Mohon tunggu...
Marshanda Anggita Tri Lestari
Marshanda Anggita Tri Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisiwi Komunikasi Digital Universitas Mercu Buana

Mahasiswi Ilmu Komunikasi yang tertarik dalam bidang jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegiatan Peace! Project di Masjid Ramlie Musofa, Membangun Harmoni Lintas Agama

24 September 2024   10:41 Diperbarui: 24 September 2024   10:49 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Peace sesi Workshop kaligrafi

Jakarta, 21 September 2024 -- Dalam rangka memperingati Hari Perdamaian Internasional 2024, Global Peace Foundation Indonesia (GPF Indonesia) sukses menyelenggarakan Peace! Project di Masjid Ramlie Musofa, Jakarta Utara, pada Sabtu, 21 September 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 30 pemuda dari berbagai latar belakang agama, budaya, dan suku, dengan tujuan menciptakan ruang dialog yang inklusif serta menyebarkan nilai-nilai perdamaian lintas komunitas.

Sebagai organisasi yang berfokus pada pembangunan perdamaian dan harmoni sosial, GPF Indonesia percaya bahwa dialog dan interaksi antaragama dapat menjadi kunci dalam menciptakan dunia yang lebih damai. Peace! Project kali ini merupakan salah satu langkah konkret dalam mewujudkan hal tersebut, dengan melibatkan pemuda lintas agama untuk bersama-sama memahami nilai-nilai toleransi, kebersamaan, dan saling menghormati.

Masjid Ramlie Musofa menjadi tempat yang sangat relevan untuk kegiatan ini karena sejarah dan lokasinya yang mencerminkan nilai-nilai toleransi. Terletak di tengah pemukiman masyarakat Tionghoa, masjid ini berdiri sebagai simbol harmoni dan kebersamaan antara berbagai komunitas. Masjid yang dibangun oleh Ramli Rasidin, seorang mualaf keturunan Tionghoa, menggabungkan gaya arsitektur Timur Tengah dengan sentuhan elemen arsitektur Tionghoa dan India, terinspirasi dari Taj Mahal. Filosofi masjid ini menggambarkan cinta yang melampaui batasan agama dan etnis, menjadi tempat ibadah yang menghormati keberagaman lingkungan sekitar.

Dalam sesi pembukaan, Bapak Sofyan, putra dari pendiri masjid, memberikan penjelasan mengenai sejarah berdirinya masjid. Beliau menjelaskan bagaimana sang ayah, Ramli Rasidin, membangun masjid ini dengan harapan dapat menciptakan simbol kedamaian dan cinta bagi semua orang. Masjid ini juga dikenal karena toleransinya terhadap masyarakat sekitar, termasuk dengan cara mengurangi penggunaan pengeras suara luar demi menjaga kenyamanan warga yang mayoritas non-Muslim.

Setelah sesi pengenalan, peserta diajak berkeliling masjid untuk melihat langsung keindahan arsitektur serta mendalami simbolisme yang ada di dalamnya. Bapak Sofyan juga menjelaskan berbagai elemen desain yang mencerminkan semangat persatuan dalam keberagaman, dari kaligrafi Arab yang menghiasi dinding masjid hingga sentuhan seni yang mencerminkan toleransi antarbudaya.

Selanjutnya, peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengikuti sesi diskusi yang difasilitasi oleh tim dari GPF Indonesia. Diskusi ini bertujuan untuk membuka ruang refleksi bersama terkait pentingnya perdamaian dan kolaborasi antaragama. Para peserta berbagi pengalaman dan pandangan mereka tentang perdamaian, serta mendiskusikan peran pemuda dalam mempromosikan harmoni di masyarakat. Melalui diskusi ini, tercipta keakraban antar peserta, mempererat hubungan antar agama, dan memperkuat rasa solidaritas.

Kegiatan diakhiri dengan sesi workshop kaligrafi yang dipandu oleh Komunitas Kaligrafi Kamal. Para peserta diajarkan cara membuat kaligrafi Arab dan diajak untuk mengekspresikan pemahaman mereka tentang perdamaian melalui seni. Workshop ini tidak hanya memberikan keterampilan baru bagi para peserta, tetapi juga menjadi sarana untuk menyatukan seni dan spiritualitas dalam suasana yang inklusif dan penuh kebersamaan. Setiap peserta diberi kesempatan untuk membawa pulang hasil kaligrafi buatan mereka sendiri sebagai simbol bahwa perdamaian dapat diwujudkan melalui seni yang mendekatkan hati.

"Yang pasti kita secara tidak sadar perjalanan sebuah agama memiliki makna perdamaian sesuai dengan tujuan Global Peace itu sendiri. Dalam kegiatan kali ini, melalui diskusi bersama teman-teman, dari pengurus masjid Ramlie itu sendiri juga ada perjalanan yang paling penting bahwasannya, agama tujuannya untuk memberikan jalan kehidupan kepada kita lebih baik lagi. So melalui dari program Peace! Project ini sangat penting ya untuk kita. Karena gerakan ini harus terus berlanjut karena dengan melalui antar diskusi yang terus berlanjut dan berkembang maka perdamaian yang ingin dicapai akan terjadi" Ucap Amy salah satu peserta Peace! Project saat dimintai keterangannya.

Taufiq, salah satu pengajar Komunitas Kaligrafi (Kamal) berkata "Pada acara Fun Kaligrafi para pesertanya sangat antusias sekali walaupun mereka dari berbagai agama yang berbeda. Karena saat mengajar mulai dari memegang pensilnya sampai kepada penulisan kaligrafi lafal Muhammad. Mereka sangat antusias sekali dan sangat have fun sekali."

Dokumentasi Peace sesi Workshop kaligrafi
Dokumentasi Peace sesi Workshop kaligrafi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun