Transportasi umum adalah layanan angkutan penumpang oleh sistem perjalanan kelompok yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat umum. Biasanya dikelola sesuai jadwal, dioperasikan pada rute yang ditetapkan dan dikenakan biaya untuk setiap perjalanan. Sebagian besar sistem transportasi umum berjalan di sepanjang rute tetap dengan titik pemberhentian dengan jadwal yang telah diatur sebelumnya. Transportasi umum ini biasanya berjalan dari terminal satu ke terminal lain melewati jalanan kota.
Eksistensi transportasi umum atau yang lebih dikenal dengan mobil kuning (Lin) mulai memudar. Kelemahannya terletak pada efisiensi waktu. Waktu yang diperlukan untuk naik Lin relatif lebih lama daripada kita memesan Ojek. Dikarenakan sopir pasti mencari calon penumpang dari pinggir jalan. Maka mobil akan berjalan dengan kecepatan yang lambat sambil sesekali menurunkan penumpang.
Di Jember sendiri, penggunaan transportasi umum masih seringkali digunakan oleh kalanagn remaja pelajar yang memilih drop spot di area yang dilintasi Lin, walaupun frekuensinya tak sebanyak dulu. Hal itu disebabkan karena Lin masih mematok hargamurah untuk tarif perjalanannya yaitu 2000-5000 rupiah.
Angkutan umum (Lin) di Jember sendiri biasanya terdiri dari beberapa rute yaitu, Lin A dengan Rute Tawang Alun-Arjasa via Jalan Utama, Lin B dengan Rute Tawang Alun –Arjasa via Gebang, Lin C dengan Rute Tawang Alun – Arjasa via Kreongan, Lin D dengan Rute Tawang Alun – Pakusari via Kampus, Lin E dengan rute Tawang Alun – Pakusari via Jalan Utama, Lin G dengan Rute Tawang Alun – Galdak Talangsari dan Gladak Pakem.
Di tahu 2009 Go-Jek didirikan oleh seorang pengusaha muda Indonesia Lulusan Harvard University , Nadiem Makariem yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Sebagai orang yang menggunakan transportasi ojek, Nadiem melihat ternyata sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh pengemudi ojek hanyalah sekadar mangkal menunggu penumpang. Padahal, para tukang ojek bisa saja mendapatkan penghasilan lebih banyak bila terus mencari penumpang. Dari pengalamannya tersebut Nadiem Makarim melhat adanya peluang untuk membuat sebuah layanan transportasi yangdapat menghubungkan penumpang dan pengemudi. Hingga tahun 2016, aplikaso Go-jek sudah diunduh oleh pengguna smarthphone sebanyak lebih dari 10 Juta kali unduhan di Google Store.
Tujuan didirikannya Go-Jek sendiri yaitu meningkatkan kualitas hidup bagi seluruh tukang ojek yang ada di Indonesia. Go-Jek pun berhasil membuka lapangan pekerjaan baru yang terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia. Go-Jek sudah berkontribusi sekitar 1,7 Triliun per tahun bagi perekonomian di Indonesia melalui mitra UMKM. Pembukaan layanan transportasi ojek online ini memberi banyak manfaat bagi banyak pihak. Salah satunya adalah membuka banyak lowongan pekerjaan bagi masyarakat. Sampai saat ini, ada lebih dari 1,5 juta mitra transportasi online yang secara aktif terus berupaya mencari nafkah dari bisnis layanan digital tersebut.
Go-Jek bercita-cita untuk menjadi perusahaan yang mampu menggerakkan apa pun dengan mode kendaraan apapun dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.
Aplikasi Go-Jek tidak hanya menyediakan fitur untuk moda transportasi roda dua saja (GoRide) akan tetapi juga memiliki layanan Go Car yang bisa memuat kapasitas 4-6 orang dalam satu mobil. Selain itu ada juga beberapa fitur seperti layanan delivery makanan (Go Food), layanan jasa kirim paket instan (Go Send), layanan belanja (Go Mart), dan masih banyak lagi. Fitur-fitur tersebut memberikan kemudahan bagi manusia dalam memenuhi aktivitasnya sehari-hari. Selain itu, aplikasi ini tak hanya menerima metode pembayaran tunai saja, akan tetapi juga menggunakan beberapa metode pembayaran cashless seperti GoPay dan Transfer Rekening. GoPay sendiri adalah fitur pembayaraan bawaan yang disediakan oleh Go-Jek untuk mempermudah akses pembayaran. GoPay memiliki konsep e-wallet dengan metode pembayaran isi ulang (Top Up).
Selain memiliki banyak benefit bagi masyarakat, ojek online juga memberi dampak negatif. Diantaranya meningkatnya angka penggunaan kendaraan bermotor yang tak lain akan berdampak pada kemacetan di beberapa pusat atau titik kota. Tak sedikit kasus kecelakaan yang terjadi dari pengemudi ojek online. Tak hanya itu, bertambahnya penggunaan kendaraan bermotor juga akan berdampak pada polusi udara yang bisa mengurangi kelestarian lingkungan.
Harga Go-Jek sendiri telah mengalami beberapa penyesuaian oleh beberapa faktor seperti naiknya harga bbm, gaji UMR dan komponen perhitungan jasa lainnya. Per tanggal 9 September 2022 harga Go-Jek mengalami penyesuaian yaitu di Zona I (Sumatra, Jawa, Bali non Jabodetabek) per 4 Km pertama yaitu berkisar 8.000-10.000 rupiah. Dalam Zona II (Jabodetabek) harga per 4 Km pertamanya sekita 10.200-11.200 rupiah. Sedangkan di Zona III (Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua) harganya sekitar 9.200-11.000 rupiah per 4 Km pertama.
Fenomena ojek online di Jember sendiri mulai muncul di tahun 2016 yang dipicu oleh kesuksesan ojek online yang ada di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Konsep itu yang kemudian diadaptasi oleh anak muda kreatif Jember. Pemuda Kreatif Jember melihat ini sebagai peluang usaha di bidang jasa yang bisa diterapkan di kota jember mengikuti jejak Go-Jek dan Grab. Ada beberapa layanan ojek online yang ada di kota Jember sebelum Go-Jek masuk di kota ini. Salah satu kreasi anak muda di Jember yaitu Bang-Jek yang bergerak di bidang pelayanan ojek dan kurir di wilayah Jember dan sekitarnya. Bang-Jek menawarkan jasa antar-jemput orang dan barang dengan pelayanan yang anti ribet.
Penggunaan layanan transportasi ojek online memang mempermudah proses kita dalam mengunjungi suatu tempat di dalam kota. Baik itu dari segi pemesanan, pelayanan, serta metode pembayaran memang patut kita acungi jempol. Tak sedikit dari masyarakat yang memilih mengeluarkan uang lebih banyak agar bisa mencapai tujuannya dengan tepat waktu menggunakan ojek online. Namun, keberadaan transportasi berbasis online dan aplikasi ini seringkali menimbulkan keresahan bagi kebanyak sopir angkutan umum di Jember pun di kota-kota lain. Pasalnya para penumpang angkutan umum kini banyak beralih menggunakan aplikasi ojek online tersebut. Hal ini memicu aksi mogok kerja serta demo di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jember yang terjadi pada tahun 2019 silam. Ratusan sopir angkot dan ojek konvensional menggelar aksi demo dengan tujuan menuntut pemerintah untuk memberhentikan operasional ojek online di kota jember apabila masih mengganggu aktivitas angutan umum. Mereka juga mendesak agar para dewan membantu mengusung aspirasi para sopir angkot tersebut. Mereka mengaku, sejak munculnya jasa transportasi online ini, pendapatan mereka turun drastis. Mereka mengalami sepi penumpang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Demo itu pun berjalan tertib dengan dijaga oleh aparat kepolisian. Mereka baru membubarkan aksinya setelah mendapatkan kesepakatan dari pemerintah jika operasional ojek online harus berada jauh dari pangkalan transportasi angkutan umum dengan radius 1 Km.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H