“kamu tak tahu akan beratnya kehilangan anak”
“Aku juga kehilangan abangku, Bu. Mas Laut adalah kakak yang sangat dekat denganku.” Aku mulai tak tahan dan tersinggung dengan ucapan Ibu. “Aku juga kehilangan Bapak dan yang perlu Ibu tahu, aku juga kehilangan Ibu.”
Konflik batin yang dirasakan oleh Asmara disebabkan oleh beberapa faktor, namun yang menjadi faktor utama Asmara memiliki konflik batin adalah kebutuhan yang tidak terpenuhi. Asmara jati terlahir dari keluarga yang harmonis, kedua orang tuanya sangat menyayangi dan perhatian pada kedua anaknya. Namun, begitu Laut dinyatakan hilang dan kedua orang tuanya hanya fokus mencari Laut, maka kebiasaan mendapatkan kasih sayang dan perhatian hilang sehingga hal tersebut menjadi faktor utamanya. Dalam kutipan
‘Kakakku dan kawan-kawannya hilang. Dihilangkan secara paksa. Aku teringat keadaan Bapak dan Ibu yang sukar bergerak dan berfungsi seperti orang tua yang ku kenal. Mereka menangisi hari-hari dengan terus-menerus mencari Laut dan setiap malam tetap menganggap Laut akan mendadak muncull di depan pintu rumah kami.’
menjelaskan tentang perilaku kedua orang tua Asmara yang hanya berfokus pada pencarian putra sulungnya. Kesedihan itu Asmara curahkan kepada Alex. Penggambaran di atas jelas membuktikan kasih sayang yang tidak terpenuhi mempengaruhi konflik batin yang terjadi pada tokoh Asmara Jati. Faktor lainnya yang menyebabkan timbul konflik batin pada Asmara ialah kurangnya penghargaan, seperti saat Asmara mencoba menghibur kedua orangtuanya dengan bergurau namun gurauan yang disampaikan oleh Asmara tidak berguna karena kedua orangtuanya tetap khawatir akan keberadaan Laut seperti pada kutipan ini
‘Aku harus menghadapi Bapak dan Ibu yang luar biasa cemas sudah berbulan-bulan tidak bertemu Mas Laut. Aku membujuk mereka dengan mengatakan bahwa sudah tabiat Mas Laut untuk tak berkabar dan lantas saja mendadak muncul untuk kemudian mencela-cela masakanku. Gurauanku tak ada gunanya.’
Faktor selanjutnya yang menyebabkan Asmara mengalami konflik batin adalah saat Asmara hendak menyampaikan informasi mengenai Laut kepada kedua orang tuanya bahwa Laut sudah tewas dan tidak mungkin kembali lagi namun kedua orangtuanya menghindar dengan cara menyibukan dirinya masing-masing seperti dalam kutipan berikut ‘Begitu mendengar kata -...begini, Bu, Pak.. biasanya keduanya dengan kompak berlagak sibuk dengan panci atau masakan, atau urusan remeh-remeh domestik rumah tangga, atau yang paling menjengkelkan, mereka begitu saja meninggalkan aku sendirian.’
Oleh sebab itu, Asmara merasa kurang penghargaan dan apabila kebutuhan penghargaan tidak terpenuhi maka akan membuat seseorang yang mengalaminya memiliki rasa kurang percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya; Faktor terakhir yaitu tidak adanya kesempatan untuk mengaktualisasikan diri.
Sebelum terjadinya penculikan yang menimpa kakak sulungnya, Asmara merupakan perempuan yang ceria dan kritis. Namun begitu mendapat kabar kakaknya telah diambil secara paksa, sikapnya berubah menjadi lebih pendiam. Asmara berubah karena takut apa yang disampaikan menyinggung perasaan kedua orangtuanya.‘Pada saat inilah aku selalu ingin menghambat Bapak dan keinginannya yang sia-sia itu. Dia pasti mengambil empat buah piring makan dan meletakkannya satu persatu di atas meja makan.’
Konflik batin yang dialami tokoh Asmara Jadi yaitu kecemasan, kebimbangan, dan kekecewaan. Perasaan-perasaan tersebut muncul karena beberapa faktor yaitu kasih sayang yang tidak terpenuhi, kurangnya penghargaan, dan tidak adanya kesempatan untuk mengaktualisasikan diri.
Hal muncul setelah berita kehilangan Kakak sulungnya yaitu Biru Laut sehingga kedua orangtuanya hanya berfokus pada pencarian sang kakak dan mengabaikan keberadaan Asmara dan perasaan Asmara yang mana Asmara sendiri masih anak mereka dan merasakan hal yang sama juga membutuhkan rangkulan atau tempat untuk bersandar menyandarkan kesedihannya akan kehilangan sang kakak yang paling dekat dengannya.