Namun, sebelum diterapkannya manajemen risiko dalam suatu perusahaan, ada elemen yang tak kalah penting, yaitu budaya risiko. Budaya risiko merupakan bagian dari manajemen risiko yang turut menyumbang kontribusi besar dalam upaya mencapai suatu target/keberhasilan.Â
Budaya risiko terdiri dari nilai-nilai, keyakinan, pengetahuan dan pemahaman tentang segala risiko yang ada sehingga akan menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan.Â
Budaya risiko akan mencerminkan persepsi apa yang akan dimiliki oleh para karyawan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan risiko. Tindakan manajemen yang konsisten serta dengan adanya etika berkomunikasi yang baik dalam hal penyampaian proses pembentukan budaya risiko akan menjadi langkah awal untuk menanamkan budaya risiko dalam suatu perusahaan.
Selain bisa diterapkan dalam lingkup bisnis/perusahaan, budaya risiko juga bisa diterapkan per individu dalam kehidupan sehari-hari. Terkait dengan penurunan drastis IHSG di tahun 2020, ternyata juga membawa dampak positif. Salah satunya adalah meningkatnya jumlah investor di Indonesia yang didominasi oleh generasi millenial.Â
Investor mllenial ini dipengaruhi oleh sosial media, terutama dari influencer-influencer terkenal. Meningkatnya jumlah investor lokal ini tentu saja merupakan hal yang baik karena dapat turut berkontribusi dalam perekonomian negara. Namun sayangnya, masih banyak investor yang hanya membeli saham hanya berdasarkan "kata orang sih bakal naik", "ini sahamnya bagus nih kayaknya", dan banyak lagi.Â
Padahal investasi yang baik harus didasarkan oleh pemahaman atas industri yang digeluti oleh masing-masing emiten beserta dengan prospek kinerja di masa mendatang dan diikuti oleh analisis, baik fundamental ataupun teknikal.Â
Banyaknya investasi yang dilakukan hanya berdasarkan "kata orang" membuat banyak investor yang mengalami kerugian. Selain itu karena tidak adanya manajemen dan budaya risiko, banyak orang yang melakukan investasi dengan menggunakan dana pinjaman dari bank, dana tabungan sekolah, dana darurat, dan sejumlah uang panas lainnya.Â
Ketika investasi yang dilakukan mengalami keurgian, banyak investor yang menjadi stress dan bahkan beberapa ada yang sampai berpikir untuk melakukan tindakan bunuh diri. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman yang dilanjukan dengan penerapan mengenai manajemen dan budaya risiko untuk meminimalisir terjadinya hal-hal seperti itu, baik oleh suatu bisnis ataupun masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H