Jujur, saya akui, Geisha adalah grup musik yang lagu-lagunya enak didengar di telinga. Tapi, belakangan, saya agak terganggu dengan lirik single terbaru mereka 'Lumpuhkan Ingatanku'.
Sebagai orang yang dulu pernah divonis bakal kehilangan short term memory, lagu itu adalah lagu yang liriknya menyuarakan ketidakbersyukuran. Sudah bagus manusia dibekali ingatan dan otak yang sempurna, eh, masak hanya gara-gara patah hati, lalu pengin ingatannya lenyap?
Secara implisit, memang lagu ini menggambarkan keputusasaan seseorang yang sulit move on dari pasangan. Lagu galau, itu kata anak muda zaman sekarang. Namun, lirik yang disebutkan, secara eksplisit seolah-olah mengatakan, "Medingan nggak ingat apa-apa daripada pahit ingat dia."
Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia
Hapuskan memoriku tentang dia
Hilangkanlah ingatanku, jika itu tentang dia
Kuingin kulupakannya
Oke, anggap saja saya terlalu nyiyir, karena pernah merasakan betapa ancaman kehilangan ingatan itu sangat menyedihkan. Setiap orang boleh memiliki perspektif yang berbeda.
Dan, bermain-main dengan lirik, memang sah-sah saja. Tapi, musik juga merupakan propaganda. Melalui lagu-lagu berlirik galau itu, tingkat hubungan antar manusia di kalangan anak muda, jadi begitu sentimentil. Seolah-olah jika pasangan tak setia, maka dunia rusak segalanya. Padahal, kalau masih sekadar pacaran, patah hati mah secukupnya saja. :p
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H