Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i am anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here ✨

Selanjutnya

Tutup

Diary

Having Sex Sebagai Standar Kebodohan yang Dinormalisasikan dan Efek Sanksi Sosial Kesengsaraan Moralitas dan Etika Secara Turun Temurun

17 Agustus 2024   20:49 Diperbarui: 17 Agustus 2024   20:58 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sepertinya, akan banyak pihak yang setuju apabila kita melihat secara keseluruhan bahwa sebagian anak muda hari ini sedang mengalami krisis moralitas dan etika yang entah tidak teredukasi tentang seks education atau memang dengan landasan "mau sama mau" yang menurut kita sebagai orang awam dan masih menganggap bahwa hal-hal yang sakral, seharusnya dilakukan ketika berstatus sah secara hukum bernegara serta agama namun nyatanya saat ini, hal itu sangat normal dan dianggap sebagai sesuatu yang mengikut trend dan bersifat kekinian. 

Betapa sangat mengerikan dan menyedihkan sekali bahwa beragam kasus dengan identifikasi yang sama terjadi terkait dengan perzinaan yang dilandasi dengan nafsu atas kesadaran "mau sama mau" yang akhirnya tanpa pikir panjang dan mengatasnamakan itu sebagai kasih sayang dan cinta, ternyata berakhir seperti manusia tidak berakal dengan melakukan having sex berulang kali. Cukup memprihatinkan dengan keadaan dan kondisi yang kian hari kian menyedihkan seperti ini karena di sekeliling saya pun banyak anak-anak yang seharusnya memupuk dirinya dengan semangat belajar dalam pendidikan akan tetapi berakhir dengan kehidupan yang mengenaskan karena harus menjalani kebodohan yang ia lakukan bersama seseorang yang katanya, mencintai dan menyayanginya akan tetapi berakhir juga meninggalkan dirinya dalam keadaan berbadan dua.

Tentunya, dalam kasus seperti ini yang paling merugi adalah perempuan akan tetapi kalau kasus seperti ini dilandasi atas "mau sama mau" tentu perempuan tersebut siap dengan risiko yang akan ia bawa yakni kebodohan yang mengenaskan. Tidak hanya laki-laki yang kebanyakan dalam kasus seperti ini adalah sebagai tersangka dan pelaku utama akan tetapi banyak sekali perempuan yang juga tidak bisa mengendalikan nafsunya sebagai manusia yang berakal sehingga landasan yang berdasarkan "mau sama mau" itu akhirnya tercipta dan berakhir dengan pembenaran bahwa kebiasaan seperti ini adalah wajar sebagai anak muda yang sedang berada dalam kadar perasaan kasih sayang dan jatuh cinta yang membabi buta dengan akhir yang tidak dipikirkan panjang dan matang dengan anggapan, intinya menyalurkan hasrat bersama dengan bercinta setiap menginginkannya.

Dalam banyaknya kasus seperti ini, saya melihat bahwa tidak sepenuhnya ini karena tidak adanya peran orang tua walaupun kebanyakan anak-anak yang seperti ini adalah akibat dari pembiaran orang tua yang membebaskan anak-anaknya untuk tidak diajarkan mengenai sex education. Faktor lain yang juga memicu hal tersebut adalah karena lingkungan ia berteman, yang mana apabila lingkungannya menganggap bahwa having sex itu adalah wajar maka di dalam kepala anak tersebut akan tergambar dan tercipta sesuatu pemikiran yang tidak apa-apa bahwa anak muda seperti dirinya untuk melakukan having sex terutama kepada pasangannya. 

Seolah-olah, akhirnya apabila pasangannya tidak bisa atau mau memenuhi ajakan terkait dengan having seks itu maka hal tersebut akan dianggap sebagai sesuatu yang membuat pasangan yang satunya merasa tidak dicintai atau disayangi hanya karena gara-gara menolak ajakan tersebut. Inilah kenapa pada akhirnya kita sebagai manusia perlu membekali diri dengan pemikiran dan ilmu serta prinsip yang harusnya tidak kita langgar yang mana secara norma jelas sekali bahwa kalau sesuatu itu telah dilarang dan pasti efeknya akan tidak baik untuk kita, kenapa tetap ada yang melanggar?

Tentu, dampak yang ditimbulkan akibat dari tindakan dan kebiasaan having sex ini kerap kali dilakukan tidak hanya sebatas hal tersebut terjadi saja namun akan berpengaruh kepada keturunan yang secara turun temurun apabila tidak ada pemutus dari rantai kebiasaan yang seperti ini maka sampai kapanpun banyak orang akhirnya akan beranggapan Ini adalah sebuah hal yang normal padahal yang sebenarnya ini adalah menjadi kesalahan yang sangat-sangat fatal dan berdampak buruk dari generasi ke generasi.

Oleh karena itu, menurut saya sendiri dalam kehidupan ini walaupun kita masih muda dan rasa ingin tahu kita tentang sesuatu hal itu sedang menggebu-gebu dan besar sekali untuk mencari tahu yang barangkali dalam proses kita mencari tahu itu, banyak hal-hal yang salah kita lakukan akan tetapi secara aturan menurut saya, kita bahkan bisa mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan dari manapun yang akan cukup untuk membuat diri kita bisa melindungi diri sendiri dan menjaga diri sendiri dari hal-hal yang seharusnya keinginantahuan itu tidak sampai merusak masa depan kita. 

Makanya, sebagai anak muda, seharusnya kita menyadari bahwa setiap hal dalam kehidupan ini ada aturan dan batasnya sehingga setiap proses dalam kehidupan kita ada masanya untuk menjalani proses yang kita tidak perlu terlalu jauh untuk mencari tahu dari keinginantahuan yang akhirnya berdampak buruk untuk kehidupan kita. Oleh karena itu, sebagai anak muda yang masih belajar untuk berproses maka fokuslah terhadap apa yang perlu kita kembangkan sebagai manusia dan pastikan bijak dalam melakukan apapun karena tanpa membekali diri kita dengan ilmu, kita tidak akan bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang kita lakukan yang justru akan menjerumuskan kita pada sesuatu yang semakin lama semakin larut dan tidak bisa selamatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun