Mohon tunggu...
Anggita Maharani
Anggita Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jember

Perencanaan Wilayah dan Kota

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tegal Besar, Kawasan Perumahan Tidak Ramah Lingkungan

28 September 2022   20:19 Diperbarui: 28 September 2022   20:24 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perumahan diartikan sebagai kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana, pembuangan sampah, tersedianya listrik, telepon, dan jalan yang memungkinkan lingkungan permukiman berfungsi sebagaimana mestinya.
Secara, perumahan merupakan sebuah lingkungan yang terdiri dari kumpulan unit-unit rumah tinggal yang memungkinkan terjadinya interaksi sosial diantara penghuninya, serta dilengkapi prasarana sosial, ekonomi, budaya, dan pelayanan. Lingkungan ini biasanya memiliki aturan-aturan, kebiasaan-kebiasaan, serta sistem nilai yang berlaku bagi warganya.
Jenis perumahan sendiri dibagi menjadi beberapa jenis. Salah satunya perumahan biasa atau perkampungan yang dimiliki oleh perorangan dan bangunan yang berdiri dengan beberapa model.
Selain itu ada Perumahan Nasional (Perumnas) yang merupakan perumahan yang dibangun oleh pemerintah dengan ciri-ciri menggunakan bahan bangunan yang sama, terencana, dan dalam waktu yang bersamaan. Biasanya konsep perumahan Nasional ini tertata rapi, baik bentuknya, jalannya, sanitasi dan sarana umum lainnya. Masyarakat biasanya memiliki rumah tersebut dengan melakukab pembayaran angsuran yang disesuaikan dengan pendapatan mereka.
Rumah sususn (Rusun) yang biasamya dijadikan opsi oleh pemerintah untuk mengatasi masalah penyediaan tempat tinggal bagi warga di kota-kota besar.
Ada kawasan perumahan yang dikembangkan oleh developer swasta atau biasa disebut Real Estate. Komplek perumahan Real Estate ini biasanya di huni oleh keluarga dengan tingkat ekonomi Menengah ke atas. Bangunannya juga menarik dan halaman nya cukup luas.
Selain itu ada kondominium yang condong pada hal kepemilikan bangunan atau hak guna bangunan. Kondominium adalah apartemen yang dijual untuk dimiliki oleh masing-masing penghuni yang mana pemilik nya dapat memakai, menyewa atau menjualnya kepada orang lain.
Hal ini mendorong para developer untuk mencari lahan-lahan pertanian yang akan dijadikan sebagai kawasan perumahan tersebut. Akibatnya banyak lahan-lahan pertanian yang dikonversi menjadi kawasan perumahan.
Salah satu contoh kepadatan lahan perumahan di kabupaten Jember yakni terletak di kelurahan Tegal besar kecamatan Kaliwates kabupaten Jember. Kelurahan ini memiliki banyak komplek perumahan yang dihuni oleh warga-warga pendatang dari kota lain yang bekerja di kabupaten Jember. Tidaknya ada kurang lebih 20 perumahan yang sudah berdiri di kelurahan Tegal besar yang tersebar di tujuh lingkungan, yakni Perumahan bumi muktisari, Perumahan bumi Tegal besar, Perumahan griya Tegal besar, Perumahan indah Tegal besar, perumahan istana Tegal besar, Perumahan pondok gede permai, Perumahan pondok mutiara regency, Perumahan Queen Residence, Perumahan roseal city Residence, Perumahan taman anggrek regency, Perumahan taman gading, perumahan Tegal besar cluster, perumahan Tegal besar Estate, perumahan Tegal besar harmoni perumahan Tegal besar permai I, perumahan Tegal besar permai II, perumahan Tegal besar Raya, Perumahan villa tegal besar dan Perumahan green garden Residence. Perumahan-perumahan tersebut biasanya dikelola oleh developer swasta.
Kelurahan Tegal besar sendiri menjadi kelurahan yang memiliki jumlah penduduk terbesar di kecamatan Kaliwates. Menurut hasil sensus penduduk tahun 2020, Sebanyak 41.851 jiwa tersebar di kelurahan Tegal besar.

Kelurahan Tegal besar adalah kelurahan terluas yang berada di kecamatan Kaliwates dengan prosentase luasnya 30,5% dari luas wilayah kecamatan Kaliwates. 

Dari sekian banyaknya perumahan yang ada di kelurahan Tegal besar, pastilah menimbulkan dampak positif dan negatif bagi lingkungan dan masyarakat di sekitarnya.
Dampak positif yang bisa dirasakan masyarakat di sekitar yaitu adanya potensi bagi UMKM untuk membuka usaha di tengah keramaian dan kepadatan kelurahan Tegal besar. Banyak cafe-cafe restoran pusat perbelanjaan pusat peribadatan serta fasilitas pendidikan yang menjadi sarana penunjang bagi masyarakat yang tinggal di sana.
Namun tidak dapat dipungkiri, pembangunan Perumahan dengan skala besar-besaran dapat mengakibatkan banyak dampak negatif bagi lingkungan. Lahan-lahan yang digunakan sebagai tempat Perumahan tersebut tidak lain adalah lahan pertanian yang mana menjadi sektor utama dalam penyediaan bahan pangan. Berkurangnya lahan-lahan terbuka hijau dikarenakan penggunaan paving di seluruh kawasan perumahan tersebut. Akibatnya daerah resapan air berkurang serta dapat menyebabkan saluran sanitasi terganggu. Kepadatan penduduk yang terjadi di kelurahan Tegal besar juga meningkatkan polusi udara dikarenakan banyaknya pengguna kendaraan bermotor yang melintas. Tak hanya itu jalur di area kawasan Tegal besar juga sering dilalui oleh truk-truk besar yang memotong jalan dari arah Pakem menuju arah kota. Truk-truk besar tersebut memberikan polusi yang mengakibatkan area di sekitar menjadi kurang sehat karena kurangnya pohon-pohon yang seharusnya menjadi penyaring udara.
Ruas jalan yang sempit tidak memungkinkan untuk dilalui oleh truk-truk besar dengan muatan yang berat. Sehingga sering terjadi kemacetan pada jam-jam pulang kantor dan sekolah. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi pemerintah kabupaten Jember untuk menindaklanjuti serta memberi perhatian lebih terhadap kondisi kelurahan Tegal besar yang menjadi pusat pemukiman penduduk di Kota Jember.
Tak hanya itu, kualitas jalanan di sekitar kelurahan Tegal besar banyak yang rusak dan berlubang. Ini juga disebabkan oleh truk-truk besar yang sering melintas di jalan tersebut. Meskipun sudah melewati perbaikan yang rutin setiap tahun tapi masih saja akan cepat rusak kembali di beberapa bulan setelah perawatan dan perbaikan. Jalanan yang rusak dan berlubang akan meningkatkan resiko kecelakaan lalu lintas yang dapat membahayakan masyarakat sekitar.
Selain berdampak pada kerusakan lingkungan, pembangunan Perumahan juga berdampak pada aspek sosial masyarakat. Di dalam Perumahan biasanya para penghuni banyak bersikap individualis, kawasan perumahan terkesan sepi pada siang hari karena para penghuni sedang bekerja dan bersekolah. Rata-rata pekerjaan masyarakat di perumahan Kota adalah pegawai kantoran, guru, pegawai kesehatan yang biasanya berangkat kerja pada jam 06.00 pagi dan akan kembali ke rumah pada jam 17.00 sore. Sedangkan pada malam hari para penghuni hanya akan menghabiskan waktunya bersama keluarga di dalam rumah. Hal ini menyebabkan menurunnya sikap partisipan dan sikap sosialisme masyarakat perumahan terhadap sesama tetangga.
Biasanya para kepala Rukun tetangga atau Rukun warga memiliki kegiatan yang dapat menjadi wadah perkumpulan bagi para keluarga di perumahan tersebut. Beberapa kegiatan seperti lomba 17 Agustus, arisan PKK, kerja bakti dan gotong royong, serta kegiatan-kegiatan lain di hari besar nasional maupun agama. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat menjembatani para warga untuk bersikap sosial kepada sesama tetangganya.
Di kawasan perumahan, biasanya terdiri dari masyarakat yang memiliki beragam agama serta suku. Maka dari itu terkadang sulit untuk merutinkan suatu budaya tertentu di dalam kawasan perumahan. Contohnya seperti rutinitas yasinan yang biasa dilakukan oleh pemeluk agama Islam dalam seminggu sekali yang diikuti oleh bapak-bapak di pemukiman tersebut. Rutinitas ini sebenarnya juga dapat menjadi kegiatan sosial yang menjembatani para warga di suatu kawasan permukiman. Namun kembali lagi kawasan permukiman di suatu Perumahan tidak hanya dihuni oleh satu pemeluk agama saja. Meskipun agama Islam adalah agama mayoritas yang dianut oleh warga Indonesia namun tidak dapat dipungkiri bahwa kita berada di dalam banyak perbedaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun