnya banyak orang memilih untuk diam ketika ada konflik besar serta ribut yang tidak terhindarkan lagi sehingga dengan keterdiaman itu banyak orang menganggap bahwa dengan waktu dan keheningan akan dapat menyelesaikan masalah tapi pernahkah kita sadar bahwa itu bukanlah solusi yang tepat dalam banyak situasi, terutama ketika memang hubungan itu butuh saling menjelaskan sehingga diam itu memang bukan solusi terbaik walaupun detik itu dapat menunda konflik tapi akan ada emosi yang tertahan dan semakin hari itu akan semakin menumpuk hingga ketika ada masanya untuk meledak itu adalah akan menjadi sebuah momen yang lebih buruk lagi karena emosi yang tertimbun. 

Sehingga walaupun kita butuh untuk memberikan waktu diri sendiri untuk bisa menenangkan diri dengan cara berdiam diri akan tetapi setelahnya tetap tidak ada komunikasi yang jujur dan terbuka, tentu permasalahannya akan tetap ada sehingga itu akan menjadi perasaan yang tidak terselesaikan, yang terus terpendam yang terbungkus dalam rasa frustasi, kecewa dan bahkan ketidakpercayaan lagi dalam hubungan sehingga sumbu dari ketidaknyamanan yang kecil bisa akan berubah menjadi konflik yang besar karena sedari awal tidak pernah dibicarakan dengan baik. 

Sehingga kita perlu menyadari bahwa komunikasi itu adalah kunci sehingga ketika adanya ketegangan atau emosi yang tinggi, penting adanya untuk bisa saling membuka ruang dalam membicarakan dan mendiskusikan terkait masalah yang ada, meskipun itu akan sulit tapi kalau tidak terbiasa membangun komunikasi yang tepat, hubungan itu tidak akan pernah pulih dan berkembang bahkan menjadi kuat. Jadi, akan stagnan di sana saja bahkan akan menjadi lebih buruk dari bayangan kita. Jadi, ketika salah satu pihak merasa bahwa diam itu dapat menyelesaikan masalah sedangkan pihak lainnya merasa perlu untuk menjelaskan, itu akan menjadi sebuah ketidakseimbangan dalam membangun komunikasi dengan hubungan yang baik justru itu akan menjadi konflik yang berlarut-larut bahkan bisa menciptakan jarak yang jauh lebih besar 

Oleh karena itu, situasi dan kondisi seperti ini menjadi hal penting untuk mengingatkan diri kita bahwa emosi dan konflik itu adalah bagian alami dari sebuah hubungan sehingga cara kita menentukan hubungan itu akan berjalan ke arah mana dan sejauh mana hubungan itu akan dibangun dan dengan pertumbuhan dan perkembangannya, tentu komunikasi itu adalah kunci dan hal yang penting untuk terus di selaraskan dan perlu proses adaptasi bahkan ketika ada situasi dan kondisi yang tidak nyaman justru itu waktunya, bagaimana hubungan itu dapat growt karena bahkan hal-hal kecil hingga hal-hal besar itu terbiasa selalu dibicarakan sehingga penting adanya kejujuran dan keterbukaan yang akan membuat hubungan itu akan terasa nyaman dan tenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun