Mohon tunggu...
ANGGITA SEKARWANGI
ANGGITA SEKARWANGI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Hobi jogging, memasak, menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengangguran di Indonesia: Analisis Faktor Penyebab dan Solusi dari Berbagai Perspektif Ilmu Sosial

7 Desember 2024   18:30 Diperbarui: 7 Desember 2024   19:16 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengangguran merupakan salah satu tantangan serius yang dihadapi perekonomian Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 5,32% pada Agustus 2023, dengan total 7,86 juta orang yang menganggur. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana pengangguran mencapai 8,42 juta orang, masalah ini tetap menjadi isu penting yang memerlukan perhatian lebih dari berbagai pihak. Pengangguran tidak hanya berdampak pada individu yang mengalaminya, tetapi juga mempengaruhi stabilitas sosial dan pertumbuhan ekonomi negara.

Pengangguran di Indonesia merupakan masalah yang kompleks dan memerlukan pendekatan multidimensional untuk memahami penyebabnya serta merumuskan solusi yang efektif. Dalam pembahasan ini, kita akan menguraikan faktor penyebab pengangguran dari berbagai disiplin ilmu sosial, yaitu geografi, ekonomi, psikologi, politik, sosiologi, dan antropologi. Selain itu, solusi yang diusulkan juga akan dibahas untuk memberikan gambaran yang komprehensif mengenai masalah ini.

Faktor Penyebab Pengangguran di Indonesia :

1. Perspektif Geografi

Dari perspektif geografi, ketidakmerataan distribusi lapangan kerja antara daerah perkotaan dan pedesaan menjadi salah satu penyebab utama pengangguran. Di Indonesia, lapangan kerja lebih terkonsentrasi di kota-kota besar, sementara daerah pedesaan sering kali kekurangan kesempatan kerja. Hal ini menyebabkan individu di daerah terpencil mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan. Menurut data BPS, tingkat pengangguran terbuka di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya pembangunan infrastruktur yang merata dan investasi di daerah terpencil agar menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

2. Perspektif Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, pertumbuhan yang tidak seimbang sering kali mengakibatkan kurangnya lapangan kerja formal. Meskipun ekonomi Indonesia terus tumbuh, pertumbuhan tersebut tidak selalu menciptakan cukup banyak pekerjaan untuk menampung angkatan kerja yang terus bertambah. Menurut laporan dari Dompet Dhuafa (2024), sekitar 14 juta tenaga kerja baru memasuki pasar setiap tahunnya, tetapi banyak dari mereka tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan permintaan pasar. Solusi yang dapat diusulkan adalah reformasi pendidikan dan pelatihan keterampilan untuk memastikan bahwa lulusan memiliki kompetensi yang diperlukan oleh industri.

3. Perspektif Psikologi

Dari sudut pandang psikologi, stres dan kecemasan akibat pengangguran dapat mempengaruhi kesehatan mental individu dan mengurangi motivasi mereka untuk mencari pekerjaan. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mengalami pengangguran cenderung mengalami masalah kesehatan mental yang lebih serius dibandingkan mereka yang memiliki pekerjaan. Hal ini menciptakan siklus negatif di mana pengangguran menyebabkan masalah mental, yang pada gilirannya menghambat pencarian pekerjaan. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi pemerintah dan organisasi non-pemerintah untuk menyediakan dukungan psikologis bagi individu yang menganggur.

4. Perspektif Politik

Politik memainkan peran penting dalam menciptakan kebijakan yang mendukung penciptaan lapangan kerja. Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung sektor informal sering kali berkontribusi terhadap tingginya angka pengangguran di kalangan pekerja informal. Selain itu, ketidakpastian politik dan kebijakan ekonomi juga dapat mempengaruhi iklim investasi dan penciptaan lapangan kerja baru. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan pro-bisnis yang mendorong investasi dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi pertumbuhan usaha.

5. Perspektif Sosiologi

Sosiologi menyoroti dampak sosial dari pengangguran, seperti meningkatnya kemiskinan dan potensi konflik sosial. Tingginya angka pengangguran dapat menyebabkan peningkatan kemiskinan dan ketidakpuasan sosial yang dapat berujung pada tindakan kriminal atau protes sosial. Untuk mengatasi dampak sosial ini, pemerintah perlu melakukan program-program sosial yang mendukung masyarakat rentan agar mereka tidak terjebak dalam lingkaran kemiskinan akibat pengangguran.

6. Perspektif Antropologi

Antropologi meneliti bagaimana norma dan nilai budaya mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap pekerjaan dan wirausaha. Di beberapa komunitas, ada stigma terhadap pekerjaan tertentu atau terhadap individu yang terpaksa bekerja di sektor informal, sehingga menghambat pencarian pekerjaan yang layak. Budaya wirausaha perlu didorong agar individu lebih berani mengambil risiko dalam memulai usaha sendiri. Program pelatihan kewirausahaan dan akses ke modal usaha dapat membantu menciptakan lebih banyak peluang kerja.


Solusi Untuk Mengurangi Pengangguran di Indonesia

1. Perspektif Geografi

Pembangunan infrastruktur yang merata di daerah pedesaan dan terpencil sangat penting untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Dengan meningkatkan aksesibilitas melalui pembangunan jalan, transportasi umum, dan fasilitas dasar lainnya, pemerintah dapat menarik investasi ke daerah tersebut dan mengurangi ketidakmerataan distribusi lapangan kerja antara daerah perkotaan dan pedesaan.

2. Perspektif Ekonomi

Reformasi pendidikan dan pelatihan keterampilan harus dilakukan untuk memastikan bahwa lulusan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri. Ini dapat dicapai dengan memperkuat program pendidikan vokasional dan menyediakan pelatihan keterampilan yang relevan, sehingga angkatan kerja siap memasuki pasar kerja yang terus berkembang.

3. Perspektif Psikologi

Penting untuk menyediakan dukungan psikologis bagi individu yang mengalami stres akibat pengangguran, termasuk layanan konseling dan program kesehatan mental. Dengan membantu mereka mengatasi kecemasan dan meningkatkan motivasi, individu yang menganggur dapat lebih proaktif dalam mencari pekerjaan dan mengembangkan keterampilan mereka.

4. Perspektif Politik

Kebijakan pro-bisnis yang mendorong investasi dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif sangat diperlukan untuk mengatasi pengangguran. Pemerintah harus memberikan insentif pajak bagi perusahaan yang mampu menyerap banyak tenaga kerja serta menciptakan kebijakan ketenagakerjaan yang fleksibel untuk mendukung sektor informal.

5. Perspektif Sosiologi

Program pemberdayaan masyarakat yang fokus pada pendidikan kewirausahaan dapat membantu mengurangi pengangguran dengan menanamkan jiwa kewirausahaan sejak dini. Melalui pelatihan dan pendampingan, individu akan lebih siap untuk memulai usaha sendiri, sehingga menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

6. Perspektif Antropologi

Promosi budaya wirausaha perlu dilakukan agar masyarakat menghargai kewirausahaan sebagai karir yang layak. Kampanye kesadaran tentang pentingnya wirausaha dalam menciptakan lapangan kerja dapat mendorong individu untuk mengambil risiko dalam memulai usaha sendiri, serta mengurangi stigma terhadap pekerjaan di sektor informal.


Pengangguran di Indonesia merupakan tantangan serius yang memerlukan perhatian dan tindakan kolaboratif dari berbagai pihak. Dengan memahami penyebabnya dari berbagai perspektif ilmu sosial, kita dapat merumuskan solusi yang lebih efektif untuk mengatasi masalah ini. Pembangunan infrastruktur, reformasi pendidikan, dukungan psikologis, kebijakan pro-bisnis, dan pemberdayaan masyarakat adalah langkah-langkah penting yang harus diambil. Melalui kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, diharapkan kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan berkelanjutan, sehingga setiap individu memiliki kesempatan untuk berkontribusi secara positif bagi pembangunan bangsa.


Penulis : Anggita Ayu Sekarwangi

Dosen Pengampu : Eni Rahmawati S.Pd.,M.Pd.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun