Tak selamanya mendung kan meyelimuti langit
Kan tiba saatnya angin menyapu awan, langit biru pun tersenyum bersama pelangi
Tak selamanya gelap kan menemani
Kan tiba saatnya seberkas sinar menerangi
Tak selamanya derai air mata menghiasi
Kan tiba saatnya kebahagiaan dalam hati menemani
Tak selamanya nama terucap dalam kata
Kan tiba saatnya hanya hatilah yang berucap dalam rasa
Tak selamanya ulat itu dianggap menjijikan
Kan tiba saatnya ia berpuasa lalu berubah menjadi kupu-kupu nan indah
Tak selamanya orang terus beraktifitas
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!