Mohon tunggu...
ANGGRAENI YUNITA
ANGGRAENI YUNITA Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

SMK N 1 KENDAL

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Batu-bata Merah

5 Februari 2021   19:31 Diperbarui: 5 Februari 2021   19:48 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


 Bisnis pembuatan batu bata di Desa Tamangede, Kecamatan Gemuh.Warga setempat juga mayoritas berprofesi sebagai perajin batu bata di desa tersebut,kurang lebih didesa itu ada 60 tempat pembuatan batu bata.Saat  musim kemarau, produksi batu bata mengalami peningkatan.pembuatan batu bata memang tergantung dengan kondisi cuaca, karena untuk pengeringan tergantung dengan panas matahari,
Apabila musim hujan biasanya 2 bulan sekali untuk bisa melakukan pembakaran.Untuk Sekali pembakaran bisa sampai 50 sampai 60 ribu batu bata.batu bata produksi dibanderol Rp 500 -- Rp 520 per batu bata.Untuk proses pengeringan biasanya memerlukan waktu 4-7 hari agar siap dibakar.
Pembakarannya juga masih menggunakan metode manual,  menggunakan sekam dan kayu. Untuk setiap pembakaran butuh waktu 1 hari 1 malam agar batu batanya benar-benar matang.
Saat musim kemarau  batu bata bisa memproduksi sekitar 60 - 80 ribu biji per bulan.Tetapi jika musim hujan hanya bisa memproduksi sekitar 20 ribu batu bata per bulan.Tetapi untuk saat ini bahan baku pembuatan batu bata kadang cukup susah untuk dicari.Tanah sawah sebagai bahan baku untuk membuat batu bata itu belinya agak sulit, karena diambil terus, sehingga cadangan makin berkurang. Padahal tanah yang digunakan merupakan tanah khusus. Tanah sawah diberi air dan diaduk hingga menjadi sebuah adonan yang cukup liat untuk dicetak menjadi batu bata. Pencetakan bata Dilakukan secara manua danl dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari kayu. Kemudian keringankan dengan cara diangin anginkkan hingga setengah kering.  setengah kering, batu bata mentah tersebut dijemur hingga kering di bawah sinar matahari yang terik dan cukup panas di musim kemarau. Setelah itu, batu bata mentah ini dibakar di dalam pembakaran bata hingga 'matang'.
Porses pembakaran di dalam  tungku pembakaran ini, biasanya menggunakan bahan bakar dari potongan pohon hasil sisa penggergajian kayu.
Proses pembakaran batu bata ini biasanya membutuhlan  waktu yang cukup lama. Api yang digunakan pembakaran batu bata merah  juga api sedang, sehingga proses untuk 'pematangannya' terjadi perlahan-lahan. Untuk Proses 'pematangan' ini dapat dilakukan selama beberapa hari. semakin lama proses pembakaran, semakin 'matang' batu batanya, sehingga kekuatannya pun lebih baik atau batu bata akan tidak mudah patah. Batu bata yang lebih kuat  akan menghasilkan bangunan yang akan bertahan lebih lama atau kokoh
Batu bata yang matang akan memiliki warna oranye atau jinggak kemerahan sehingga disebut dengan nama yang kita kenal dan familiar batu bata merah. Dan Setelah dingin, batu bata merah ini barulah didistribusikan kepada para penyalur dan juga para penjual atau toko-toko bahan bangunan.Banyaknya pembangunan menjadikan batu bata banyak dicari. Pembeli batu bata tidak hanya dari wilayah Kabupaten Kendal, tapi ada juga pembeli dari daerah sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun