Umat hindu dalam upacara sucinya meyakini bahwa manusia tersusun atas tiga lapisan yaitu Raga Sarira, Suksma Sarira dan Atahkarana Sarira. Raga Sarira adalah badan kasar atau badan fisik seseorang. Suksma sarira adalah badan astral berupa pikiran, perasaan, keinginan dan nafsu. Pada saat yang sama, Atahkarana Sarira adalah penyebab kehidupan atau Sanghyang Atma.
Ketika seseorang meninggal, tubuhnya tidak dapat berfungsi lagi. Pada saat yang sama, atma (jiwa/roh) yang terlalu lama berada di dalam tubuh dan telah dibatasi oleh sarira pikiran harus segera meninggalkan tubuh. Karena jika terlalu lama, Atma akan menderita.
Bagi yang meninggal harus dikatakan dalam upacara untuk mempercepat proses kembalinya badan kasar ke sumbernya di alam, yaitu lima Mahabhuta: Pertiwi (bumi), Apah (air), Teja (api), Bayu (udara) dan Akasa (angkasa).
"Proses ini namanya Ngaben," tulis I Nyoman Singgin Wikarman.
Jika kremasi ditunda terlalu lama, pikiran mengembara dan menjadi bhuta kuwil. Demikian pula, orang yang meninggal dikubur di dalam tanah tanpa upacara yang layak. Ini karena para roh belum melepaskan keterikatan mereka pada dunia manusia. Oleh karena itu perlu diselenggarakan upacara Ngaben Bhuta Cuwil.
Menurut Leo Howe dalam The Changing World of Bali, Religion, Society and Tourism, Ngaben adalah upacara yang mahal. Jika Anda memiliki cukup uang, Anda harus segera menerapkannya. Jika imam meninggal, ia harus segera dimakamkan dan tidak boleh menyentuh tanah.
Pada upacara ngaben, seluruh warga Banjar (sejajar dengan pilar masyarakat) harus membantu persiapan. Banyak kurban yang disiapkan dan berbagai keperluan dilakukan untuk prosesi tersebut.
Dua hal terpenting adalah Bad dan Patulangan. Bad adalah menara mirip pagoda dengan jumlah tempat ganjil untuk membawa mayat. Patulangan adalah sarkofagus berbentuk hewan atau makhluk mitologis yang jenazahnya dikremasi.Â
Bade dan patulangan memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda, menunjukkan status sosial orang yang meninggal. Sejak tahun 2000-an, fenomena bade roda muncul. Yakni bade yang dilengkapi roda sehingga bisa didorong. Bad beroda memungkinkan proses kremasi disederhanakan tanpa membutuhkan banyak tenaga dan peralatan mahal lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H