Masih ingatkah kalian dengan Mannequin challange yang sempat viral beberapa tahun lalu di media sosial? Sebuah trend yang melibatkan banyak orang untuk berpose dan tidak bergerak saat kamera sedang merekam video. Trend ini sempat menggemparkan media sosial dari segala kalangan terutama kalangan remaja.Â
Saat itu semua remaja berlomba-lomba untuk mengikuti trend ini. Tidak jauh berbeda dengan masa kini dimana kebiasaan mengikuti trend sudah menjadi identitas dari para remaja. Adanya media sosial yang semakin populer juga membuat remaja untuk terus update dan berusaha tidak tertinggal informasi yang sedang ramai sekali pun. Faktor ini kemudian memunculkan suatu gangguan mental bernama FOMO.
Fear Of Missing Out atau biasa dikenal dengan sebutan FOMO adalah suatu kondisi dimana seseorang takut dikatakan tidak update, tidak gaul, dan takut tertinggal akan berita yang sedang viral. Fenomena ini semakin menjadi-jadi ketika media sosial makin marak di kalangan remaja. Dari Instagram hingga yang paling terbaru yaitu Tik Tok, muncullah berbagai trend yang membuat remaja semakin terobsesi untuk terus bisa update dalam trend-trend terbaru yang bermunculan.Â
Akhirnya muncullah fenomena FOMO dimana remaja merasa tidak nyaman dan malu jika tidak update dan juga tahu info-info terbaru yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial saat ini ketika berbicara dengan teman-teman mereka. Faktor ini tanpa disadari telah meningkatkan jumlah remaja yang mengidap FOMO dalam kebiasaan psikis mereka.
Kebiasaan FOMO memberikan dampak buruk juga terhadap kehidupan sehari-hari remaja yang mengidapinya. Apabila seorang remaja terlalu terobsesi dengan media sosial karena ketakutannya akan ketinggalan momen, maka remaja tersebut tidak akan berhenti untuk memainkan smartphone terus menerus untuk mengecek media sosial.Â
Kebiasaan ini akan berdampak buruk tidak hanya kepada mental remaja namun juga terhadap kesehatan remaja tersebut. Akan ada kemungkinan kesehatan mental remaja yang menurun karena merasa tertekan akan rasa takut tidak mengecek media sosialnya.Â
Remaja tersebut akan merasa gelisah jika tidak segera mengecek smartphone mereka sedikit pun. Pola makan remaja juga dapat menurun karena tekanan yang di dapat oleh remaja sehingga nafsu makan mereka menurun.
Salah satu cara untuk mencegah dan mengurangi fenomena FOMO ini adalah dengan mengurangi penggunaan media sosial. Media sosial dibuat untuk menarik perhatian penggunanya dan oleh sebab itu kita haru bisa mengontrol diri seberapa banyak kita perlu menggunakan media sosial.Â
Gunakan media sosial di saat-saat tertentu saja dan tidak perlu mengeceknya setiap saat. Dengan mengatur dan mengontrol penggunaan media sosial maka FOMO juga akan berkulang perlahan. Remaja juga bisa mencari tahu tentang informasi maupun trend terkini lewat berita di televisi maupun koran. Dengan mengganti jenis media yang biasa membuat candu juga dapat mengurangi kebiasaan FOMO.
Menurut saya, FOMO juga dapat dikurangi dengan  mengurangi penggunaan smartphone di saat waktu luang dan melakukan aktivitas produktif lain yang dapat bermanfaat seperti berolahraga atau melakukan kegiatan yang berhubungan dengan hobi. Remaja tidak harus selalu bisa update agar nampak gaul di depan mata teman-temannya.Â
Setiap hari kita mempelajari hal baru, namun tidak selalu harus dengan hal yang trending maupun ekstrim. Kita dapat mencoba untuk lebih kepo dalam belajar mengembangkan diri sendiri seperti soft skill maupun hobi yang ingin didalami seperti hobi menulis dan masih banyak lain. Up to date (terkini) boleh, namun jangan lupa untuk merawat diri juga ya teman-teman.