Mohon tunggu...
Anggraeni Dawi RA
Anggraeni Dawi RA Mohon Tunggu... Guru - Guru/ SMAN 2 Mandor

Pembelajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi - Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

29 Maret 2024   10:28 Diperbarui: 29 Maret 2024   10:32 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada zaman Kolonial Belanda Bangsa Indonesia hanya sebagian yang bisa mengenyam Pendidikan, ketika Belanda memberikan kebebasan Bangsa Indonesia mengenyam Pendidikan masyarakat hanya bisa belajar menulis, membaca dan berhitung seadanya saja untuk menunjang usaha mereka dalam perdagangan. Akhirnya hadir sosok Ki Hajar Dewantara yang memberikan pengorbanannya untuk memerdekakan Bangsa Indonesia dalam bidang Pendidikan, hingga sekarang bangsa Indonesia leluasa untuk belajar tanpa mengenal harkat, martabat serta tanpa harus ada rasa takut.

Semboyan yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Tut wuri handayani, Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso". Ing Ngarso Sung Tulodo artinya nmenjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Ing Madyo Mangun Karso, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Semboyan ini masih digunakan sampai sekarang,

Menuntun kodrat anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pengajaran merupakan bagian dari Pendidikan, pengajaran merupakan cara pemberian ilmu yang berfaedah bagi murid baik secara lahir dan batin. Pendidikan hanyalah sebuah ' tuntunan' artinya kita sebagai Pendidik hanya bisa menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat anak, serta memperbaiki laku hidup dan tumbuhnya. Sebagai pendidik tidak bisa lagi memaksakan kehendak kita yaitu murid harus mengikuti mau kita tetapi kitalah yang bekerja membantu murid untuk berkembang sesuai dengan kodrat yang dimilikinya. Murid ibarat tanaman misalnya tanaman padi tidak akan berbuah jagung pasti akan berbuah padi, Kita sebagai Pendidik ibarat Petani  yang kerja hanya menjaga kondisi tanah, memberikan pupuk, menyiram secara berkala agar tanaman padi tumbuh menjadi padi yang subur, begitulah kita sebagai pendidik menjaga murid agar tidak keluar dari batas atau koridor hal-hal negative yang nantinya akan merusak murid itu sendiri dan mengembangkan potensi murid agar murid itu sendiri dapat menggali atau memahami keunggulan yang ada dari dirinya. Kita juga sebagai Pendidik tidak bisa menuntut murid menjadi apa yang kita inginkan biarkanlah mereka berkembang sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Kemudian murid akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat zamannya kita sebagai Pendidik harus bisa menjaga kondisi murid agar tidak keluar dari koridor yang ada, menjaga dari hal-hal negative yang mempengaruhi laku anak didalam belajarnya, Pendidik harus lebih banyak belajar tentang zaman perkembangan murid agar tidak ketinggalan dengan zaman anak tumbuh.

Sebagai Pendidik harus memahami Kodrat Alam dan Kodrat Zaman. Kodrat alam berkaitan dengan "sifat" dan "bentuk" lingkungan dimana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan "isi" dan "irama" KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman. KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai alam dan zaman. Bila melihat kodrat zaman, pendidikan menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki ketrampilan Abad-21. Indonesia memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sumber belajar. Kekuatan sosio-kultural menjadi proses penebalan kekuatan kodrat alam anak yang masih samar-samar. Dalam proses pembelajaran nanti akan berbeda contoh ketika kita tinggal ditempat yang daerah perbukitan dengan daerah laut atau pesisir akan berbeda sosio-kulturalnya.

Selain menuntun murid atau Pendidik sebagai pamong juga kita selalu menyelipkan Budi Pekerti disekolah, bahwa sejatinya dari lingkungan rumah anak harus sudah dibekali dengan budi pekerti sehingga ketika murid sudah disekolah Pendidik hanya membantu mempertebal garis yang samar   (Budi Pekerti) yang ada dari dalam diri murid sendiri. Peran orang tua sangat besar dalam pembentukan karakter murid. Budi pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.

Saya mengajar sudah 13 tahun lamanya dan ketika mengajar selama 13 tahun ini sebelum mengajar dengan membuat RPP, datang menjelaskan materi kepada murid, setelah selesai menjelaskan murid diberi tugas jika tugas tidak selesai dilanjutkan untuk dikerjakan dirumah. Begitu seterusnya kegiatan mengajar ini dilakukan selama kurang lebih 2 tahun setelah memasuki Kurikulum Merdeka pola pengajaran juga sudah berbeda setelah banyak mengikuti kegiatan webinar dan membuka video pendek yang ada di PMM menambah ilmu bagi saya Bagaimana Kurikulum Merdeka akan diimplementasikan di Sekolah. Berlanjut saya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini setelah mempelajari modul 1.1 tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan Berpihak pada Murid membuka pola pikir saya bahwa ternyata seperti ini guru yang diinginkan oleh KHD sebagai guru yang bisa menuntun muridnya bekerja sebagai pamong yang artinya memerdekakan murid didalam belajar sesuai dengan karakter belajar yang murid miliki dengan tidak memaksakan kehendak guru dalam pemberian tugas dan menyelesaikan tugas sekolah, jika di zaman 10 tahun lalu dimana saya memaksakan murid semua harus bisa dan semua harus paham dengan materi yang saya berikan ternyata setelah mengetahui Pemikiran KHD tidak seperti itu Pendidikan yang seharusnya diberikan kepada murid. Selain itu Pendidik juga harus selalu menyelipkan Budi Pekerti agar murid menjadi berakhlak ketika disekolah maupun nantinya kembali dirumah. Saya sangat bersyukur dan merasa belum terlambat untuk merubah pola pengajaran saya kepada murid disekolah.

 Beberapa hal yang bisa diterapkan didalam kelas pada saat proses pembelajaran dikelas yaitu dengan membuat kondisi belajar yang Berpusat kepada murid, Pembelajaran dilaksanakan diluar dan didalam kelas sesuai kondisi materi yang disampaikan, Pembelajaran yang diseuaikan dengan perkembangan zaman serta membuat proses pembelajaran menarik bagi murid, menghadirkan pendidikan profil pelajar pancasila(berakhlak mulia, kreatif, mandiri, gotong royong, berkhebinekaan global dan bernalar kritis), selalu membimbing dan mendampingi murid dengan sepenuh hati dan kesabaran.

Anggraeni Dawi Rintasari Asteria (disampaikan dalam Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10 Kabupaten Landak) 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun