Mohon tunggu...
Anggraini Arum Nagari
Anggraini Arum Nagari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

One day, i'm gonna have everything i prayed for.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengenal Filsafat Nietzsche : Kehednak Untuk Berkuasa dan Revolusi Pemikiran Modern

11 Januari 2025   21:40 Diperbarui: 11 Januari 2025   21:40 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Friedrich Wilhelm Nietzsche  (Sumber: https://pin.it/3vCD2wJbZ)

Biografi

Friedrich Nietzsche lahir pada tanggal 15 Oktober 1844 di Rocken, Rusia yang sekarang menjadi bagian dari Jerman. Nietzsche berasal dari keluarga religius Lutheran. Ia hanya hidup dengan ibunya, Franziska Nietzsche, bersama saudara perempuannya yang bernama Elisabeth,  karena ayahnya yang meninggal ketika ia berusia lima tahun. Sejak kecil, Nietzsche memiliki bakat akademik yang luar biasa. Pada tahun 1864, Nietzsche belajar filologi klasik di Universitas Bonn yang kemudian pindah ke Universitas Leipzig. Ketika menginjak usia 24 tahun, Nietzsche diangkat menjadi profesor filologi termuda di Universitas Basel, Swiss.

Nietzsche semasa hidupnya tidak pernah menikah dan sering sakit-sakitan. Kesehatan fisik dan mental Nietzsche semakin memburuk pada akhir 1880-an. Pada Januari 1889, di Turin, Italia, ia mengalami gangguan mental yang membuatnya tidak dapat lagi menulis atau berpikir jernih. Setelah beberapa tahun dirawat oleh ibunya dan saudara perempuannya Elisabeth, Nietzsche meninggal pada tahun 1900 di Weimar, Jerman. 

Filsafat Nietzsche "Kehendak Untuk Berkuasa" 

Filsafat Friedrich Nietzsche adalah salah satu pemikiran yang paling menarik dan sering diperbincangkan dalam sejarah filsafat modern. Nietzsche dikenal karena kritik tajamnya terhadap moralitas tradisional, agama, dan nilai-nilai yang sudah dianggap baku. Konsep Kehendak untuk Berkuasa (Will to Power) adalah salah satu filsafat Friedrich Nietzsche. 

Nietzsche mengatakan bahwa kehendak mendasar manusia bukanlah untuk bertahan hidup (seperti yang diusulkan Darwin) melainkan untuk berkuasa. "Kehendak untuk berkuasa" bukan hanya berarti mendominasi, tetapi juga dorongan untuk melampaui diri sendiri, mengatasi tantangan, dan terus berkembang. 

Nietzsche berpendapat bahwa Kehendak untuk Berkuasa bukan hanya berlaku untuk manusia, tetapi juga untuk seluruh alam semesta. Ia melihat alam semesta sebagai tempat di mana berbagai kekuatan saling bertarung dan memengaruhi satu sama lain. Jadi, konsep ini tidak hanya penting untuk memahami kepribadian atau hubungan sosial, tetapi juga bagaimana alam semesta bekerja.

Dalam kehidupan modern, konsep Kehendak untuk Berkuasa mengajarkan kita untuk terus berkembang, menghadapi tantangan, dan menciptakan hidup yang sesuai dengan keinginan kita sendiri. Di tengah tekanan sosial dan ekspektasi masyarakat, gagasan ini mendorong kita untuk menemukan kekuatan dalam diri sendiri dan menjadi versi terbaik dari diri kita, tanpa terikat oleh aturan atau nilai yang membatasi.

Pandangan Nietzsche Terhadap Moralitas Tradisional dan Nilai-Nilai Modern

Friedrich Nietzsche mengkritik tajam moralitas tradisional yang menurutnya mengekang potensi manusia. Khusunya moralita kristen, ia memandangnya sebagai sebuah sesuatu yang memiliki tujuan untuk menekan kehendak hidup manusia melalui nilai-nilai seperti kerendahan hati, pengorbanan, dan kepatuhan. Nietzsche melihat ini sebagai moralitas budak, di mana individu yang lemah dan terpinggirkan menciptakan nilai-nilai yang mengutamakan pengekangan diri untuk menjaga keseimbangan sosial dan mengendalikan mereka yang lebih kuat atau lebih berkuasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun