Namun, yang menarik untuk saya juga sampaikan adalah bahwa ada beberapa orang yang menyatakan justru lingkungan pertemanan yang dianggap toxic dan berpengaruh buruk adalah yang mana orang-orang yang berada di lingkungan tersebut ketika ada temannya yang dalam kesusahan mereka akan membantu teman yang sedang kesusahan itu.Â
Sebenarnya ini adalah kasus-kasus yang menarik untuk dibahas lebih lanjut, yang mana kelompok pertemanan yang mungkin memiliki kebiasaan yang buruk dan tidak ideal.
Dalam lingkungan pertemanan tetap juga bisa menunjukkan solidaritas dan empati terhadap teman yang mengalami masalah atau kesusahan sehingga ini menunjukkan bahwa ada nilai-nilai kemanusiaan terkait moral dan perilaku walaupun di lingkungan yang mungkin dianggap kurang baik dan membawa pengaruh buruk.Â
Namun, tentu anggapan seperti ini perlu menjadi sebuah pertimbangan dan perhatian khusus terkait maksud dari bantuan yang dilakukan seseorang kepada temannya yang mengalami masalah atau kesusahan.
Karena bisa terdapat ekspektasi atau syarat-syarat yang tidak sehat sehingga membuat seseorang yang merasa dibantu dari lingkungan pertemanan yang toxic akan memiliki perasaan terikat dalam lingkungan pertemanan yang seperti itu.
Sebenarnya ikatan itulah yang membuat orang yang sedang bermasalah itu merasa berhutang sehingga walaupun telah terpampang secara nyata di depan matanya bahwa lingkungan ini membawa pengaruh buruk akan tetapi ia merasa terbantu dari lingkungan tersebut maka ia tetap menjadi sulit keluar dari pengaruh buruk dari pertemanan itu.Â
Sehingga, dalam situasi seperti ini penting kita melihat konteks bahwa yang katanya orang-orang baik itu tidak membantu ketika ada teman-teman yang merasa kesusahan.
Beberapa orang menganggap bahwa orang-orang yang baik ini akan selalu ada alasan untuk tidak membantu orang yang sedang mengalami permasalahan.Â
Tentu yang perlu kita lihat adalah barangkali orang-orang yang kita anggap baik dan memiliki alasan untuk tidak membantu kita ketika ada masalah adalah karena mereka menghormati batasan dan melihat situasi secara lebih bijak serta merasa bahwa masalah tersebut bisa diatasi oleh seseorang yang memiliki masalah tersebut.
Sehingga mereka tidak langsung reaktif untuk membantu, karena orang-orang yang dianggap baik dan beralasan tidak mau membantu itu bukan karena mereka tidak mau membantu karena memang merasa bahwa setiap orang itu punya solusinya sendiri untuk bisa menyelesaikan masalahnya.
Dan orang-orang yang kita anggap untuk tidak membantu itu justru menghormati batasan kita untuk tidak terlalu masuk ke dalam permasalahan yang ada.