Mohon tunggu...
Anggit Amertara Nuswantari
Anggit Amertara Nuswantari Mohon Tunggu... -

I just want to be like a barbie

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Si Juru Kunci dan Janji Merapi

30 Oktober 2010   06:56 Diperbarui: 6 Juli 2015   13:49 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Membicarakan bencana Gunung Merapi, tentu tak luput perhatian kita dari Mbah Maridjan. Yang ditemukan tewas bersujud di dalam dapurnya. Mbah Maridjan ditemukan tewas beserta dengan belasan orang lainnya yang kebetulan ingin membujuk Mbah Maridjan untuk dievakuasi.

Siapa yang tak kenal dengan sosok yang ramah, Mbah Maridjan ?. Mbah Maridjan adalah seorang abdi dalem keraton yang menjabat sebagai juru kunci Gunung Merapi. Pekerjaannya sebagai juru kunci banyak menuai pro dan kontra pada masyarakat.

Tugas sebagai juru kunci Merapi memanglah sangat berat. Karena, kesetiaan dan tanggung jawab penuh atas masyarakat daerah sekita juga diperlukan. Seorang juru kunci merapi akan menjadi orang yang terakhir yang meninggalkan daerah rawan tersebut.

Banyak masyarakat yang menilai bahwa Mbah Maridjan ini bertindak konyol, karena telah menantang Merapi yang tangguh itu. Ada pula yang menilai bahwa Mbah Maridjan itu sebagai ksatria yang kuat yang tidak pernah menyerah pada keadaan karena tanggung jawabnya atas pekerjaan yang diberikan oleh Sri sultan. Karena, pekerjaan sebagai juru kunci sejak wafat ayahnya pada tahun 1970, Mbah Maridjan setia menekuni kegiatannya untuk memahami sifat dan kebiasaan Gunung Merapi. Hingga gunung merapi menepati janjinya, Mbah Maridjan tetap kukuh pada pendiriannya bahwa ia tidak akan meninggalkan desanya.

Bagi saya, Mbah Maridjan tetap menjadi ksatria karena keberaniannya demi kesetiaannya terhadap profesi yang ia jalani. Tetapi, alam punya janjinya sendiri. Dan alam memiliki rahasianya yang tidak dapat kita tebak. Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi dengan alam di bumi nan elok ini. Kita sebagai penghuni bumi, diwajibkan untuk menjaga dan melestarikannya. Dan dengan sikap siaga pada setiap bencana, mungkin dapat mengurangi korban di dalam bencana yang terjadi. Ini bukan azab, tetapi ini janji Merapi yang telah ditepatinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun