Barangkali, di setiap hubungan itu akan memiliki pola yang berbeda untuk menyikapi sesuatu akan tetapi barangkali sedari awal, sebaiknya saat saling mengenal maka pastikan untuk belajar saling berkomunikasi secara terbuka.Â
Kebanyakan dari kita mungkin menganggap bahwa ketika kita mulai mengenal calon pasangan maka ketika sudah sekedar tahu maka itu sudah di tahapan mengenal lebih jauh padahal seharusnya perlu namanya untuk diskusi dan membahas hal-hal yang serius bahkan sampai hal-hal tabu yang agar ketika sudah dalam proses menuju pernikahan itu tidak akan menjadi perdebatan di kemudian harinya.
Misalkan, antara kamu dan pasangan ketika sebelum menikah kalian adalah seseorang yang memiliki profesi serta jenjang karier yang perlahan-lahan dan bertahap sudah mulai berkembang lebih baik. Tentu harus ada diskusi dan pembahasan terkait, apakah boleh dua-duanya bekerja dan tetap berkarier ketika akan berumah tangga, tentu perlu ada kesepakatan dulu sebelum menuju pernikahan.Â
Lalu, seperti urusan domestik rumah tangga dan anak itu akan seperti apa pengurusannya, tentu harus ada kesepakatan bahwa nantinya cara pengaturannya seperti apa rencana ke depannya.Â
Itu menurut saya jadi contoh bahwa hal-hal serius dan pembahasan-pembahasan yang berat itu mesti dibahas ketika sebelum menuju pernikahan bukan ketika sudah menikah, baru sibuk mengatur ke sana ke mari sehingga akan sangat banyak perdebatan bahwa kedua belah pihak egonya tidak terpenuhi, karena sedari awal tidak didiskusikan arah dan pengaturannya akan seperti apa sehingga ketika menemukan ketidakcocokan seharusnya bukan ketika pernikahan itu terjadi akan tetapi ketika sebelum pernikahan segala ketidakcocokan itu harus dan perlu untuk didiskusikan apa dan bagaimana kedepannya hal-hal yang bisa ditoleransi dan tidak.
Hubungan itu harus dua arah yakni kedua belah pihak harus banyak memiliki pertanyaan untuk mencocokkan hal-hal seperti apa yang akan dilakukan ketika dalam pernikahan nanti karena tidak akan mungkin ada orang yang berharap kehidupan pernikahan dan rumah tangga itu hanya seumur jagung. Tentu semua orang berharap dan mengamini agar pernikahan dan rumah tangganya kekal hingga maut memisahkan.Â
Namun, itu tadi untuk menemukan dan ditemukan oleh seseorang yang tepat untuk kita maka ada pola, cara dan strategi yang sedari awal memang harus dibicarakan atas dasar agar tidak ada perdebatan panjang yang membuat satu sama lain akhirnya merasa tertipu dan dibohongi.
Tidak perlu kita berbicara soal penyamaan agar kamu dan pasanganmu itu sama pola hubungannya dengan orang lain karena tidak akan mungkin hal itu bisa disamakan. Oleh karena itu, kamu dan pasangan perlu adaptasi untuk menemukan kesepakatan, apakah hubungan itu bisa dilanjutkan bersama-sama dengan tujuan yang sama ketika dalam pernikahan dan rumah tangga itu nantinya akan seperti apa.Â
Jadi, ketika menemukan ketidakcocokan dan barangkali hal itu tidak bisa ditoleransi oleh salah satu pihak maka kesepakatannya tentu tidak bisa dipaksakan untuk bisa bersama-sama kecuali keputusan kesepakatan itu adalah dari kedua belah pihak untuk sama-sama sepakat.
Itu kenapa pada akhirnya banyak hubungan yang sudah dalam tahap pernikahan yang dalam menjalani kehidupan berumah tangga pada akhirnya tidak berhasil. Barangkali, salah satu hal yang saya soroti yakni karena sedari awal banyak hal diskusi dan pembahasan yang serius itu diabaikan sebelum menikah karena agar ketika menuju pernikahan tidak ada terjadi konflik terkait pandangan yang mungkin akan terjadi bentrok karena perbedaan pola pemikiran namun akan jauh lebih mengagetkan lagi apabila hal-hal serius tidak dibahas sebelum pernikahan, yang lambat laun akan menjadi bom waktu permasalahan lebih kompleks karena tidak ada kesepakatan dari awal.
Oleh karena itu, barangkali sebaiknya banyak-banyaklah melakukan diskusi dan pembahasan serius terkait pandangan, bagaimana nantinya perencanaan dan pengaturan dalam rumah tangga itu ke depannya karena kesepakatannya antara kedua belah pihak, yang tentu nantinya kemudahan atau kesulitan yang dijalani adalah sama-sama dirasakan oleh kedua belah pihak, yang artinya akan perlu kerjasama untuk mencapai tujuan pernikahannya bahagia dan menyenangkan.Â