Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i'm anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here 💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Miskin Pola Pikir

3 Juli 2024   21:47 Diperbarui: 3 Juli 2024   21:57 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila tidak juga berubah, selamat memelihara kesialan seumur hidup

***

Puisi ini adalah gambaran seseorang yang sudah tahu kehidupannya tidak menyenangkan akan tetapi justru malah memilih dan membuat keputusan-keputusan yang tidak bijak dan semakin membuat hidupnya penuh dengan kekejaman dan menghimpit, seolah-olah kehidupanlah yang kejam dan keras terhadap hidup mereka. Itulah yang menyebabkan banyak dari mereka kehidupannya tidak akan pernah berkembang dan maju karena setiap membuat keputusan adalah keputusan itu justru membuat mereka semakin terpenjara dan terkukung dalam kesulitan-kesulitan yang baru.

Pola pikir inilah yang harus selalu kita pilih dan pilah secara benar karena ke mana dan dimana pun kita berada, mau situasi dan kondisi apapun yang ada di hadapan kita, jika pola pikir kita menyesuaikan dengan pengamatan terhadap kejadian-kejadian yang telah dialami orang lain ataupun pilihan tersebut adalah pilihan yang justru sangat beresiko kalau kita pilih sehingga sikap kita ketika situasi itu mengeliling justru kita lebih hati-hati dan bahkan tidak memilih hal tersebut untuk dijadikan sebuah keputusan dalam hidup kita.

Bahkan, bila pun ketika kita dihadapan dengan berbagai pilihan, yang sebenarnya akan terjadi adalah bahwa pilihan itu tetap punya resiko akan tetapi seharusnya pilihan yang kita pilih itu adalah pilihan yang bisa kita topang beban dan proses kita menjalani pilihan tersebut, yang akhirnya membuat kita bertanya, mampukah kita untuk menjalani proses dari pilihan itu? Karena, bagaimana pun kondisi dan situasinya, tidak akan benar- benar ada yang bisa menyelamatkan diri kita sendiri, kalau diri sendiri tidak dengan usaha keras menyelamatkan.

Maka dari itu, yang harus kita antisipasi adalah jangan sampai kita salah memilih pilihan. Jadi, yang harus kita ukur adalah diri kita sendiri terhadap pilihan itu. Barangkali, memang kebanyakan mungkin orang lain misalkan memilh pilihan yang yang menurut kita beresiko untuk kita pilih maka sebaiknya kita mengikuti apa yang menjadi ukuran kita untuk tidak memilih hal tersebut. Seharusnya kita tidak akan mempermasalahkan hal tersebut walaupun nantinya banyak orang akan bertanya-tanya kenapa kita tidak memilih hal tersebut.

Oleh karena itu, semua pilihan berada dalam keputusan diri sendiri. Tentu, pastinya setiap pilihan itu memiliki resikonya masing-masing akan tetapi pilihlah pilihan yang resikonya dengan senang hati kita lewati perjalanan dan prosesnya. Tidak perlu menyenangkan semua orang atas ketidakberpihakan kita terhadap pilihan yang banyak orang lain pilih, yang mana nantinya yang menjalani pilihan tersebut adalah diri sendiri, jadi kalau kita juga terpaksa dalam pilihan itu maka siapa yang mau kita salahkan atas keteledoran kita memilih pilihan yang salah? Tentu, diri kita sendiri. Oleh karena itu, bijaklah membuat keputusan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun