Mohon tunggu...
Anggita Divacitra
Anggita Divacitra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

A writer and reader.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Amerika Serikat Era Obama vs Trump, Lebih Baik Mana?

8 Januari 2023   12:00 Diperbarui: 8 Januari 2023   12:12 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berbicara tentang negara adidaya dan adikuasa alias Amerika Serikat memang tak akan ada habisnya. Ada banyak sisi dan faktor yang dapat disoroti masyarakat dunia. Terlebih lagi jika konteksnya menyoroti orang nomor satu mereka, yaitu presiden. Mantan presiden Amerika Serikat baik Barack Obama maupun Donald Trump mendapatkan perhatian tersendiri.

Tiap-tiap presiden tentu memiliki cara untuk menentukan alur pola politik dan kebijakannya masing-masing. Antara Obama dan Trump dengan latar belakang partai yang berbeda jadi penanda jelas bahwa politik dan kebijakan Amerika Serikat kala dipegangnya saling bertolak belakang. Mari menilik lebih lanjut terlebih dahulu pada era pimpinan Barack Obama.

Obama berasal dari partai demokrat di mana demokrat lebih bersifat progresif dengan terbuka pada ide-ide baru. Dalam kepemimpinannya Obama cenderung mengedepankan soft power, artinya segala permasalahan yang hadir diselesaikan dengan cara-cara diplomasi dan negosiasi. 

Selain itu, kerja sama bilateral-multilateral antara Amerika Serikat dan negara-negara lainnya sangat terbuka luas. Terutama hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara Asia, seperti China yang tak dianggapnya sebagai musuh melainkan keduanya sama-sama negara besar yang bekerja sama guna wujudkan perdamaian dunia dengan kata lain disini Obama turut menghadirkan strategi selective engagement.

Kekuatan militer Amerika Serikat yang kuat tetap Obama pertahankan, tetapi tak sepenuhnya menjadi fokus Obama untuk selalu mengedepankan militeristik melainkan Obama menggesernya pada multilateralisme. Namun, ini tak berarti militeristik dihilangkan sepenuhnya, hanya saja dikurangi. 

Dibalik kelebihan-kelebihan Obama dalam memimpin Amerika Serikat kala itu tak menutup kemungkinan terdapat banyak kekurangan selama masa pimpinan Obama, diantaranya tidak melakukan perencanaan yang jelas dan pasti ketika intervensi militer di Libya dan keterpihakan Amerika Serikat terhadap Israel mengingat kepentingan Amerika dipegang oleh Israel.

Bergeser pada mantan presiden Amerika Serikat selanjutnya, Donald Trump. Trump merupakan bagian dari partai republik yang mana dikenal memiliki kebijakan-kebijakan yang agresif dan konservatif. Selama kepemimpinan Trump, Amerika Serikat berjalan dengan pola hard power. Melihat dari sifat Trump yang begitu agresif, kompetitif, dan ambisius maka sangat tidak mungkin jika ia akan membawa Amerika Serikat ke dalam soft power. Trump menganggap negara-negara yang tidak menguntungkan Amerika Serikat sebagai ancaman sehingga sewaktu kepemimpinannya Amerika Serikat sangat memproteksi diri.

Dalam kacamata Trump pun China dianggap sebagai musuh besar melihat potensi negaranya yang dapat sebanding dengan Amerika. Sesuai dengan apa yang menjadi slogan kampanyenya waktu itu, Make America Great Again, artinya kepentingan domestik harus diutamakan dan jauh lebih dipentingkan. 

Kebijakan dalam dan luar negeri Amerika Serikat pun dijalankan melalui kebijakan Amerika First, yakni dalam menjalin hubungan dengan negara lain, kepentingan Amerika Serikat tetap yang utama dan harus di dahulukan. Latar belakang Trump sebagai pengusaha konglomerat ini membuka jalan lebar bagi aktor non negara, seperti pengusaha dan individu berperan banyak dalam pengambilan keputusan luar negeri Amerika Serikat.

Itu dia bagaimana politik Amerika Serikat berjalan ketika masa presiden Barack Obama dan Donald Trump. Keduanya memiliki cara-cara tersendiri guna mempertahankan maupun meningkatkan Amerika Serikat jadi lebih baik. Tiap presiden jelas mempunyai kebijakan masing-masing dengan pola pikir berbeda yang menurutnya ini keputusan terbaik untuk Amerika Serikat. 

Di samping itu segala kekurangan dan kontroversi menjadi hal yang selalu ada dalam diri pemimpin karena bagaimanapun seorang presiden tak akan sepenuhnya membawa hal-hal yang akan disukai semua masyarakat. Pasti ada yang bertolak belakang, tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun