Mohon tunggu...
Anggraeni Kumalasari
Anggraeni Kumalasari Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Seorang ibu dan istri yang sedang belajar membagi waktu dengan bijaksana

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bajik Vs. Bijak

25 Januari 2012   02:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:29 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menyimak ulasan tempo [masih] tentang tragedi kapal Costa Concordia yang menyatakan bahwa sang Kapten tanpa persetujuan pihak Costa telah membawa kapal yang berbobot lebih dari seratus ton ituberlayar terlalu dekat dengan Pulau Giglio untuk menghormati Antonello Tievoli, yang keluarganya tinggal di pulau tersebut.

Seperti yang terungkap setelah kejadian, Tievoli meminta keluarganya memandang ke luar jendela pada pukul 21.30 pada hari itu .

MEMANG apabila kecelakaan itu tidak pernah terjadi mungkin suatu saat nanti ketika Schettino pensiun dari pekerjaannya dia akan dikenang sebagai Kapten yang Bijak dan berhati mulia setidaknya oleh segelintir orang tapi apa mau dikata, malang tak dapat ditolak, keputusan sang Kapten berujung tragedi yang tidak hanya merugikan dirinya sendiri tetapi juga ribuan penumpang dan awak kapalnya sendiri.

Disini kita bisa menarik hikmah dari kejadian tersebut bahwa berbuat bajik (baca : baik) haruslah dilandasi dengan sikap bijak, apakah kebajikan kita terhadap seseorang atau hanya segelintir orang tidak merugikan lebih banyak orang lain lagi.

Tak jarang perbuatan yang kita lakukan dibutakan oleh hanya alasan sepele, sebagaipembuktian atas sesuatu yang tak jelas manfaatnya, yang bahasa kerennya showing off, atau hanya karena alasan konyol dikalangan anak mudayang biasamereka sebut sebagai Man’s Code (meminjam istilah dari keponakan), Romantisme , dan masih banyak alasan lain.

Saya tak hendak menafikan perbuatan baik yang oleh semua norma agama dan masyarakatsangat dianjurkan, tetapi saya rasa kebajikan haruslah dilandasi dengan kebijaksanaan.

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun