Mohon tunggu...
anggit nirmala
anggit nirmala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Guru

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengimplementasikan Pemberdayaan Kaum Dhuafa oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

15 Januari 2024   16:00 Diperbarui: 15 Januari 2024   16:10 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pertemuan dengan ibu maryam

Pemberdayaan keluarga dhuafa adalah suatu program atau kegiatan dalam bentuk pengabdian terhadap masyarakat yang kurang mampu, dilakukan dengan cara melihat kondisi fakta di lingkungan masyarakat. Keluarga Dhuafa adalah orang yang hidupnya dalam kesengsaraan, kelemahan, tidak berdayaan, dan dalam kemiskinan sehingga membutuhkan bantuan orang lain untuk tetap bisa hidup, mereka adalah orang-orang yang lemah dari aspek fisik, harta, ataupun psikis. Sehingga mereka kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka seperti makanan, tempat tinggal dan kebutuhan pokok lainnya. Dengan adanya masalah ekonomi seperti ini yang berdampak besar dan menyebabkan mereka terpinggirkan, kurang adanya perhatian kesehatan, hingga masalah pendidikan yang disebabkan adanya keterbatasan mereka dari sisi perekonomiannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, Kami dari Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Program studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam. Perwakilan dari Kelompok 1 yang terdiri dari Anggit Nirmala, Aflah Itsna Azzahra, Fatimah Azzahra, dan Salmah Nurmar’atussholihah.

Kami mencoba untuk membantu kondisi ekonomi keluarga Ibu Maryam yang bertempat tinggal di Jalan Kemandoran Pluis, Gg. Wates, Jakarta Selatan. Ibu Maryam (70 tahun) serta suami nya Bapak Jawawi dan beliau mempunyai 3 orang anak dan 3 orang cucu. Dengan kondisi suami Ibu Maryam yang memiliki pekerjaan sebagai butuh, membuat Ibu Maryam harus membantu mencari nafkah dengan bekerja sebagai penjual kue yang di mana dengan penghasilan yang tidak menentu tersebut beliau harus menghidupkan keluarganya. Ibu maryam juga tinggal dengan keadaan rumah yang cukup memprihatikan, dengan ukuran yang terbilang kecil dan penuh dengan barang-barang yang menumpuk, sirkulasi udara yang kurang baik untuk kesehatan, keadaan dapur juga yang tidak sehat. 

Pertemuan dengan Ibu Hasanah
Pertemuan dengan Ibu Hasanah

Kemudian kami juga membantu kondiri ekonomi keluarga Ibu Hasanah yang bertempat tinggal di Jalan Kemandoran Pluis, Jakarta Selatan. Ibu Hasanah (47 tahun) memiliki 4 orang anak diantaranya, 2 laki-laki dan 2 perempuan. Sekarang beliau berstatus janda selama kurang lebih 8 bulan. Sebelum mengidap penyakit stroke, beliau sehari-hari berjualan nasi uduk. Penyakit yang beliau idap berawal dari infeksi Paru-paru dan darah tinggi. Kemudian disaat sedang di rawat di rumah sakit beliau terjatuh di toilet sehingga mengakibatkan stroke. Kondisi tempat tinggal beliau sangan memprihatinkan dengan ukuran rumah yang terbilang kecil dan penuh dengan barang-barang yang menumpuk, terlihat sangat kumuh, lembab, kotor, dan sirkulasi udara yang kurang baik untuk kesehatan.

Kegiatan kami tentu saja berlandaskan Al-Qur'an dimana dijelaskan pada surat Al-Baladayat ayat 12-16 yaitu "Dan (tahukah kamu) apa jalan yang mendaki dan sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan atau memberikan makan pada hari terjadinya kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. '' Pemberdayaan kaum dhuafa utamanya menjadi tanggung jawab bagi kaum muslimin, khususnya mereka yang mempunyai harta yang cukup, mereka berkewajiban untuk mengeluarkan sebagian hartanya baik melalui jalur infaq, maupun zakat.

Pada kegiatan Pemberdayaan Keluarga Dhuafa ini kami dan para donatur sudah mendonasikan sedikit rezekinya untuk memenuhi kebutuhan Ibu Maryam dan Ibu Hasanah yaitu dengan membeli sembako dan uang tunai agar Belaiu dapat merasa terbantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang sudah kami serahkan pada 7 November 2023. Semoga segala kebaikan dari para donatur dapat bermanfaat bagi Ibu Maryam dan Ibu Hasanah.

Dengan adanya kegiatan seperti ini secara langsung akan menyadarkan kita bahwa dalam kehidupan di dunia ini masih banyak orang yang sangat membutuhkan bantuan dari kita. Serta dengan adanya kegiatan ini masyarakat lebih bisa untuk meningkatkan rasa empati mereka untuk saling membantu sesama, tidak perlu dalam jumlah besar yang penting ikhlas dalam membantu mereka. Memberikan kebahagiaan untuk orang lain sejatinya juga membahagiakan diri sendiri dan sesungguhnya Allah menyayangi serta memberkahi orang-orang yang memberikan sebagian dari harta mereka. Mari kita tingkatkan rasa peduli kita kepada mereka yang membutuhkan. Semoga dengan adanya artikel ini dapat menggerakkan hati para pembaca dan membuka mata untuk melihat sekitar mereka.

Demikian yang dapat kami sampaikan, Kami memohon maaf apabila dalam kegiatan ini terjadi kesalahan karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan harapannya semoga kegiatan ini dapat selalu berlanjut agar Ibu Wido dan anaknya mampu mendapatkan hidup yang layak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun