Mohon tunggu...
Anggoro Dwi Handoko
Anggoro Dwi Handoko Mohon Tunggu... Profesional -

Pecinta keluarga yang suka dengan musik dan seni

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nostalgia Kelud Hidup Kembali

9 Oktober 2012   07:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:02 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_217010" align="alignleft" width="300" caption="Foto: @erieknjuragan"][/caption] Suasana malam hari di Jalan Kelud, Kota Malang, sangat ramai. Warga Malang dan sekitarnya berbondong-bondong menuju bioskop Kelud untuk menonton film yang sedang diputar di sana. Sayangnya, pemandangan seperti ini sudah tidak ada lagi. Terakhir, 11 tahun silam.

Bioskop Kelud kini hanya tinggal bangunan tua yang tidak terurus. Padahal dahulu bioskop ini menjadi primadona warga kota Malang. Saat ini kita masih dapat melihat bentuk sisa-sisa kejayaannya pada masa itu. Ada tribun yang mampu menampung 250 penonton, dan ruang proyektor. Berjarak 60 meter dari tribun, ada tembokputih berukuran 16x9 meter yang dijadikan layar. Di antara layar dan tribun adalah ruang terbuka tanpa atap yang dijadikan tempat menonton. Tak heran jika Kelud dikenal pula dengan sebutan bioskop misbar. Saat gerimis, penontonnya bubar.

[caption id="attachment_217011" align="aligncenter" width="613" caption="Foto: @erieknjuragan"]

1349702504644140653
1349702504644140653
[/caption]

Berbeda dengan bioskop yang ada saat ini, bioskop Kelud yang beroperasi mulai pukul 19.00 setiap harinya ini selalu dipadati penonton. Bahkan sempat tercatat sekitar 7000 penonton dalam satu malam saat pemutaran film Inem Pelayan Seksi. Keriuhan layaknya nonton bareng sepakbola menjadi hal yang biasa saat film sedang diputar. Penonton bebas mengomentari adegan film hingga tepuk tangan, asalkan tidak menghalangi pandangan orang lain.

[caption id="attachment_217012" align="aligncenter" width="613" caption="Foto: @erieknjuragan"]

1349702736741372254
1349702736741372254
[/caption]

[caption id="attachment_217013" align="alignright" width="300" caption="Foto: Angka Fortuna Sinema"]

1349702917280092605
1349702917280092605
[/caption] Nostalgia Kelud, sempat dihidupkan kembali pada saat produksi film '9 Summers 10 Autumns The Movie'. Meski hanya satu hari, hidupnya kembali bioskop Kelud membuat warga Malang bisa merasakan suasana kejayaan bioskop misbar tersebut. Tim artistik '9 Summers 10 Autumns The Movie' membutuhkan waktu enam hari untuk mendandani bioskop Kelud agar kembali seperti pada saat bioskop ini beroperasi. Tak hanya merenovasi berbagai properti seperti layar, bangunan, kursi tribun, dan poster film, tim produksi film juga berburu proyektor 35mm dan gulungan film Catatan Si Boy 5 untuk kebutuhan adegan film tersebut. Hasilnya, kejayaan bioskop Kelud hidup kembali!

Keberadaan bioskop Kelud berawal dari dua anggota BRIMOB, Noersalam dan Marsam, yang memulai usaha pemutaran bioskop keliling di sekitar Malang. Hasil pemutaran tersebut kemudian dipakai untuk membeli lahan yang dulunya gedung bulutangkis. Gedung tersebut dihancurkan dan didirikan bioskop Kelud bersamaan dengan terbentuknya Yayasan PANJURA (Delapan Penjuru Angin) pada tanggal 4 Juli 1970.

Hasil penjualan tiket bioskop Kelud pun digunakan untuk meningkatan kesejahteraan bagi anggota yayasan dan masyarakat sekitar. Antara lain dengan membangun perumahan murah, panti asuhan untuk anak yatim piatu, mendirikan masjid Noersalam, dan SMA Panjura. Selain untuk hiburan rakyat, kehadiran Kelud juga ikut memacu perekonomian rakyat kecil. Setiap malam, sepanjang jalan di sekitar bioskop disesaki warga, mulai tukang parkir, pedagang keliling, sampai tukang sulap. Bukan hanya hiburan film untuk rakyat, tapi juga sebuah pasar malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun