Mohon tunggu...
Anggraeni Dawi RA
Anggraeni Dawi RA Mohon Tunggu... Guru - Guru/ SMAN 2 Mandor

Pembelajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.2 Pembelajarn Sosial Emosional

8 Juli 2024   13:44 Diperbarui: 8 Juli 2024   13:55 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat memahami, menghayati dan mengelola kesadaran diri, menetapkan dan mencapai tujuan tertentu, merasakan dan menunjukkan empati pada orang lain, membangun dan mempertahankan kesadaran positif terhadap orang lain. PSE memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka diluar akademik termasuk kesejahteraan psikologis well being secara optimal. Dahulu saya sebagai seorag pendidik yang hanya mengajar murid materi pelajaran saja tanpa memikirkan kemampuan murid, permsalahan murid, karakter belajar murid seperti apa, mengajar hanya sekadar mengajar demi mengejar ketercapaian materi satu semester ketika setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosial serta kompetensi sosial emosional saya merasa harus memberikan perubahan yang berarti kepada murid saya selain memberikan materi pelajaran saya juga harus memikirkan kodrat yang murid miliki, permasalahan yang mereka alami serta karakteristik gaya belajar mereka seperti apa.

Kaitan materi dari pemikiran KHD murid ibaratkan sebagai tanaman padi dan guru adalah sebagai bapak taninya, tidak mungkin kita bisa menumbuhkan tanaman padi menjadi jagung yang kita lakukan sebagai pak tani yaitu hanya menjaga kondisi tanaman tersebut dengan baik sehingga tanaman padi dapat tumbuh dengan subur dengan cara memperhatikan pemberian pupuk, memastikan air yang cukup untuk bisa mengairi tanamn padi serta menekan hama yang akan menyerang tanaman padi, begitu juga kita sebagai pendidik kita tidak bisa merubah kodrat anak yang ada didalam dirinya yang bisa kita lakukan sebagai pendidik yaitu agar murid dapat mencapai tujuannya untuk bersekolah serta memberikan keluasan bagi murid untuk berkembang sesuai dengan bakat dan minat yang murid miliki, tidak memaksakan kehendak kita sebagai pendidik yang harus menuntut murid untuk bisa memahami materi yang kita berikan dan merubah pandangan bahwa murid kita memiliki seuatu yang uni didalam diri mereka dan kita dapat mendampingi tumbuh dan berkembang sesuai dengan keinginannya. Mengerahkan nilai dan peran yang ada didalam diri kita dengan berkolaborasi bersama warga sekolah demi mencapai tujuan bersama.

Sebagai pendidik kita juga harus bisa memenuhi kebutuhan belajar murid dengan mempersiapkan pembelajaran yang berdifferensiasi untuk murid agar proses pembelajaran dikelas berpihak pada murid. Kondisi pembelajaran dibuat senyaman mungkin untuk murid dikelas agar murid dikelas dapat nyaman dan leluasa dalam belajar dikelas. Dengan memahami pembelajaran sosial emosional kita diminta harus bisa mengimplementasikan hal ini dikelas terkusus pada murid kita agar dapat memahami karakter didalam diri mereka seperti apa agar dapat menyesuaikan model dan metode pembelajaran dikelas. Menanamkan pembelajaran sosial emosional didalam diri murid agar dapat berlaku positif ketika dikelas, sekolah, rumah maupun diluar/masyarakat.

Kerangka kompetensi sosial emosional (CASEL) yaitu kesadaran diri adalah kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan, contoh pada kesadaran diri yaitu mengidentifikasi emosi-emosi dalam diri, menunjukkan integritas dan kejujuran,dll. Manajemen diri adalah kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi, contoh pada manajemen diri yaitu mengelola emosi diri, menunjukkan disiplin dan motivasi diri, merancang tujuan pribadi dan bersama. Kesadaran sosial adalah kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi, contoh kesadaran sosial yaitu mempertimbangkan pandangan/pemikiran orang lain, mengakui kemampuan/kekuatan orang lain, menunjukkan kepedulian atas perasaan orang lain. Ketrampilan berelasi adalah kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif, contoh yaitu berkomunikasi yang efektif, mengembangkan relasi dan hubungan yang positif, dapat melawan tekanan sosial yang negatif. Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab adalah kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok, contohnya yaitu menunjukkan rasa ingin tahu dan keterbukaan pikiran, mengantisipasi dan mengevaluasi konsekuensi-konsekuensi dari tindakannya, berlatih membuat keputusan. Setidaknya kompetensi sosial emosional ada beberapa yang tercantum pada pengajaran eskplisit di modul, agar kita bisa meyisipkan beberapa kompetensi tersebut didalam diri murid.

Sebelum mempelajarai modul ini, saya berpikir bahwa mengajar dikelas hanya sebatas mengajar dikelas saja memberikan materi pelajaran saja, harus menyelesaikan materi pelajaran selama satu semester dikarenakan jika materi tidak selesai berujung ketika ulangan akhir semester mereka tidak bisa mnegerjakan soal dikarenakan materi pelajaran belum selesai tersampaikan semuanya, sehingga saya tidak memeprhatikan kondisi murid dengan baik tidak memperhatikan kondisi secara psikis apakah mereka siap dalam menerima meteri yang saya ajarkan tanpa juga melihat karakter belajar mereka seperti apa sehingga pada akhir materi atau bab didapati banyak murid yang mengalami ketidak tuntasan dalam pelajaran saya, setelah mempelajari modul ini, ternyata bahwa murid ketika disekolah bukan bagian fisiknya saja yang diperhatikan melainkan sosial emosional didalam mereka juga harus kita peratikan sebagai pendidik agar kita bisa memberikan yang terbaik untuk murid kita dikelas dengan memeriksa kebutuhan belajar mereka seperti apa, kemudian menerapkan proses pembelajaran diferensiasi yang berpihak kepada murid serta juga harus menerapkan pembelajaran sosial emosional didalam proses pembelajaran dikelas.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah 1) Peningkatan 5 (lima) kompetensi sosial emosional, yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. 2) Kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 (lima) kompetensi sosial dan emosional. 3) Penerapan PSE berbasis kesadaran penuh yang terhubung, terkoordinasi, aktif, fokus dan eksplisit dapat mendukung terwujudnya well-being ekosistem sekolah.

Berkaitan dengan tiga hal mendasar di atas, perubahan yang penulis terapkan di kelas dan sekolah bagi murid-murid:

1. Pengajaran eksplisit, yaitu dengan melakukan pengajaran eksplisit sebagai implementasi PSE ke pengajaran eksplisit memastikan murid memiliki kesempatan yang konsisten dalam menumbuhkan, melatih dan berefleksi tentang 5 KSE dengan cara yang sesuai dan terbuka dengan ragam budaya.

2. Pembelajaran akademik terintegrasi KSE, yaitu dengan mengintegrasikan KSE ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, seni, musik, dan pendidikan jasmani.

3. Keterlibatan murid, yaitu mengajak warga sekolah menghormati dan meningkatkan persepektif dan pengalaman murid dengan melibatkan murid sebagai pemimpin, pemecah masalah, dan pembuat keputusan.

Perubahan yang penulis terapkan di kelas dan sekolah bagi rekan sejawat:           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun