Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i am anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here ✨

Selanjutnya

Tutup

Love

Trust Issue Pernikahan: Perceraian Meningkat, Banyak Anak Muda Enggan Menikah Disebabkan Banyaknya Perselingkuhan Hingga Kekerasan Dalam Rumah Tangga

16 Maret 2024   10:32 Diperbarui: 16 Maret 2024   10:44 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Maraknya perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga menjadi beberapa penyebab perceraian meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan dari laporan Statistik Indonesia bahwa kasus perceraian yang ada di Indonesia mencapai 516.334 kasus di tahun 2022. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 15,31% dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 447.743 kasus. Tentunya hal ini cukup menjadi sorotan banyak orang, kenapa setiap tahunnya Indonesia mengalami peningkatan kasus perceraian sehingga ini cukup jadi ketakutan tersendiri untuk teman-teman yang belum masuk pada sebuah pernikahan.

Banyak dari kita yang tentunya menginginkan sebuah pernikahan yang langgeng hingga maut memisahkan. Namun, pada faktanya banyak juga orang-orang yang memiliki pernikahan yang berjangka pendek dan jauh dari kata awet dan langgeng. Tentunya hal ini diiringi dengan berbagai macam sebab mulai dari perselingkuhan, pertengkaran, perselisihan, ekonomi hingga pada kekerasan dalam rumah tangga. Belakangan ini banyak sekali kasus perceraian yang disebabkan karena adanya perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga walaupun sebenarnya penyebab dari perceraian itu sendiri tidak hanya perselingkuhan namun yang saat ini banyak terjadi ialah disebabkan karena adanya perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga. 

Yang mana hal ini menjadikan anak muda khususnya yang belum menikah, ikut merasakan trust issue tersendiri terhadap pernikahan karena walaupun posisi itu tidak dialaminya, tentu itu cukup berdampak pada kondisi psikis anak muda yang belum menikah, melihat kejadian demi kejadian orang-orang yang telah menikah membuat anak muda turut simpati dan kasihan terhadap kejadian tersebut. Barangkali beberapa penyebab inilah yang membuat banyak anak muda enggan untuk menikah di usia yang masih muda bahkan lebih memilih untuk tidak menikah.

Saat ini, justru banyak anak muda yang lebih takut tidak memiliki banyak uang dan karier yang cemerlang dibanding dengan harus terburu-buru untuk menikah. Yang mana banyak dari anak muda telah diteror oleh banyak pertanyaan dari orang tua dan para tetangga berkaitan dengan kapan dirinya menikah namun kebanyakan dari anak muda justru memilih untuk lebih fokus pada karier dan memperbanyak uang terlebih dahulu daripada memilih untuk menikah walaupun umurnya diharuskan sudah menikah. 

Menurut saya, sebenarnya tidak masalah untuk temen-temen menunda pernikahan dan memilih untuk fokus pada karier dan memperkuat kondisi keuangan untuk saat ini. Tentunya banyak sebab yang membuat anak muda akhirnya lebih fokus pada karier dan stabilitas keuangan yang mana pada akhirnya ketika masuk ke dalam sebuah pernikahan, tentu sangat banyak yang sebelumnya harus dipersiapkan sehingga penyebab-penyebab dari perceraian yang ada juga turut menjadi sebab anak muda pada akhirnya menunda bahkan enggan untuk menikah.

Salah satu sebab perceraian itu yakni perselingkuhan yang terjadi tentu membuat banyak orang sangat menyayangkan bahkan banyak orang berpikir salah satu pihak yang mengkhianati pasangannya memang adalah orang-orang yang tidak bersyukur terhadap pasangannya sendiri. Demi kepuasan sesaat ia rela menyia-nyiakan pasangannya yang selalu menjaga kesetiaan kepadanya. Tentu hal ini sangat-sangat membekas dan cukup membuat trauma seseorang yang berada di posisi dan kejadian seperti ini. Hingga pada akhirnya, kejadian ini menjadikan seseorang untuk berani melepaskan orang yang ia sayang, demi kewarasan kondisi fisik dan mental yang ikut terluka apabila terlalu lama menghadapi permasalahan tersebut.

Kekerasan dalam rumah tangga juga turut menjadi penyebab banyaknya perceraian sehingga membuat banyak orang yang juga tidak habis pikir, kenapa mudah sekali untuk menyakiti orang yang ia sayang padahal apabila memang ada perselisihan atau pertengkaran tentu bisa untuk dibicarakan baik-baik. Namun, tentu permasalahannya memang kita tidak pernah tahu sejauh apa namun kekerasan secara verbal maupun nonverbal itu cukup juga turut menjadi trauma yang berakar dari kemampuan emosional yang tidak baik. Hingga pada akhirnya perceraian jadi ujung penyelesaian yang sebenarnya disayangkan namun perceraian menjadi keputusan akhir demi kondisi mental dan fisik tidak semakin babak belur.

Pernikahan memang tidak akan selalu diwarnai dengan kebahagiaan-kebahagiaan seperti ketika merayakannya dengan pesta yang meriah dan menyenangkan. Namun, bukan berarti juga hal ini dijadikan alasan sebagai sesuatu yang menghantui banyak anak muda untuk akhirnya tidak menikah. Tentunya memang hal ini dapat menjadi trust issue sendiri bagi anak muda dalam melihat perspektif pernikahan apalagi melihat kasus-kasus perceraian yang ada saat ini.

Tidak masalah untuk akhirnya sementara waktu menunda pernikahan karena beberapa sebab dan tidak masalah juga untuk akhirnya memutuskan tidak menikah karena yang paling penting keputusan itu ada pada diri sendiri karena nantinya yang menjalani adalah diri sendiri. Namun, ada baiknya juga kita melihat sisi positif dari pernikahan yang mana ada banyak juga pernikahan yang langgeng dan awet karena sepasang manusia yang memegang apa teguh dan menjunjung kesakralan makna dari pernikahan sehingga dalam menjalani kehidupan rumah tangganya mereka mewarnai pernikahan dengan penuh kasih sayang dan merawatnya dengan usaha dan tanggung jawab di dalam pernikahan.

Walaupun saat ini banyak kasus perceraian yang membuat kamu sebagai anak muda trust issue terhadap sebuah pernikahan namun saran saya, alangkah baiknya untuk mempunyai perspektif yang seimbang antara sisi negatif dan positif berkaitan dengan pernikahan. Bila memang opsi menikah tidak ada dalam kamus hidup dan tujuan teman-teman maka tentu setiap pilihan memiliki resiko yang akhirnya dan nantinya teman-teman terima dan jalani. Semoga apapun nanti pilihannya teman-teman bisa setidaknya merasakan kebahagiaan yang teman-teman ciptakan dengan tujuan hidup dan pilihan teman-teman.

Entah, nanti teman-teman akhirnya menikah doa baik saya untuk teman-teman, semoga dipertemukan dengan pasangan yang tepat dan selalu memperjuangkan pernikahan dengan tanggung jawab komitmen dan kerja keras yang sungguh-sungguh. Tentunya untuk temen-temen yang juga akhirnya memilih untuk tidak menikah, doa baik saya juga untuk teman-teman, semoga pilihan itu menjadi pilihan yang menyenangkan untuk dijalani, semoga selalu bahagia dan dikaruniai hal-hal yang baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun