Mohon tunggu...
Anggi Yuliasari
Anggi Yuliasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manajemen Industri

MNI 58

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Perhatian dan Pengetahuan Masyarakat dalam Mengatasi Pandemi Covid-19

20 Juli 2021   01:56 Diperbarui: 20 Juli 2021   03:26 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Coronavirus disease 2019 atau yang biasa dikenal dengan Covid-19 merupakan virus yang sudah menyebar luas di seluruh dunia. Virus Covid-19 ini pertama kali muncul di Wuhan pada akhir tahun 2019. Pada Januari 2020, karena virus Covid-19, WHO menyatakan dunia sebagai darurat global. Pada 11 Februari 2020, WHO mengungkapkan bahwa Covid-19 adalah nama resmi dari epidemi yang diidentifikasi di Wuhan. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan berita tersebut di Jenewa, Swiss.

Pada Jumat, 9 Juli 2021, terdapat 2.417.788 kasus positif Covid-19 di Indonesia. 1994573 pasien sembuh dan 63760 pasien meninggal. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menanggulangi wabah tersebut, salah satunya dengan menggalakkan social distancing. Kebijakan ini dapat mengurangi infeksi Covid-19 seseorang dengan menjaga jarak dari orang lain dan menghindari pertemuan massal. Pemerintah telah memutuskan bahwa sekolah akan menghentikan kegiatan mengajar dan mendesak orang untuk bekerja dari rumah. Tetapi reaksi mereka tidak baik, dan mereka bahkan pergi berlibur. Selain itu, masih banyak orang yang meremehkan virus ini, sehingga tidak memperhatikan kebijakan pemerintah.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang disebut vaksinasi Covid-19. Munculnya vaksin Covid-19 telah menimbulkan reaksi publik. Sebagian orang setuju dengan vaksin tersebut, dan sebagian lagi meragukan efektivitas vaksin Covid-19. Beberapa dari mereka bahkan menolak untuk divaksinasi. Menurut dr. Endang Mariyani, M.Psi. pemerhati dan praktisi psikososial dan budaya, fenomena ini merupakan respon yang wajar.

Vaksinasi usia 18 tahun ke atas sudah mulai dilakukan di banyak daerah. Pemerintah memberikan vaksin Covid-19 secara gratis. Namun masih banyak masyarakat yang memiliki keraguan menerima kebijakan ini, karena masyarakat percaya bahwa vaksin akan menimbulkan efek samping seperti nyeri, kelelahan, sakit kepala, demam, bengkak di sekitar tempat suntikan dan muntah-muntah.

Beberapa orang mungkin mengalami efek samping setelah divaksinasi. Efek samping yang disebabkan oleh vaksin tidak selalu ada, dan dapat berbeda-beda menurut kondisi setiap orang. Harap dicatat bahwa efek samping setelah vaksinasi adalah normal. Adanya gejala tersebut menandakan bahwa tubuh sedang membentuk vaksin yang sedang divaksinasi. Sebagian besar efek samping yang terjadi bersifat ringan dan sementara.

Akibat virus Covid-19, banyak orang yang menjadi korban, namun masih banyak masyarakat yang tidak peduli atau bahkan percaya dengan adanya Covid-19. "Ada tiga alasan tidak dilaksanakannya health agreement. Pertama, 55% responden meyakini tidak ada sanksi", kata Kecuk saat konferensi pers dengan Graha BNPB, Senin (28/9/2020). Kemudian, 39% responden meyakini tidak ada kasus positif Covid-19 di lingkungannya. Dengan cara ini, tidak perlu menerapkan protokol kesehatan, dan 33% responden percaya jika protokol kesehatan diterapkan, pekerjaan akan menjadi sulit," jelasnya.

Ketidaktaatan masyarakat juga disebabkan oleh tidak adanya kompensasi negara dalam bentuk bantuan sosial digolongkan sebagai "UMKM". Banpres UMKM atau BLT Bantuan UMKM merupakan salah satu bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat yang  rentan di masa pandemi. Warga juga mendapatkan bantuan sosial tunai atau sembako yang bersumber dari APBD di berbagai daerah dan provinsi. Bantuan berbeda dari satu daerah ke daerah lain.

Karena orang tidak dapat meninggalkan rumah mereka dan mereka tidak memiliki penghasilan, orang menghadapi kesulitan keuangan. Ketidakpatuhan semacam ini terjadi karena mereka tidak dapat memperoleh dukungan keuangan selama masa-masa sulit tersebut. Akibatnya, kejadian ini memicu peningkatan jumlah kasus setiap harinya.

Virus Covid-19 ini menyebar secara cepat dalam kehidupan masyarakat Indonesia, maka menjaga kesehatan intellectual tetap dalam kondisi prima adalah suatu keharusan. Mental dan tubuh yang sehat akan membuat kepuasan hidup yang erat kaitannya dengan kebahagiaan, dimana orang yang bahagia memiliki sistem imun yang tinggi, sehingga dapat menangkal wabah virus tersebut. Masyarakat juga sebaiknya mengikuti protokol kesehatan dan melakukan penerapan 5M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan serta Membatasi mobilitas dan interaksi) agar mengurangi terjadinya kasus.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun