Mohon tunggu...
Anggi Marpaung
Anggi Marpaung Mohon Tunggu... -

Bee seeker, tea addict-coffee lover, (still) a-sexual, moodswinger, dan terus berwacana melakukan DIET! That's me. :D

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu Kamu

28 Oktober 2011   08:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:23 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Jadi..apa yang terjadi setahun ini? bahagia lo disana?”

Aku baru saja menghempaskan diri di tempat tidur kamarnyaempat dulu aku sering menginap jika aku bertengkar dengan ayahku, atau aku pulang terlambat hingga tak dibolehkan masuk kerumah. bantal yang kini dipangkuanku adalah saksi untuk tiap air mata yang mengalir pelan-pelan saat dia kira aku sedang tidur.

“ ini buat lo.. semoga muat ye.” aku menyerahkan satu kantong berisikan dress batik yang kubawa dari Jogja kepada sahabat didepanku.

Andini namaku. 24 tahun, dan baru saja menyelesaikan kuliahku di Pendidikan Profesi di salah satu universitas di Jogja. Riana namanya, dan persahabatanku dengannya sudah terjalin 13 tahun, sejak kami sekelas di SMP lalu berlanjut hingga 13 tahun kemudian.. Sampai aku dan dia sama-sama sudah lulus perguruan tinggi. Persahabatan dengan pasang surut tentu saja. Walau ketika kuliah hingga sekarang kami jarang berkomunikasi, tapi dia selalu tau tentangku. Ntahlah..dia selalu berhasil membaca apapun tentangku, tanpa aku harus cerita apa-apa. Sepertinya kali ini pun dia berhasil membaca sesuatu.

“ Pertanyaan gue dijawab kali jeng.. Apa hasil pelarian setahun lo?”

“Hasilnya? Gue uda lulus donk sekarang. Kembali jadi pengangguran. Gak bisa lagi ngeles kalo gue ini pengangguran berkedok mahasiswa. Hahahaha.. lo donk apakabar?” aku mulai merebahkan diri di kasur empuk di kamar Riana.

Kamar ini, tempat aku dan dia dulu sering curhat semalam suntuk. Aku mendengarkan cerita tentang pria-pria gebetannya. Dia bolak-balik mencari tahu tentang kisahku, tapi tidak pernah kujawab. Anehnya, pada akhirnya dia selalu berhasil tahu apa yang sedang kusimpan di hati.

“ Dih.. selalu de lo.. “ Riana mulai menghidupkan komputer di depannya.membuka situs yang paling hits saat ini, twitter.

“Uda bukan masanya kan, gue nyari tahu tentang lo dari twitter? Susah ya anak muda jaman sekarang. Lebih milih cerita di twitter daripada sahabat di dunia nyata., dih..” Sial! Ucapannya telak.

“ Trus sekarang ngapain lo balik kemari? Katanya kemaren pengen menetap di Jogja. Katanya gak mau balik kemari lagi.. “ Dia terus memberondongku sambil tertawa kecil.

“ Uhm.. seenak-enaknya di Jogja, ternyata gue tetap butuh pulang. Rumah gue, keluarga gue disini. Dan gue baru sadar, gue kan gak perlu lari ya dari rumah gue sendiri. Justru harusnya gue pulang ke rumah tiap gue penat sama dunia di luar sana.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun